Berdasarkan riset yang dilakukan peneliti pada siswa di Kabupaten Jepara dan Kudus menyatakan bahwa sebesar 54,4% siswa menganggap Fisika merupakan pelajaran yang paling sulit diantara pelajaran lain dan membosankan. Hal tersebut menyebabkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika sangat rendah. Maka dari itu perlu adanya inovasi dalam pembelajaran fisika agar belajar fisika menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti membuat Physics Webtoon sebagai sarana media pembelajaran fisika. Physics Webtoon merupakan komik digital yang didalamnya berisi sebuah cerita yang membahas tentang peristiwa fisika dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil uji kelayakan oleh ahli media dan materi, Physics Webtoon mendapat nilai 92 dengan kategori sangat layak untuk diterapkan. Sementara hasil angket respon siswa dan wawancara, didapatkan bahwa Physics Webtoon sangat menarik dan siswa lebih termotivasi untuk belajar fisika. Hal tersebut dikarenakan Physics Webtoon memiliki keunggulan diantaranya: tampilannya menarik, dapat diakses dimana saja dan kapan saja, tidak berbayar, dan bahasa yang digunakan dalam Physics Webtoon mudah dipahami. Physics Webtoon dirancang agar materi fisika yang cenderung abstrak dan sulit dipahami dapat disampaikan dengan cara yang lebih menarik dan mudah dimengerti.
Kata Kunci: Physics Webtoon, Fisika, Komik Digital
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang dalam penerapannya dapat mengembangkan kemampuan berfikir analitis seseorang (Erviani, dkk., 2016). Fisika juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri pada siswa. Salah satu tujuan mata pelajaran fisika diajarkan di SMA adalah agar peserta didik mampu menguasai pengetahuan, konsep-konsep dan prinsip fisika serta mempunyai kemampuan dalam mengembangkan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (Nurlaila, 2019).
Namun, seringkali mata pelajaran fisika dianggap pelajaran yang sulit dan membosankan. Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang suka dalam mengaplikasikan banyaknya rumus, media pembelajaran yang kurang efektif dan metode mengajar guru fisika di sekolah kebanyakan masih dominan menggunakan metode ceramah (Agustina, dkk., 2019; Sanari, 2020; Sandari, 2020;). Berdasarkan alasan-alasan tersebut, menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan dalam belajar fisika. Perlu adanya kreativitas dari guru dalam hal mengajar fisika, salah satnya menggunakan media pembelajaran yang lebih menyenangkan agar siswa lebih tertarik dalam belajar fisika (Liza, 2021). Bahkan menurut berita yang dirilis oleh masuk kampus (2025) bahwa Kemendikti Saintek minat anak muda terhadap ilmu sains menurun sehingga banyak prodi fisika ditutup.
Sementara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sudah menyiapkan kurikulum Merdeka untuk diimplementasikan di sekolah tujuannya agar siswa lebih senang belajar mata pelajaran apapun. Pada kurikulum Merdeka, pembelajaran berpusat pada siswa, sementara guru hanya menjadi fasilitator terhadap siswa. Jadi tugas guru melayani kebutuhan belajar siswa agar siswa lebih termotivasi untuk belajar (Kemenristek, 2022).
Dalam kurikulum Merdeka, guru bebas menerapkan metode apapun sebagai bahan mengajar Kurikulum Merdeka dirancang untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDG’s) dibidang pendidikan. Ada 10 target yang ingin dicapai oleh SDG’s dibidang Pendidikan. Salah satunya yaitu pada target poin 4.3 yang menyatakan bahwa akses yang sama ke pendidikan teknis kejuruan, dan Pendidikan tinggi serta poin 4.6 tentang literasi dan numerasi universal ( Sekretariat Nasional SDG’s, 2024). Berdasarkan poin tersebut maka perlu adanya suatu inovasi dibidang pendidikan agar siswa lebih mudah mengakses materi pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Selain itu perlu adanya upaya agar siswa lebih tertarik untuk menambah literasi dan numerasi siswa. Padahal berdasarkan data yang dirilis PISA tahun 2022, Indonesia berada diposisi 69 dari 81 negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa literasi masyarakat Indonesia sangat rendah (OECD, 2022). Perlu adanya upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia.
Pada zaman sekarang ini, siswa lebih suka belajar secara digital dan visual terutama bagi generasi Z. Hal tersebut sesuai dengan riset yang dilakukan oleh peneliti yang menyatakan bahwa sebanyak 73,2% siswa di kabupaten Jepara dan Kudus lebih suka belajar secara visual dibandingkan dengan metode ceramah dan tekstual. Maka dari itu, pembelajaran fisika juga harus menyesuaikan dengan keadaan yang ada yaitu dengan cara bertransformasi kearah visual dan digital agar siswa lebih tertarik untuk membaca dan mempelajari materi fisika (Afnita, 2022). Salah satu metode belajar visual dan digital yaitu menggunakan webtoon. Webtoon merupakan komik digital yang sedang digandrungi oleh generasi Z. media pembelajaran menggunakan webtoon terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar dan literasi siswa (Saepul, dkk., 2020). Apabila konten webtoon diisi dengan materi fisika maka diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan literasi siswa agar suasana belajar fisika lebih menyenangkan.
Berdasarkan analisis tersebut, maka peneliti mengajukan proposal penelitian tentang “Physics Webtoon: Komik Digital Sarana Media Pembelajaran Fisika Modern untuk Menunjang Education for Sustainable Development Goals”.
Nama | : | Tyfannia Adinda Keyzya |
Alamat | : | Jl. Pegadaian Mayong, Mayong, Jepara |
No. Telepon | : | 089514771278 |