Tunanetra merupakan keadaan dimana orang memiliki keterbatasan dalam penglihatannya. Hal tersebut menyulitkan mereka untuk bebas bergerak terutama dalam berjalan. Perlu adanya tongkat pemandu untuk tunanetra yang dapat mendeteksi rintangan yang ada disekitarnya serta orang terdekat bisa mendeteksi keberadaan tunanetra. BINAR merupakan salah satu inovasi yang kami kembangkan untuk memudahkan mobilisasi tunanetra. Dilengkapi dengan Sensor ultrasonik HC-SR04 memungkinkan tongkat tunanetra untuk mendeteksi hambatan di sekitar pengguna dengan lebih akurat. Sensor ultrasonik ini mampu mengukur jarak maksimal 4 meter yang berada di depan tongkat. Ketika sensor mendeteksi adanya objek atau hambatan dalam jarak tertentu, maka BINAR memberikan umpan balik berupa suara atau getaran yang memberitahukan pengguna untuk lebih waspada. Selain itu, BINAR dilengkapi dengan sistem navigasi berbasis GPS yang dapat memberikan informasi terkait posisi penyandang tunanetra. Tombol recory encoder juga mempermudah tunanetra pergike tujuan yang diinginkan dengan cara memutar tombol rotary sehingga BINAR otomatis akan mengeluarkan suara tempat tujuan yang diinginkan tunanetra. Setelah itu BINAR akan mengantarkan ke tempat tujuan sesuai rute. BINAR siap untuk dikomersilkan untuk membantu penyandang Tunanetra dalam mobilisasi sehari-hari.
Kata Kunci : Smart Cane, Tunanetra, Tongkat Putih
Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016, penyandang disabilitas adalah orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama. Keterbatasan ini dapat membuat penyandang disabilitas mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dalam berinteraksi dengan lingkungan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia tercatat sebanyak 22,97 juta orang atau sekitar 8,5% dari total populasi. Menurut Kemendikbud ada sepuluh 10 jenis penyandang disabilitas diaantaranya disabilitas netra, disabilitas rungu, disabilitas daksa, disabilitas intelektual, gangguan emosi dan perilaku, gangguan komunnikasi, disabilitas mental, gangguan perhatian dan hiperaktivitas, kesulitan belajar spesifik, dan gangguan spektrum autis. Salah satu jenis disabilitas yaitu disabilitas netra atau biasa di sebut tunanetra.
Tunanetra merupakan keadaan dimana orang memiliki keterbatasan dalam penglihatannya. Hal tersebut menyulitkan mereka untuk bebas bergerak terutama dalam berjalan. Saat berjalan di luar rumah tentu banyak rintangan dan hambatan yang sulit diperkirakan oleh mereka. Masalah yang kerap di alami penyandang disabilitas Netra adalah mereka biasanya menabrak benda yang sulit terkira dan tersesat di jalan. Untuk berjalan, penyandang tunanetra biasanya berpegangan pada pundak orang lain yang dapat membantunya menentukan arah atau menggunakan bantuan tongkat pemandu tunanetra.
Tongkat pemandu cukup untuk membantu memperkirakan rintangan dan permukaan jalan yang akan dilalui. Tetapi, kemampuannya terbatas pada rintangan tertentu dan memerlukan kontak dengan objek dahulu baru mengetahui adanya rintangan. Seperti benda yang bergerak misalnya, tongkat pemandu biasa tentu tidak bisa mendeteksi adanya objek yang akan mendekat di jarak tertentu, yang terjadi bisa saja penyandang tunanetra malah tertabrak olehnya. Meskipun benda yang bergerak biasanya memiliki suara namun, itu tidak cukup untuk menjadi patokan tunanetra kapan kiranya benda itu mendekat, untuk mereka bisa mengantisipasi, dan menghindarinya. Contoh kasus Pada Februari 2023, ada seorang ibu tunanetra yang tersesat di solo hingga hampir tercebur ke Sungai (Argadiraksa, 2023). Tunanetra tersesat adalah hal yang biasa terjadi dan bisa kapan saja. Bagi Sebagian mereka mungkin akan merasa takut untuk berjalan sendiri karena hal itu. Saat mereka tersesat ketika berjalan sendiri tidak ada yang bisa mereka andalkan selain alat bantu berjalan (tongkat pemandu) dan bantuan orang lain. Mereka akan kesulitan menemukan jalan untuk pulang atau tempat tujuannya saat tersesat, sehingga keluarganya di rumah akan kesulitan menemukan meraka.
Perlu adanya inovasi tongkat tunanetra agar penyandang tunanetra mudah untuk mobilisasi kemana saja dan kapan saja serta dapat dipantau oleh keluarga atau orang terdekatnya yang bisa mendeteksi lokasi dimana mereka berada, agar mudah untuk melacak keberadaan mereka saat tersesat. Dari sini kami mencoba mengembangkan inovasi tongkat pintar untuk tunanetra yang selain bisa mendeteksi adanya objek juga dapat mengarahkan tunanetra ke tempat tujuan sesuai yang diinginkan. Maka dari itu peneliti membuat “Binar – Tongkat Tunanetra Pintar Berbasis Sensor Ultrasonik yang dilengkapi Gps dan Panduan Suara untuk Membantu Mobilitas Penyandang Tunanetra”
1. Sensor pendeteksi akurat
Sensor HC-SR04 memungkinkan tongkat tunanetra untuk mendeteksi hambatan di sekitar pengguna dengan lebih akurat. Sensor ultrasonik ini mampu mengukur jarak maksimal 4 meter yang berada di depan tongkat. Dengan memberikan informasi perkiraan mengenai jarak objek di sekitar penyandang tunanetra, Sensor HC-SR04 akan mengurangi kemungkinan mereka untuk menabrak benda yang tidak terkira, meningkatkan keselamatan mereka saat bergerak di lingkungan.
2. GPS (Global positioning system)
Fitur GPS pada tongkat tunanetra membantu mereka untuk memetakan lokasi mereka dengan lebih baik. Dengan sistem navigasi berbasis GPS, BINAR dapat memberikan informasi terkait posisi penyandang tunanetra. Hal ini memberikan rasa aman bagi mereka yang ingin berkeliling di tempat baru yang rutenya masih terasa asing, tanpa bergantung sepenuhnya pada bantuan orang lain.
3. Peringatan umpan balik
BINAR dilengkapi dengan sistem peringatan yang responsif. Ketika sensor mendeteksi adanya objek atau hambatan dalam jarak tertentu, tongkat pintar ini memberikan umpan balik berupa suara atau getaran, memberitahukan pengguna untuk lebih waspada. Suara dari sensor membantu mereka untuk merespons lebih cepat dan menghindari potensi bahaya. Dengan begitu perjalanan mereka akan lebih terjamin keamanannya
4. Sistem rotary encoder (tombol fisik)
Sistem rotary encoder pada BINAR memudahkan penyandang tunanetra untuk pergi ke tempat tujuan. Cara kerja dari rotary encoder yaitu dengan cara memutar tombol yang nantinya akan menunjukkan tujuan dari lokasi yang diinginkan. Apabila tombol diputar maka otomatis BINAR akan mengeluarkan suara berupa lokasi sesuai yang di setting sesuai kebutuhan dari tunanetra. Apabila lokasi tujuan sudah sesuai dengan yang penyandang tunanetra ingin, maka otomatis BINAR akan mengarahkan tunanetra ke lokasi tersebut. Misal, penyandang tunanetra ingin pergi ke “rumah” maka BINAR akan mengarahkan ke rumah.
Nama | : | Muhammad Haidar |
Alamat | : | Jl. Pegadaian Mayong, gleget, RT.05/RW.09, Gloge, Mayong Lor, Kec. Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah 59465 |
No. Telepon | : | 088216336424 |