Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya permintaan masyarakat terhadap makanan instan, seperti nugget, yang sering kali kurang memenuhi kebutuhan gizi harian. Di Kabupaten Wonogiri, terdapat potensi sumber daya alam yang melimpah, terutama gaplek, yang belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan nugget sehat dengan memanfaatkan tepung gaplek, ikan nila, daun kelor, dan tepung koro pedang, serta menarik minat kalangan muda. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen melalui beberapa tahapan. Tahap pertama meliputi pemotongan dan pembersihan daging ikan nila. Pada tahap kedua, tepung gaplek dan tepung koro pedang disaring untuk mendapatkan tekstur yang lebih halus. Tahap ketiga, daging ikan nila dihaluskan bersama daun kelor dan bumbu. Tahap keempat adalah pengukusan adonan nugget hingga matang dan siap dikemas. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa nugget sehat Ganil Keko memiliki kandungan gizi yang seimbang, dengan kadar air 52,42%, kadar abu 2,11%, kadar lemak 1,79%, kadar protein 11,83%, karbohidrat 31,91%, dan serat kasar 4,41%. Inovasi produk ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam di Kabupaten Wonogiri, mendukung program pemerintah dalam mencegah stunting pada anak-anak dan remaja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner yang disebar kepada masyarakat dan warga SMA Negeri 2 Wonogiri, dengan total 94 responden. Penelitian ini menunjukkan potensi besar dalam menciptakan makanan sehat dan bergizi berbasis bahan lokal.
Kata kunci : nugget, gizi, stunting, gaplek, nila, daun kelor, koro pedang.
Makanan instan atau junk food merupakan makanan populer yang banyak diminati terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Salah satu produk junk food adalah nugget, yang mana nugget ini banyak diminati karena dinilai praktis dan efisien dalam proses pengolahannya. Rasa nugget yang dianggap lezat membuat makanan itu sendiri semakin disukai masyarakat. Namun, nugget seringkali mengandung bahan pengawet, natrium dengan kadar tinggi, dan bahan tambahan lainnya yang kurang baik bagi kesehatan. Bahan-bahan tersebut dapat memicu timbulnya masalah kesehatan seperti meningkatkan resiko obesitas, diabetes, hipertensi, kerusakan hati, dan lain sebagainya sehingga produk nugget komersial kurang sehat untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Selain itu, bahan utama dari produk nugget pada umumnya adalah daging ayam yang dapat berdampak signifikan bagi lingkungan. Peternakan ayam berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca global, karena produksi ayam pedaging mengeluarkan 45% lebih banyak gas rumah kaca berbahaya daripada bentuk produksi unggas lainnya.
Sementara itu, di daerah Kabupaten Wonogiri terdapat banyak sekali bahan baku yang lebih ramah lingkungan untuk dijadikan bahan produksi nugget. Kurangnya pemanfaatan pahan pangan lokal secara optimal di Kabupaten Wonogiri menyebabkan menumpuknya limbah bahan pangan baik dalam sektor agraris maupun maritim sehingga berdampak kurang baik bagi lingkungan. Selain itu, komoditas bahan pangan lokal di Kabupaten Wonogiri juga sangat berpotensi dalam meningkatkan perekonomian daerah. Namun sayangnya, pemanfaatan yang belum optimal membuat bahan pangan lokal ini menjadi sedikit terabaikan.
Mengacu pada masalah-masalah tersebut, kami menawarkan solusi dengan menciptakan produk inovasi nugget yang mengintegrasikan empat bahan pangan lokal yang sering dijumpai di daerah Kabupaten Wonogiri sebagai bahan baku pembuatan nugget yaitu tepung gaplek, ikan nila, daun kelor, dan tepung koro pedang. Penggunaan tepung gaplek sebagai salah satu bahan pangan khas Wonogiri akan menciptakan sebuah inovasi baru dalam pemanfaatan bahan pangan lokal di mana belum ada nugget yang menggunakan tepung gaplek sebagai bahan baku. Selain itu, penggunaan ikan nila sebagai salah satu ikan budidaya yang mudah dijumpai dan menjadi komoditas pangan Wonogiri juga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sektor perikanan yang ada di Kabupaten Wonogiri, di mana Kabupaten Wonogiri terkenal dengan Waduk Gajah Mungkur yang memiliki luas perairan maksimum 9.100 hektar dengan daya tangkap ikan mencapai 1.016 ton pada tahun 2023. Jumlah itu disumbang dari produksi perikanan budi daya kolam, karamba jaring apung (KJA) di Waduk Gajah Mungkur, dan tangkap di waduk dan laut. Dari jumlah tersebut, produksi perikanan budi daya ikan keramba jaring apung di Waduk Gajah Mungkur yang paling mendominasi dengan jumlah 6.936 ton/tahun. Sementara ikan hasil tangkapan di perairan itu sekitar 3.900 ton/tahun. Berdasarkan jenisnya, ikan nila paling banyak dihasilkan dari perairan Waduk Gajah Mungkur. Daun kelor dan tepung koro pedang juga menjadi bahan pangan lokal dengan segudang manfaat yang banyak ditemui di daerah setempat, kedua bahan pangan ini telah sering digunakan dalam produk makanan. Namun, dalam penerapannya sebagai kombinasi dalam nugget masih sangat terbatas dan belum banyak dieksplorasi.
Dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang memiliki berbagai manfaat, produk nugget sehat Ganil Keko dapat mengurangi resiko penyakit kronis akibat pengawet, lemak jenuh, maupun zat tambahan lainnya. Dengan adanya perbaikan gizi pada nugget sehat Ganil Keko, diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam mencegah dan mengurangi stunting. Di samping itu, kami juga turut mendukung keberlanjutan lingkungan melalui penggunaan bahan pangan yang lebih ramah lingkungan serta mengurangi limbah pertanian dan perikanan di Wonogiri. Pemanfaatan bahan pangan lokal sebagai sumber daya di Wonogiri juga dapat mendukung pertumbuhan perekonomian masyarakat sekitar.
Sumber :
BPK RI. (2021). Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 72 Tahun 2021, Percepatan Penurunan Stunting. https://peraturan.bpk.go.id/Details/174964/perpres-no-72-tahun-2021
Solopos. (2024). WGM Sumbang Produksi Ikan Terbanyak di Wonogiri, Capai 10.000 Ton per Tahun. https://solopos.espos.id/wgm-sumbang-produksi-ikan-terbanyak-di-wonogiri-capai-10-000-ton-per-tahun-1940254
Wikipedia. (nd). Waduk Gajah Mungkur. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Waduk_Gajah_Mungkur
Produk nugget sehat Ganil Keko yang berbahan dasar ikan nila, tepung gaplek, daun kelor, dan tepung koro pedang memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan nugget ikan kembung yang diteliti oleh Komang Ayu Puspa Hapsari dkk. (2022) dalam jurnal ITEPA, terutama dalam aspek nutrisi, keberlanjutan bahan baku, dan potensi fungsional sebagai berikut :
Keunggulan produk nugget sehat Ganil Keko dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Perbandingan Bahan Baku Per 100gr
No. | Komponen Gizi | Nugget Sehat Ganil Keko | Nugget Ayam Komersial |
---|---|---|---|
1. | Kadar Air | 52,42% | 35,00% |
2. | Kadar Abu | 02,11% | 0,72% |
3. | Kadar Lemak | 01,79% | 14,00% |
4. | Protein | 11,83% | 11,00% |
5. | Karbohidrat | 31,91% | 22,00% |
6. | Serat Kasar | 04,41% | 0,1% |
Tabel 2. Perbandingan Komposisi
No. | Nugget Sehat Ganil Keko | Nugget Ayam Komersial |
---|---|---|
1. | Ikan Nila | Daging Ayam |
2. | Daun Kelor | Tepung Terigu |
3. | Tepung Gaplek | - |
4. | Tepung Koro Pedang | - |
Sumber : Fatsecret.(nd).Kalori dalam Chicken Nugget dan Fakta Gizi.https://www.fatsecret.co.id
Nama | : | Dita Niandra |
Alamat | : | Dongol, RT 02/RW 04, Kel. Slogohimo, Kec. Slogohimo, Kab. Wonogiri Wonogiri |
No. Telepon | : | 085869023331 |