DIVERSIFIKASI PANGAN: HYPU (Hyblea puera) SEBAGAI HI-PROGUM

      Kebutuhan protein hewani yang tinggi, terutama bagi anak-anak, mendorong pengembangan pangan fungsional yang bergizi dan menarik. Salah satu sumber protein alternatif yang berpotensi adalah kepompong ulat jati (Hyblaea puera), yang masih jarang dimanfaatkan dalam produk pangan.

      Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah rendahnya konsumsi protein hewani pada anak-anak serta kurangnya variasi produk pangan yang bergizi namun tetap disukai oleh konsumen muda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengembangkan HI-PROGUM, permen gummy berbasis protein dari kepompong ulat jati, sebagai solusi alternatif dalam upaya diversifikasi pangan di Indonesia.

      Metode penelitian yang dilakukan dengan eksperimen melalui yaitu preparasi, proses pembuatan permen, proses menghasilkan produk. Dalam proses preparasi terdapat pembersihan dan sterilisasi kepompong ulat jati. Di proses pembuatan permen kami mencampurkan bahan-bahan, seperti gelatin, gula, citric acid, dsb. Tahapan pembuatan produk dilakukan pendinginan dalam lemari es, serta pengujian hasil baik secara sensoris maupun kimiawi. Pengujian kadar protein dalam permen dilakukan di Laboratorium BPSMB Surakarta.

     Hasil dari penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa formula HI-PROGUM mengandung protein sebesar 12,7%. Hal ini dapat menunjukkan bahwa HI-PROGUM terbukti memiliki kadar protein yang lebih tinggi dibanding permen gummy lainnya yang hanya mengandung protein sebanyak 8%. Analisa sensoris juga dilakukan untuk mengetahui peneriman permen gummy kepada konsumen baik dari segi rasa, tekstur, dan warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HI-PROGUM mengandung protein yang tinggi, sehingga dapat memenuhi asupan protein hewani perhari. Juga dapat menjadi alternatif pengganti permen yang sering dikonsumsi anak-anak.

Kata kunci : Protein tinggi, HI-PROGUM, Diversifikasi pangan, Analisis sensoris, Hyblaea Puera

Stunting masih menjadi masalah besar yang terjadi di Indonesia. Menurut data Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Indonesia di angka 21,6%. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun menurun tetapi angka tersebut masih tergolong tinggi, karena menurut standard WHO di angka 20%. Rendahnya konsumsi protein hewani pada anak-anak sebagai factor resiko terjadinya stunting. Protein dianggap mampu mencegah stunting dikarenakan mengandung asam amino, mineral dan vitamin yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Protein hewani mengandung asam amino esensial, asam amino ini tidak dapat diproduksi oleh tubuh sendiri sehingga seluruh asupan asam amino asensial didapatkan dari makanan. Asupan protein hewani terutama yang berasal dari susu juga masih kurang untuk memenuhi protein hewani. Dikarenakan tidak sedikit anak yang alergi terhadap susu sapi. Juga dengan anak-anak yang tidak menyukai rasa dari susu etawa.

Masalah tersebut yang melatarbelakangi kami untuk berinovasi dalam peningkatan deversifikasi pangan. Kami menggunakan sumber pangan hewani, yaitu kepompong ulat jati (Hyblaea puera) disebut juga dengan nama entung. Kami memperhatikan di lingkungan sekitar Wonogiri terdapat hutan yang terdapat banyak hama Hama hutan sering dipandang sebagai hewan perusak atau penyebab penyakit pada pohon, sehingga perlu dikendalikan. Serangga yang menjadi salah satu tipe hama pokok yang kerap kali mengakibatkan kerusakan pada pepohonan di area hutan. Walaupun demikian, terdapat beberapa jenis hama yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan, seperti rayap, keong, dan ulat daun jati. Hama tersebut diketahui mengandung nilai gizi yang dapat digunakan sebagai makanan yang baik untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat, yang tentunya cocok digunakan dalam peningkatan nilai gizi masyarakat. Usaha pemanfaatan dari pengolahan kepompong ulat jati merupakan usaha untuk mengurangi masalah kekurangan gizi masyarakat Indonesia. Kami menginovasikan kepompong ulat jati menjadi sebuah produk Permen HI-PROGUM yang nantinya akan menjadi alternatif bahan pangan yang kaya akan protein hewani

Inovasi ini menawarkan pemanfaatan kepompong Hyblea puera (ulat jati) sebagai bahan baku produk pangan fungsional berbentuk gummy, yang dinamakan HI-PROGUM (High Protein Gummy). Meskipun telah terdapat penelitian terdahulu yang mengembangkan biskuit berbahan dasar kepompong ulat jati, inovasi ini menghadirkan pembaharuan signifikan dari segi bentuk produk, pendekatan pengolahan, serta daya tarik konsumen.

HI-PROGUM dirancang dalam bentuk permen kenyal (gummy) yang lebih praktis dan diminati oleh berbagai kalangan, khususnya anak-anak dan remaja. Bentuk ini memberikan alternatif baru dalam konsumsi protein hewani, berbeda dengan biskuit yang umumnya memiliki tekstur kering dan kurang variatif dalam segi pengalaman konsumsi. Selain itu, bentuk gummy memungkinkan penambahan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral, sehingga meningkatkan nilai fungsional produk.

Dari segi teknologi pengolahan, inovasi ini memanfaatkan proses formulasi dan ekstraksi yang dirancang untuk mempertahankan kandungan gizi utama dari kepompong, terutama protein, asam amino esensial, dan lemak sehat. Penggunaan Hyblea puera sebagai bahan baku juga dinilai potensial karena ketersediaannya yang melimpah secara musiman di wilayah hutan jati, serta masih terbatas pemanfaatannya dalam industri pangan.

Dengan demikian, inovasi HI-PROGUM tidak hanya berfungsi sebagai alternatif sumber protein hewani yang berkelanjutan, tetapi juga sebagai solusi pangan inovatif yang adaptif terhadap preferensi konsumen modern. Inovasi ini diharapkan dapat mendukung upaya diversifikasi pangan nasional serta meningkatkan nilai tambah dari potensi hayati lokal yang belum banyak dikembangkan.

Nama : Rima Octaviana Ramadhani
Alamat : Jl. Nakula V, Wonokarto Tengah, Wonokarto, Kec. Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57612
No. Telepon : 081327372930