Literasi dan numerasi membangun fondasi yang kuat bagi kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dalam upaya meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi siswa, SDN 1 Ngancar melaksanakan praktik baik “Taman Dolanan Literasi dan Numerasi”. Ada dua area utama yaitu pertama, Taman Literasi atau “Lumbung Basa”. Peserta didik menuliskan kata berbahasa jawa dan artinya di secarik kertas dan selanjutnya dimasukkan ke dalam bumbung. Peserta didik wajib mengaplikasikan kata yang ditulis dalam kegiatan sehari-hari. Setiap hari Senin, mereka akan panen basa selanjutnya membentuk kalimat dan menuliskan ke dalam lumbung basa yang telah disiapkan. Implikasi dari kegiatan ini adalah kosakata bahasa jawa akan bertambah dan anggah ungguh semakin baik.
Kedua, Taman Numerasi Dolanan, area ini peserta didik belajar Matematika melalui permainan tradisional seperti dakon, gatheng, congklak, engklek, dan lain-lain. Permainan tradisional bukan hanya sarana hiburan tetapi juga alat pembelajaran yang efektif, terutama dalam mengembangkan keterampilan numerasi pada peserta didik. Melalui permainan, peserta didik dapat belajar konsep matematika dasar dalam lingkungan yang menyenangkan serta dalam permainan tradisional juga melibatkan perhitungan dan strategi.
Literasi dan numerasi yang diperoleh melalui permainan tradisional tidak hanya memperkaya keterampilan akademis tetapi juga berkontribusi pada pembentukan karakter dan sikap yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Literasi numerasi adalah fondasi untuk memahami dunia. Tidak hanya menghitung angka, tetapi membuat keputusan cerdas, menyelesaikan masalah, dan melihat peluang di setiap tantangan. Setiap angka yang kita pahami membawa kita selangkah lebih dekat untuk menjadi pemimpin yang bijak dan individu yang berdaya.
Kata kunci: literasi, numerasi, taman dolanan
Teknologi sering dianalogikan bukan sebagai musuh, tetapi seperti api. Api pada dasarnya adalah elemen yang netral, ia bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat ketika digunakan dengan bijak, namun bisa berbahaya jika tidak dikendalikan dengan baik. Demikian pula, teknologi memiliki potensi besar untuk membawa manfaat luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Dengan teknologi, kita bisa mengakses informasi dengan cepat, berkolaborasi tanpa batasan geografis, dan menemukan solusi inovatif untuk berbagai masalah. Seperti api, teknologi memerlukan pengendalian. Ketergantungan pada teknologi dalam belajar bisa mengurangi kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik.
Literasi dan numerasi membangun fondasi yang kuat bagi kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Keduanya saling melengkapi dalam membentuk peserta didik yang mampu menghadapi tantangan dunia nyata dengan cara yang analitis dan inovatif.
Pengaruh teknologi khususnya handphone bagi peserta didik SDN 1 Ngancar yang kurang terkendalikan serta kurangnya pendampingan orang tua, memberi dampak bagi peserta didik SDN 1 Ngancar yaitu berubahnya pola hiburan anak-anak. Handphone menyediakan akses mudah ke berbagai bentuk hiburan digital seperti video game, media sosial, dan aplikasi lainnya. Akibatnya, anak-anak lebih cenderung memilih aktivitas digital yang dianggap lebih menarik dibandingkan dengan permainan tradisional. Penurunan Aktivitas Fisik anak-anak. Permainan tradisional sering kali melibatkan aktivitas fisik yang membantu perkembangan motorik dan kesehatan anak. Sebaliknya, penggunaan handphone biasanya mengarah pada gaya hidup yang lebih sedentari, mengurangi aktivitas fisik yang penting bagi anak-anak. Serta berkurangnya interaksi sosial. Permainan tradisional biasanya dimainkan dalam kelompok dan melibatkan interaksi langsung dengan teman sebaya, yang membantu membangun keterampilan sosial dan kerja sama. Penggunaan handphone, terutama untuk bermain game atau menonton video secara individu, mengurangi kesempatan anak-anak untuk berinteraksi secara langsung dan belajar dari pengalaman bermain bersama.
Yang paling berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran adalah anak-anak lebih menyukai dan mengandalkan mencari referensi dari Google untuk pemecahan masalah belajar dibandingkan membaca buka dan berpikir kritis . Dalam upaya meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi siswa, SDN 1 Ngancar melaksanakan praktik baik “Taman Dolanan Literasi dan Numerasi” yaitu Taman Literasi berupa Lumbung basa dan Taman Dolanan Numerasi.
“Taman Dolanan Literasi dan Numerasi”. Ada dua area utama yaitu pertama, Taman Literasi atau “Lumbung Basa”. Peserta didik menuliskan kata berbahasa jawa dan artinya di secarik kertas dan selanjutnya dimasukkan ke dalam bumbung. Peserta didik wajib mengaplikasikan kata yang ditulis dalam kegiatan sehari-hari. Setiap hari Senin, mereka akan panen basa selanjutnya membentuk kalimat dan menuliskan ke dalam lumbung basa yang telah disiapkan. Implikasi dari kegiatan ini adalah kosakata bahasa jawa akan bertambah dan anggah ungguh semakin baik.
Kedua, Taman Numerasi Dolanan, area ini peserta didik belajar Matematika melalui permainan tradisional seperti dakon, gatheng, congklak, engklek, dan lain-lain. Permainan tradisional bukan hanya sarana hiburan tetapi juga alat pembelajaran yang efektif, terutama dalam mengembangkan keterampilan numerasi pada peserta didik. Melalui permainan, peserta didik dapat belajar konsep matematika dasar dalam lingkungan yang menyenangkan serta dalam permainan tradisional juga melibatkan perhitungan dan strategi.
Dengan mengintegrasikan permainan tradisional dalam penguatan literasi dan numerasi, sekolah tidak hanya membantu siswa menguasai keterampilan dasar akademik tetapi juga mendukung perkembangan sosial, emosional, dan budaya mereka.
Nama | : | SDN 1 NGANCAR KABUPATEN WONOGIRI |
Alamat | : | Dungbendo, Ngancar, Giriwoyo |
No. Telepon | : | 081338418641 |