Indonesia merupakan negara Agraris dimana mayoritas penduduknya bermata
pencaharian sebagai peternak. Banyak jenis peternakan yang dimiliki oleh warga,
salah satunya yaitu peternakan ayam. Menurut data BPS tahun 2022 terdapat 446
perusahaan peternakan di Indonesia dimana 422 perusahaan diantaranya berstatus
aktif, 20 perusahaan dengan status tutup sementara, dan 4 perusahaan berstatus
tutup. Peningkatan jumlah perusahaan peternakan ini tidak hanya berdampak positif
seperti membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat juga, akan tetapi berdampak
negatif juga bagi masyarakat. Munculnya bau tak sedap yang dihasilkan dari
peternakan ayam kerap jadi permasalahan bagi masyarakat sekitar, munculnya bau
tak sedap ini tentunya berasal dari kotoran yang dihasilkan oleh ayam. Kotoran ini
mengandung gas yang turut memberikan kontribusi dalam meningkatnya emisi gas
rumah kaca seperti gas amonia (CH4) dan metana (NH4). Dengan munculnya
permasalahan tersebut kami merancang sebuah alat yang diharapkan dapat
membantu para peternak untuk mengatasi permasalahan ini. Untuk mengetahui kadar
gas didalam kandang, alat ini dilengkapi dengan sensor mq135 yang akan mengukur
kadar ppm gas ammonia dan metana, jika sensor mq135 mengirim sinyal ke aplikasi
Blynk bahwa kadar ppm gas didalam kandang melebihi batas normal yaitu 30 ppm
maka kipas akan otomatis menyerap dan sprayer akan langsung menyemprotkan
cairan antibakteri. Udara yang sudah diserap dan dikeluarkan kembali akan menjadi
bersih setelah difilterisasi dengan bantuan arang karbon aktif. Kamera ov7670 pada
alat ini dapat membantu para peternak untuk mengamati kondisi didalam kandang.
Dengan adanya alat ini diharapkan dapat membantu para petrnak untuk menjaga
kesehatan ternak mereka dan menciptakan peternakan yang tidak berdampak buruk
khususnya bagi lingkungan sekitar
Indonesia merupakan negara yang mayoritas pendapatan penduduknya berasal dari
peternakan dan pertanian. Ayam menjadi hewan ternak yang paling banyak
dibudidayakan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan mayoritas Masyarakat
Indonesia mengonsumsi daging ayam. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS),
pada tahun 2021 rata rata konsumsi daging ayam di Indonesia mencapai 0,14 kilogram
(kg) per kapita per minggu. Tingginya konsumsi daging ayam sejalan dengan
banyaknya industry peternakan ayam. Berdasarkan data data dari BPS jumlah
perusahaan industri peternakan ayam di Indonesia mencapai 219 (BPS, 2022), jumlah
tersebut belum termasuk pada peternakan ayam dalam skala rumah tangga.
Semakin berkembangnya perusahaan industri ayam di Indonesia, semakin banyak
pula produksi ayam yang terjadi. Hadirnya usaha peternakan ayam pada kawasan
permukiman ini pada dasarnya akan menimbulkan berbagai dampak positif dan
negative terhadap masyarakat sekitar (Syahputra 2017). Banyak permasalahan yang
dihadapi para peternak ayam, termasuk permasalahan bau pada kandang ayam.
Kotoran yang dihasilkan dari kandang ayam mengalami proses dekomposisi oleh
mikroorganisme membentuk gas amonia (NH3) dan nitrogen sulfide (H2S) yang
menyebabkan bau di lingkungan kandang (Fajriana 2016).
Bau yang dihasilkan juga sering mengganggu masyarakat, masyarakat sering
mengeluh dengan adanya permasalahan bau kandang ayam ini, apalagi peternakan
industri ayam yang berada di dekat permukiman warga. Dampak bau pada kandang
ayam mengakibatkan warga tidak dapat menjalankan aktivitas secara optimal
(Suhariyanto, 2020). Selain bau ayam, peternak ayam juga mengalami masalah yang
datang dari adanya bakteri yang berpotensi menyebabkan kematian pada ayam.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukannya solusi untuk mengatasi masalah
bau pada kandang ayam dan pertumbuhan bakteri yang ada pada kandang ayam.
Smart-Deodorizer: Inovasi Penyerap Bau Kandang Ayam dengan Sprayer Antibakteri
dari Daun Kelor Berbasis IoT merupakan inovasi yang digagas untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Alat ini menggunakan karbon aktif untuk menyerap bau pada
kendang ayam. Karbon aktif berpotensi untuk menyerap bau pada kandang ayam
karena memiliki luas permukaan yang sangat besar yaitu mencapai 300 sampai 2000
m2/gr, sehingga gas amonia akan terjerap pada pori – pori yang ada pada karbon aktif.
4Alat ini juga dilengkapi sprayer yang berasal dari daun kelor. Daun kelor mengandung
antibakteri, berupa senyawa fenolik, dan senyawa fitokimia seperti flavonoid, saponin,
dan tannin (Amimah, 2015). Alat ini diharapkan mampu menjadi solusi yang dihadapi
oleh peternak ayam dan mampu mengatasi bau pada kandang ayam.
Nama | : | Jauharel De'Azzurra |
Alamat | : | Jl. AKBP Agil Kusumadya No.2, Cobowo, Ploso, Kec. Jati, Kab. Kudus, Jawa Tengah |
No. Telepon | : | 082138656460 |