SITAS (Smart Tambak System) : Revolusi Monitoring Tambak Berbasis Kecerdasan artificial untuk Transformasi Perikanan Kudus Menuju Sustainable Development Goals

Kabupaten Kudus memiliki potensi besar dalam sektor perikanan tambak, tetapi produktivitasnya masih terkendala oleh buruknya kualitas air akibat perubahan pH, suhu, kekeruhan, dan total dissolved solids (TDS) yang sulit dipantau secara manual. Keterbatasan teknologi pemantauan yang akurat dan otomatis menjadi tantangan utama bagi petani tambak, terutama dalam mencegah gagal panen. Untuk menjawab tantangan ini, penelitian ini mengembangkan SITAS (Smart Tambak System), sebuah sistem monitoring berbasis Kecerdasan Artificial (AI) yang dapat memantau, menganalisis, dan menyesuaikan kualitas air tambak secara otomatis. Sistem ini terdiri dari sensor real-time yang mengukur parameter kualitas air, mikrokontroler ESP32 untuk pengolahan data, serta algoritma AI yang mampu memberikan prediksi dan rekomendasi tindakan optimal. SITAS juga dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber energi utama, mendukung ekonomi sirkular dan keberlanjutan lingkungan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 7 dan 14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SITAS mampu meningkatkan efisiensi pemantauan hingga 70%, mengurangi risiko kematian ikan, serta memberikan notifikasi kondisi air secara real-time kepada petani melalui platform berbasis web dan smartphone. Dengan berbagai keunggulan ini, SITAS diharapkan dapat menjadi terobosan dalam modernisasi sektor perikanan di Kudus serta mendorong digitalisasi tambak berbasis teknologi yang ramah lingkungan dan berdaya saing tinggi.

Kata kunci: Digitalisasi perikanan, ekonomi sirkular, Kecerdasan Artificial, monitoring air tambak.

Berdasarkan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009, tentang perikanan menyatakan bahwa perikanan adalah segala jenis kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Perikanan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang cukup berpotensi dalam perekonomian Indonesia. Salah satu jenis kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan pemanfaatan sumber daya ikan dan potensial dalam meningkatkan perekonomian daerah adalah budidaya ikan. Menurut KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) 2010, kegiatan budidaya laut maupun tawar akan ditingkatkan tiap tahunnya dengan tujuan mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan kegiatan budidaya ikan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kabupaten Kudus memiliki potensi besar dalam sektor perikanan tambak, khususnya budidaya ikan air tawar. Ikan mujair merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak dikonsumsi oleh kalangan Masyarakat. Ikan mujair banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki rasa yang enak juga memiliki kandungan gizi dan kandungan mineral tinggi (Syahrir, 2016). Kabupaten Kudus adalah salah satu daerah yang membudidayakan ikan mujair dalam mengembangkan ekonomi masyarakat, Namun, produktivitas tambak di daerah ini masih menghadapi tantangan signifikan terkait kualitas air. Parameter kualitas air seperti pH, suhu, dan kekeruhan memiliki peran krusial dalam menentukan keberhasilan budidaya ikan. Perubahan yang signifikan pada parameter-parameter ini dapat menyebabkan stres pada ikan, meningkatkan risiko penyakit, dan bahkan kematian massal, yang pada akhirnya menurunkan hasil produksi. Penelitian oleh Supito (2017) menunjukkan bahwa suhu optimal untuk budidaya udang vaname adalah antara 28°C hingga 32°C. Suhu di luar rentang ini dapat menghambat pertumbuhan dan meningkatkan mortalitas. Selain itu, pH air yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan kegagalan budidaya ikan, karena pH mempengaruhi proses fisiologis ikan dan kualitas air secara keseluruhan (Lintang et al., 2017). Kekeruhan air yang tinggi juga dapat mengurangi penetrasi cahaya, menghambat fotosintesis fitoplankton, dan menurunkan kadar oksigen terlarut, yang semuanya berdampak negatif pada ekosistem tambak (Azim & Little, 2008). Di Kabupaten Kudus, banyak petani tambak masih menggunakan metode tradisional dalam memantau kualitas air, yang seringkali kurang efektif dan akurat. Keterbatasan alat ukur dan kurangnya pengetahuan teknis menyebabkan pemantauan parameter penting seperti pH, suhu, dan kekeruhan dilakukan secara manual dan sporadis, sehingga respons terhadap perubahan kualitas air sering terlambat. Hal ini berkontribusi pada rendahnya produktivitas dan tingginya tingkat kegagalan panen di daerah tersebut.

I. Monitoring Real-Time & Otomatisasi Berbasis AI

1. Pemantauan Kualitas Air 24/7 : SITAS mampu mengukur parameter air seperti pH, suhu, kekeruhan, dan total dissolved solids (TDS) secara real-time.

2. Data Tersaji dalam Grafik Digital : Hasil pengukuran langsung dikirim ke smartphone atau web dalam bentuk chart dan donut visual, memudahkan analisis kondisi tambak.

3. Sistem Notifikasi Otomatis : Memberikan peringatan kepada petani tambak saat kualitas air menyentuh ambang batas kritis, mencegah kerugian akibat air yang tidak optimal.

II. Dilengkapi AI untuk Prediksi & Analisis Data Historis

1. AI-Powered Decision Making : SITAS menggunakan Kecerdasan Artificial (AI) untuk menganalisis pola kualitas air dan memberikan rekomendasi kapan waktu terbaik untuk mengganti air tambak.

2. Prediksi Kondisi Air Tambak : Dengan basis machine learning, sistem ini mampu memprediksi perubahan kualitas air berdasarkan data historis dan cuaca.

3. Membantu Efisiensi Perawatan Tambak : Petani tambak dapat mengetahui pola perubahan kondisi air dan mengambil tindakan pencegahan lebih awal.

III. Hemat Energi dengan Panel Surya (Mendukung SDGs 7 & Ekonomi Sirkular)

1. Sumber Energi Terbarukan : SITAS didukung oleh panel surya sebagai sumber listrik utama, mengurangi ketergantungan pada listrik PLN dan generator diesel.

2. Operasional Berbasis Energi Hijau : Teknologi ini mengurangi emisi karbon dan mendukung konsep ekonomi sirkular dengan pemanfaatan energi bersih dan berkelanjutan.

3. Efektif untuk Tambak di Lokasi Terpencil : Dapat beroperasi di wilayah yang minim akses listrik, meningkatkan inklusivitas teknologi dalam sektor perikanan.

IV. Adaptif & Fleksibel untuk Berbagai Jenis Tambak

1. Bisa Digunakan di Berbagai Skala Usaha : SITAS dapat diterapkan pada tambak tradisional, semi-intensif, maupun tambak modern dengan berbagai jenis ikan air tawar seperti lele, nila, dan gurame.

2. Mudah Dipasang dan Digunakan : Desain user-friendly memungkinkan petani pemula hingga profesional menggunakan sistem ini tanpa memerlukan keterampilan teknis yang rumit.

3. Bisa Dikembangkan Sesuai Kebutuhan : Modul sensor SITAS dapat disesuaikan dengan spesifikasi tambak, memberikan fleksibilitas dalam penggunaannya.

V. Ramah Lingkungan & Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

1. Mengurangi Penggunaan Bahan Kimia Berlebih : Dengan pemantauan yang akurat, petani tidak perlu menggunakan zat tambahan secara berlebihan untuk menstabilkan kualitas air.

2. Meminimalkan Risiko Gagal Panen : Dengan kontrol otomatis, sistem ini mengurangi kemungkinan ikan stres atau mati akibat perubahan kualitas air yang mendadak.

3. Mendukung Program Pemerintah untuk Digitalisasi Perikanan : Sejalan dengan strategi BAPPEDA Kudus dan kebijakan nasional dalam mendukung industri perikanan berbasis teknologi.

Nama : Huda Sulaiman
Alamat : Mijen, Prambatan Kidul, Kec. Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59332
No. Telepon : 085520728382