Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar dan terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini berdampak pada tingginya produksi sampah yang tidak sebanding dengan sistem pengelolaan yang tersedia. Kota Kudus sebagai salah satu kota industri di Jawa Tengah juga mengalami permasalahan serupa, yang ditandai dengan penumpukan sampah di TPA Tanjungrejo hingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem pemilahan dan pengelolaan sampah masih belum berjalan secara efektif. Permasalahan utama terletak pada kurangnya kesadaran dan edukasi masyarakat dalam memilah sampah organik dan anorganik. Meskipun pemerintah telah menyediakan dua jenis tempat sampah, masyarakat masih sering membuang sampah tidak sesuai dengan kategorinya, sehingga memperburuk kondisi lingkungan dan menyulitkan proses daur ulang. Sebagai solusi, dikembangkanlah X-BIN (Exploration Bin Intelligence), sebuah inovasi tempat sampah pintar berbasis sensor Ultrasonic HC-SR04 dan sistem IoT (Internet of Things). Sensor akan membaca jenis sampah yang dimasukkan, dan hanya membuka jika sampah sesuai dengan kategori tempatnya. Sistem IoT melalui ESP8266 digunakan untuk memantau status tempat sampah secara real-time melalui aplikasi Blynk dan Telegram. X-BIN diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah, mengefisienkan waktu petugas pengelola sampah, serta mendukung program ekonomi sirkular di Kota Kudus. Inovasi ini juga berpotensi dikembangkan melalui kemitraan dengan UMKM, instansi pendidikan, perusahaan, hingga pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Kata kunci: X-BIN, tempat sampah pintar, sensor ultrasonic, Internet of Things, pemilahan sampah, ekonomi sirkular, edukasi lingkungan
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, yakni mencapai 277 juta jiwa pada tahun 2023 (Liska et al., 2024), menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan lingkungan, khususnya dalam hal pengolahan sampah. Setiap tahun, volume sampah terus meningkat, sebanding dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat. Data menunjukkan bahwa timbunan sampah nasional telah mencapai 84.607,68 ton per hari atau sekitar 30,9 juta ton per tahun. Sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dengan persentase 40,91%, diikuti oleh pasar tradisional sebesar 17,35%. Komposisi utama sampah adalah sisa makanan (39,81%) dan plastik (17,7%) (Andriyanto et al., 2023). Sayangnya, sekitar 70% sampah plastik belum dikelola dengan baik (Kamaruddin et al., 2022).
Kota Kudus sebagai daerah industri di Jawa Tengah mengalami persoalan serupa. Timbulan sampah terus meningkat dari 152,36 ton/hari (2017) hingga mencapai 440,89 ton/hari (2020). TPA Tanjungrejo sebagai tempat pembuangan akhir mengalami overload, menyebabkan pencemaran lingkungan dan keluhan warga (Sari et al., 2022). Meskipun pemerintah telah menyediakan tempat sampah organik dan anorganik, masyarakat masih kerap membuang sampah tanpa memilah, akibat kurangnya edukasi dan kesadaran.
Sebagai solusi atas masalah ini, dikembangkan X-BIN (Exploration Bin Intelligence), inovasi tempat sampah pintar berbasis Internet of Things (IoT). Produk ini dilengkapi dengan sensor ultrasonic, sensor warna (TCS3200), sensor gas (MQ-135), dan sensor kelembapan untuk mendeteksi jenis sampah. Tutup hanya terbuka bila sampah sesuai kategorinya. Sistem dikendalikan oleh ESP8266 yang terhubung dengan aplikasi Blynk dan Telegram untuk monitoring data secara real-time.
Pengembangan X-BIN dimulai dari keprihatinan akan minimnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah. Awalnya, X-BIN hanya menggunakan sensor ultrasonic dan ESP8266. Seiring riset dan uji coba, ditambahkan sensor warna, gas, dan kelembapan untuk meningkatkan akurasi klasifikasi sampah. Inovasi ini tidak hanya mendukung edukasi masyarakat, tetapi juga memperkuat upaya ekonomi sirkular dan lingkungan berkelanjutan.
Nama | : | Rachma Ayu Widya Agustin |
Alamat | : | Jl. Conge Ngembalrejo, Ngembalrejo, Kec. Bae, Kab. Kudus, Jawa Tengah |
No. Telepon | : | 087879232577 |