Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam perekonomian Indonesia, menyumbang lebih dari 61% Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97% tenaga kerja nasional. Namun, akses terhadap permodalan masih menjadi tantangan utama, sebagaimana dibuktikan melalui survei kami yang menunjukkan bahwa 90,3% responden mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal. Untuk menjawab permasalahan tersebut, kami mengembangkan aplikasi UMKMin, sebuah platform berbasis digital yang menghubungkan UMKM dengan sumber pendanaan melalui skema crowfunding dan investor matching. UMKMin dilengkapi fitur-fitur utama seperti Investor Matching, UMKM Scorecard untuk menilai kelayakan usaha, Investor View untuk transparansi informasi, Investor Spotlight untuk menampilkan profil investor, Asisten Bisnisku sebagai pendampingpengembangan usaha, serta Profil Usaha untuk branding dan promosi UMKM. Selain itu, UMKMin memanfaatkan teknologi cloud computing untuk penyimpanan data, AI untuk rekomendasi investor-UMKM, serta blockchain untuk memastikan keamanan transaksi. Hasil survei kami menunjukkan bahwa 87,1% responden merasa terbantu dengan adanya aplikasi UMKMin dalam mengakses sumber pendanaan. Dengan inovasi ini, UMKMin diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan UMKM, memperluas inklusi keuangan, dan memperkuat ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tulang punggung perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), pada tahun 2023 jumlah UMKM di Indonesia mencapai lebih dari 65 juta unit usaha, yang berkontribusi terhadap 61,07% Produk Domestik Bruto (PDB) serta menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional (Kemenkop UKM, 2023). Namun, meskipun kontribusinya besar, UMKM masih menghadapi berbagai tantangan struktural dan teknis, terutama dalam akses terhadap permodalan dan investasi. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan informasi dan koneksi antara UMKM dan investor. Banyak pelaku UMKM tidak memiliki kemampuan untuk mempresentasikan usahanya secara profesional atau mengakses platform keuangan formal seperti perbankan dan lembaga pembiayaan. Di sisi lain, para investor, baik institusi maupun individu, sering kesulitan menemukan UMKM yang layak dan terpercaya untuk didanai karena keterbatasan data dan transparansi informasi (OJK, 2022).
Teknologi digital menawarkan peluang untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, transformasi digital merupakan salah satu pilar utama dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, khususnya bagi sektor UMKM (Kominfo, 2023). Aplikasi berbasis digital kini menjadi solusi strategis dalam menciptakan ekosistem yang inklusif dan efisien bagi pelaku usaha dan investor. Melatarbelakangi permasalahan tersebut, dikembangkanlah UMKMin—sebuah aplikasi pintar yang bertujuan menghubungkan UMKM dengan investor secara gratis. Aplikasi ini berfungsi sebagai platform interaktif di mana pelaku UMKM dapat mendaftarkan profil usaha, mengunggah laporan keuangan dan proyeksi bisnis, serta berinteraksi langsung dengan investor yang tertarik dengan sektor usaha mereka. Di sisi lain, investor dapat menggunakan fitur pencarian berdasarkan sektor, lokasi, hingga potensi keuntungan untuk menemukan UMKM yang sesuai dengan kriteria investasi mereka. Platform UMKMin hadir juga sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan akses modal pada UMKM melalui permodalan crowdfunding. Dalam menghadapi tantangan berbisnis di dunia digital, dalam beberapa tahun terakhir crowdfunding menjadi salah satu alternatif popular bagi pelaku UMKM dan startup untuk mendapatkan bantuan modal Konsep crowfunding diperuntukan bagi UMKM yang ingin mengembangkan usahanya namun terkendala dari sisi permodalan.
Dalam hal ini, kondisi ini sangat relevan dengan UMKM di Kabupaten Kudus. Kondisi UMKM di Kabupaten Kudus tiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Dinas Ketenagakerjaan Perindustrian Koperasi (Disnakerperinkop) dan UKM Kabupaten Kudus mencatat penambahan UMKM di tahun 2023 sebanyak 601 UMKM yang di dominasi usaha mikro dengan jumlah presentase 95 persen. Berdasarkan dari data dari Dismakerperinkop tahun 2023, jumlah UMKM yang semula 17.000 kini meningkat menjadi 27.000 lebih. Jumlah UMKM tersebut didominasi oleh usaha makanan dan minuman sebanyak 40 persen. Sementara yang lainnya, meliputi batik, ecoprint,bordir, hingga handycraft. Namun, tantangan utama dalam hal ini adalah keterbatasan akses pasar dan permodalan, serta belum maksimal dalam pemanfaatan teknologi digital dalam manajemen usaha. Dalam studi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus, hanya sekitar 23% UMKM yang sudah terdigitalisasi dan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal dalam operasional bisnis mereka (BPS Kudus, 2023).
1. Akses Modal yang lebih mudah
Memudahkan UMKM dalam mendapatkan dana dari investor melalui promosi profil UMKM sehingga dapat memperluas kapasitas produksi, memperluas pasar, dan memperbaiki pemasaran.
2. Memperluas jaringan bisnis
Melalui aplikasi ini UMKM dapat menemukan mitra bisnis dan investor untuk membuka peluang baru dan meningkatkan strategi pemasaran. Untuk saat ini aplikasi UMKMin masih berfokus untuk diterapkan di Kabupaten Kudus untuk membantu perekonomian daerah.
3. Fleksibilitas dan skabilitas
Aplikasi UMKMin dapat diakses dari berbagai perangkat dengan koneksi internet, memungkinkan pengelolaan yang lebih efisien tanpa terbatas oleh waktu ataupun lokasi.
4. Dilengkapi dengan sistem dan fitur-fitur unggulan
a. Gramafikasi
b. Investor matching
c. Crowdfunding kolektif dan dukungan komunitas
d. Asisten bisnisku dan Chat UMKM
5. Aplikasi UMKMin unggul dibandingkan dengan aplikasi serupa
6. Kinerja dan keamanan tingkat tinggi
Nama | : | Eko Saputro |
Alamat | : | Desa Getasrabi, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus |
No. Telepon | : | 0895414851223 |