Pertanian modern menghadapi tantangan besar, seperti efisiensi sumber daya, ketepatan waktu pengelolaan, dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Teknologi Internet of Things (IoT) menawarkan solusi melalui sistem Smart Farming, yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan lahan secara real-time. Smart Farming adalah pendekatan modern dalam mengelola lahan pertanian dengan mengabungkan teknologi informasi dan teknologi komunikasi yang diterapkan dalam praktik pertanian tradisional. Sistem ini mengintegrasikan sensor kelembapan tanah, suhu, dan cahaya dengan perangkat pintar untuk mengoptimalkan proses irigasi, pemupukan, dan perlindungan tanaman. Dengan teknologi ini, petani dapat mengurangi penggunaan air, pupuk, dan energi sekaligus meningkatkan hasil panen.
Penelitian ini menggunakan lima tahapan metodologi: (1) Perancangan Sistem, mencakup analisis kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak serta desain arsitektur sistem; (2) Pengembangan Sistem, meliputi perakitan perangkat keras seperti Raspberry Pi dan sensor serta pembuatan aplikasi pengguna; (3) Pengujian Sistem, yang memastikan integrasi perangkat keras dan perangkat lunak berjalan baik dan diuji di lapangan; (4) Implementasi, berupa penerapan sistem di lahan pertanian; dan (5) Evaluasi, untuk mengukur kinerja sistem dan menyempurnakan desain berdasarkan umpan balik pengguna.
Proyek SIFTer (Smart IoT Farming and Technology for Efficient Resources) bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan pertanian melalui teknologi IoT. Sistem ini dirancang untuk memantau dan mengelola lahan dengan lebih cerdas dan mengurangi penggunaan sumber daya. Hasil yang diharapkan mencakup peningkatan efisiensi hingga 30% dan produktivitas hingga 20%. Selain itu, harapan kedepannya teknologi ini dapat memberikan kemudahan bagi petani untuk memantau lahan mereka dari jarak jauh melalui aplikasi yang intuitif, menciptakan pertanian yang modern, efisien, dan berkelanjutan
Pertanian di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan mendukung perekonomian nasional. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 39,68 juta penduduk Indonesia, atau sekitar 31,86% dari total tenaga kerja, bekerja di sektor pertanian. Sektor ini juga memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 12,53% pada tahun 2023, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam konteks ketahanan pangan dan penyediaan lapangan pekerjaan. Melihat data dari BPS dan kami kerucutkkan dengan kondisi di pertanian Desa Tempur yang dengan jumlah petani 640 orang dan buruh tani 459 serta pemilik usaha tani 1012 orang yang artinya jumlah petani dan pemilik usaha tani tidak seimbang. (Sumber data dari Pemdes Tempur)
Sebagai negara agraris, sektor pertanian tidak hanya berfungsi sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai mata pencaharian bagi lebih dari 40% penduduk. Namun, tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian semakin kompleks. Perubahan iklim yang ekstrem, penurunan kualitas tanah, kurangnya minat generasi muda untuk berprofesi di bidang pertanian, serta meningkatnya kebutuhan pangan akibat pertumbuhan populasi menjadi isu yang mendesak untuk diatasi.
Permasalahan dalam pertanian tradisional sering kali meliputi penggunaan air yang tidak efisien, pemupukan yang berlebihan, dan ketidakmampuan untuk memantau kondisi tanaman secara akurat. Masalah ini menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas hasil pertanian. Oleh karena itu, diperlukan inovasi yang dapat membantu petani dalam mengelola lahan mereka dengan lebih efisien dan berkelanjutan.
Salah satu solusi yang menjanjikan adalah penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dalam pertanian, yang dikenal sebagai Smart farming. Teknologi ini memungkinkan pemantauan dan pengelolaan lahan secara real-time dengan menggunakan sensor dan perangkat pintar. Dengan sistem Smart farming, petani dapat memonitor berbagai parameter penting seperti kelembapan tanah, suhu udara, dan intensitas cahaya. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang lebih tepat dalam hal irigasi, pemupukan, dan perlindungan tanaman.
Proyek SIFTer (Smart IoT Farming and Technology for Efficient Resources) bertujuan untuk mengembangkan sistem smart farming yang terintegrasi dan mudah diakses oleh para petani. Melalui proyek SIFTer, diharapkan dapat tercipta model pertanian modern yang tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan dukungan teknologi yang tepat, kita dapat membantu petani menghadapi tantangan zaman modern dan memastikan ketahanan pangan untuk masa depan.
Inovasi ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat petani di Indonesia. Dengan pendekatan holistik ini, proyek SIFTer diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk masalah-masalah yang dihadapi oleh sektor pertanian saat ini.
Dengan demikian, pengembangan sektor pertanian melalui teknologi modern seperti smart farming menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan dan ketahanan pangan di Indonesia.
Proyek SIFTer (Smart IoT Farming and Technology for Efficient Resources) merupakan inovasi pertama kami yang dirancang khusus untuk mendukung sektor pertanian melalui penerapan teknologi modern. Proyek ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan metode tradisional, antara lain:
- Pemantauan Real-Time: Sistem ini memungkinkan pemantauan parameter penting seperti suhu, kelembapan tanah, dan intensitas cahaya secara real-time, sehingga petani dapat mengambil tindakan cepat dan tepat berdasarkan data yang akurat.
- Kemampuan Pemantauan Jarak Jauh: Dengan integrasi teknologi IoT, petani dapat memantau kondisi lahan mereka dari mana saja melalui aplikasi berbasis Smartphone, memberikan fleksibilitas dan kenyamanan yang signifikan.
- Efisiensi yang Lebih Tinggi: Sistem otomatisasi ini membantu mengoptimalkan penggunaan air, pupuk, dan sumber daya lainnya, yang tidak mungkin dicapai dengan metode manual.
- Ketelitian yang Lebih Baik: Berbeda dengan metode tradisional yang cenderung kurang akurat, sistem ini menyediakan data yang presisi, mempermudah pengambilan keputusan untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
- Kemudahan Penggunaan: Proyek ini dirancang untuk mudah digunakan oleh petani dengan berbagai latar belakang, termasuk mereka yang belum terbiasa dengan teknologi canggih.
- Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, proyek ini diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif dan efisien untuk membantu petani meningkatkan hasil panen sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.
Nama |
: |
Basu dewa kresna D.A.H putra |
Alamat |
: |
Jl. Benteng Portugis, Tulakan, Kec. Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah |
No. Telepon |
: |
082136728894 |