Budidaya tambak merupakan salah sektor yang menjanjikan bagi masyarakat Rembang Jawa Tengah. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2022 Kabupaten Rembang memiliki 1048 pembudidaya udang, bandeng, dan lainnya, bandeng, dengan nilai produksi tiap tahunnya mencapai 5362,98-ton. Bidang Perikanan dan Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang tahun 2022 menyebutkan sektor budidaya merupakan sektor yang menjanjikan karena memiliki nilai produksi tahunan mencapai 334 miliar. Namun, saat ini pengoperasian alat pemeliharaan tambak mengalami kendala karena Aerator atau alat penghasil gelembung oksigen yang menggunakan motor listrik atau genset memerlukan energi yang besar. Biaya pengoperasian harian alat tersebut yaitu Rp.100.000,00 untuk genset dan Rp.50.000,00 untuk motor listrik pada tambak ukuran 100 m2. Aerator yang ada di pasaran juga masih menggunakan energi fosil yang menimbulkan polusi, serta memerlukan perawatan khusus. Inovasi AHENS (Aerator Hybrid Energy System) adalah alat penghasil gelembung oksigen yang bertujuan untuk penghematan energi listrik dan menciptakan aerator yang tanpa polusi. Hasil yang dicapai adalah terciptanya alat AHENS yang berteknologi hybrid menggunakan energi angin dan surya berbasis Savonious Wind Turbine dan Solar Photovoltaic. Selain itu, alat ini memiliki kendali otomatis Android berbasis Internet of Things (IoT) untuk mempermudah pengoperasian. Pada tahap pengujian, jumlah oksigen yang dihasilkan AHENS adalah kisaran angka 5,3 mg/L – 7 mg/L dan hanya menghabiskan biaya operasional Rp.6.500/hari, sehingga sangat efektif dan membantu pembudidaya dalam menekan pengeluaran.
Indonesia adalah negara yang memiliki daerah pantai yang luas. Badan Informasi Geospasial (BIG) pada tahun 2023 menyebutkan, total panjang garis pantai Indonesia adalah 99.083 kilometer. Hal ini menunjukan bahwa potensi kelautan di negeri Indonesia sangatlah tinggi dan memiliki prospek yang bagus. Pengaturan pemanfaatan sumber daya perikanan diatur di Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 1985 yang menyebutkan bahwa, dalam usaha mencapai tujuan Pembangunan Nasional berdasarkan wawasan nusantara, bidang perikanan harus mampu ikut serta mewujudkan kekuatan ekonomi sebagai upaya meningkatkan ketahanan nasional.
Optimasi sektor perikanan dan budidaya memiliki potensi pengembangan yang menjanjikan di Kabupaten Rembang. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang tahun 2022 menyebutkan Kabupaten Rembang memiliki 1048 pembudidaya dengan luas lahan 2.395 hektare. Dengan luas lahan 2395 hektare, jika harga komoditas udang windu, vanamei, bandeng, dan komoditas sejens paling rendah Rp 60 ribu per kg hingga Rp 110 ribu per kg, maka hasilnya berkisar Rp 334 miliar dalam satu tahun.
Berdasarkan observasi langsung yang dilakukan inovator pada salah satu lahan budidaya udang milik Bapak Edy dari Dasun, Lasem, Rembang mengeluhkan terkait mahalnya pengoperasian motor penghasil gelembung oksigen di tambak untuk pemeliharaan udang. Penghasil gelembung oksigen yang digunakan biasanya menggunakan motor listrik atau genset sehingga energi yang digunakan dalam menjalankan alat tersebut sangat besar. Biaya habis pakai dalam menjalankan alat tersebut yaitu Rp 100.000,00 untuk genset dan Rp 50.000,00 untuk motor listrik, pembudidaya tambak yang menggunakan motor listrik untuk luas tambak ukuran 100 m2 sehingga dalam satu bulan menghabiskan dana sekitar Rp 3.000.000,00 untuk operasional genset dan Rp 1.500.000,00 untuk pengoperasian motor. Selain energi yang besar alat tersebut juga membutuhkan perawatan secara khusus.
Dari permasalahan tersebut, maka dibutuhkan suatu alat yang dapat menghasilkan gelembung oksigen yang murah dan ramah lingkungan serta dapat menghemat pengeluaran listrik yang dikeluarkan pembudidaya tambak udang, bandeng, dan lainnya. AHENS (Aerator Hybrid Energy System) merupakan pilihan tepat sebagai solusi alternatif penghasil gelembung oksigen berbasis energi hybrid untuk penghematan energi listrik yang dikeluarkan pembudidaya tambak udang, bandeng, dan komoditas sejenis. Sehingga, pembudidaya tambak di Indonesia khususnya di Rembang dapat meningkatkan produksi dan menekan biaya operasional. Alat tersebut adalah alat elektronika yang tersusun dengan baling-baling udara, sehingga mampu menggerakan sebuah baling-baling yang menghasilkan gelembung oksigen.
Prinsip kerja alat ini adalah jika angin berkisar kecepatan 3-10 m/s maka alat akan disuplai dari tenaga angin. Sedangkan jika angin berkisar dibawah 3m/s maka alat penghasil oksigen akan disuplai dari tenaga listrik. Pada kondisi tidak ada angin dan PLN melakukan pemadaman (mati listrik), maka energi alat ini akan menggunakan energi surya yang dihasilkan Solar Photovoltaic. Sistem tersebut akan dikendalikan secara otomatis oleh Arduino yang terpasang pada alat. Selain itu, alat ini terintegrasi dengan IoT (Internet of Things) sehingga dalam pemantauan dan pengendalian alat dapat dilakukan dengan lebih mudah oleh para pemilik tambak udang, bandeng, dan lainnya. Sistem IoT pada AHENS meliputi monitoring suhu lingkungan dan kecepatan dari generator, serta pengendalian on/off pada generator motor listrik dan lampu yang terdapat di alat.
AHENS (Aerator Hybrid Energy System) mampu menghemat dana dalam pengoperasian pemeliharaan udang, bandeng, dan komoditas sejenis. Alat ini hanya menggunakan energi sebanyak Rp 6.500,00/hari sehingga dalam satu bulan hanya menghabiskan Rp 135.000,00. Dengan keadaan ini pembudidaya bisa menghemat biaya pengoperasian yang dikeluarkan dan dapat meningkatkan produksi secara mandiri, murah dan ramah lingkungan.
Nama | : | Yanuar Agung Fadlullah |
Alamat | : | Jalan Ngemplakrejo, Pragen RT 02 RW 01, Pamotan, Rembang. |
No. Telepon | : | 085325326229 |