Ubah Sampah Sambut Keindahan : Shampo Organik dari Limbah

Pada saat ini telah banyak dihasilkan produk sarana kecantikan khususnya berbentuk shampoo. Shampoo diperlukan untuk mengatasi rambut rontok, rambut tipis atau sedikit, kebotakan dan ketombe. Produk shampoo ini masih menggunakan bahan-bahan kimia yang memungkinkan berbahaya bagi kesehatan.

Banyak bahan-bahan alami tersedia yang dapat dijadikan bahan untuk membuat shampoo. Bahan-bahan organik baik segar maupun limbah organik berupa sampah sayuran dan buah-buahan dapat dimanfaatkan menjadi shampoo. Shampoo dari bahan organik ini di satu sisi lebih aman bagi kesehatan dan di sisi yang lain dapat mengurangi limbah sampah yang membebani TPA (tempat pembuangan akhir).

Dalam proposal ini akan dibuat shampoo berbasis enzim dengan bahan-bahan alami dari limbah sayur dan buah-buahan. Produk proses ini adalah Shampoozim, lebih aman bagi kesehatan. Metode yang digunakan adalah dengan memfermentasikan limbah sayur dan buah-buahan dalam waktu tertentu, sehingga terbentuk enzim. Enzim ini selanjutnya dibuat shampoo dengan mencampurkan bahan-bahan alami lainnya berupa lidah buaya, kembang telang dan air lerak. Produk ini disebut menjadi shampoo-enzim (Shampoozim).

Dampak yang diharapkan dari produksi shampoozim ini adalah :

  1. Masyarakat dapat mengatasi masalah rambut dengan aman dan murah.
  2. Masyarakat dapat membuat shampoozim sendiri untuk menjadi produk komersial yang dapat meningkatkan pendapatan.
  3. Mengurangi beban TPA karena sampah organik bisa dimanfaatkan

1. Masalah dan Kebutuhan Masyarakat

Sampah merupakan masalah yang membebani masyarakat dan pemerintah untuk menjaga kualitas dan kelestarian lingkungan yang aman dan nyaman.  Jumlah sampah di banyak tempat pembuangan akhir (TPA) diprotes oleh masyarakat.  Hal ini disebabkan oleh dampak negatif menejemen pengelolaan TPA. Hampir 60% dari sampah tertumpuk di TPA merupakan sampah organik. Sampah organik ini telah banyak dimanfaatkan dan diolah menjadi bahan yang bermanfaat, misalnya menjadi pupuk organik dan biogas.

Untuk membuat pupuk organik dari sampah organik membutuhkan tempat tersendiri dan sarana yang mahal serta pemanfaatannya hanya untuk pertanian. Produk pertanian organik harganya mahal sehingga tidak semua orang mampu memmbelinya. Sedangkan untuk membuat sampah organik menjadi biogas memerlukan teknologi khusus yang membutuhkan biaya yang tinggi.

Oleh karena itu harus terus dicari solusi lain untuk mendaur ulang sampah organik menjadi produk yang bermanfaat. Solusi ini di satu sisi akan mampu mengurangi penumpukan sampah organik di TPA, di sisi lainnya dapat menjadikan kegiatan ekonomi.

2. Tawaran Solusi

Sampah organik yang bentuknya beragam dapat dipilah-pilah. Dalam hal ini sampah organik yang berbentuk sayuran dan buah-buahan dapat diolah menjadi bentuk enzim melalui fermentasi Gambar 1). Enzim hasil fermentasi ini selanjutnya dapat dijadikan bahan untuk membuat shampoo dengan menambahkan bahan organik lain berupa daun lidah buaya, kembang telang dan air lerak. Proses ini akan menghasilkan shampoo berbasis enzim dan dapat dimanfaatkan untuk perawatan rambut. Jadilah shampoozim yang bermanfaat dan dapat menghasilkan keuntungan ekonomi.

3. Sejarah Inovasi Fermentasi Enzim

Eko enzim adalah larutan serba guna hasil proses fermentasi bahan organik selama sekitar 90 hari.  Bahan-bahan organik itu dapat berupa kulit buah-buahan, buah afkiran, sayur-sayuran sisa. Gula merah dan air dicampurkan secara proporsional dengan bahan organik, lalu difermentasikan.

Proses fermentasi enzimatis ini telah ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailan. Inovasi ditemukan melalui penelitian selama sekitar 30 tahun.

Metode ini telah dipraktikkan sejak Januari tahun 2021. Terapan ini telah menghasilkan eko enzim. Eco enzim ini telah dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari di rumah tangga, untuk dijadikan campuran sabun cuci piring, sabun cuci baju, shampoo, sabun mandi dan sabun pel lantai. Bahkan enzim ini dapat dicampur dengan pupuk tanaman hias dan tanaman buah dalam pot (Agustina, Wira dan Endah, 2020).

Penerapan eco enzim ini pada sabun paling tidak dapat mengurangi pencemaran busa sabun karena terurai, Pada awalnya penerapan eko enzim pada shampoo dengan komposisi campuran (F1) eko enzim : shampoo : air = 1 : 1 : 5.  Selanjutnya dilakukan pengembangan dengan komposisi shampoo organik (F2) eko enzim : lidah buaya : kembang telang = 50 : 4 : 1.  Lalu komposisi shampoozim adalah shampoo organik (F2) : air lerak = 8 : 2

Shampo yang beredar sekarang memiliki kekurangan antara lain sebagai berikut :

  1. Harga relatif mahal
  2. Mengandung zat kimia buatan yang berbahaya untuk tubuh
  3. Butuh peralatan rumit dan biaya produksinya relative mahal

Dibandingkan dengan beberapa keunggulan dari proses produksi Shampoozim adalah :

  1. Bahan-bahan yang digunakan mudah didapatkan dari lingkungan sekitar.
  2. Cara pembuatannya sederhana dan mudah, tidak membutuhkan perangkat yang rumit.
  3. Peralatan digunakan sederhana dan tersedia di sekitar rumah tangga.
  4. Produk yang dihasilkan ramah lingkungan dan aman digunakan.
  5. Awet dan jika disimpan dengan cara yang benar tidak mengalami kadaluarsa.
  6. Dapat diproduksi secara masal dengan mudah dan murah.
  7. Dapat mendaur ulang sampah organik, mengurangi jumlahnya di TPA.

Nama : Sri Hartini
Alamat : Jl. Duku V No 29, Kramat Selatan, Magelang Utara, Kota Magelang
No. Telepon : 08112507591