Pergeseran pola kehidupan masyarakat saat ini ke arah modernisasi, digitalisasi menyebabkan permainan tradisional semakin pudar seiring berjalanan waktu. Pertumbuhan teknologi yang pesat menimbulkan permainan modern lebih digemari oleh anak-anak dan juga remaja. Peran serta dunia pendidikan saat ini juga belum optimal memanfaatkan media pembelajaran yang dapat mengenalkan permainan tradisional sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini menjadikan eksistensi permainan tradisional semakin terkikis dan tingkat kompetensi literasi numerasi siswa-siswi sesuai SKOR PISA 2022 belum memenuhi target. Yang ditawarkan dalam inovasi ini adalah Permainan Edukatif “Coklat” Congklak Lipat sebagai sarana belajar peserta didik agar semakin cinta kearifan lokal, kreatif dan inovatif. Yang membedakan permainan tradisional congklak ini adalah desain permainan ini adalah jumlah pemainnya sebanyak 3 orang. Pemakaian yang lebih praktis, fleksibel dan portabel karena mudah dilipat dan disimpan sehingga dapat dimainkan kapanpun kan dimanapun. Bentuk produknya yang aesthetic, sentuhan alam yang bernilai karya seni tinggi dengan memadukan unsur ecoprint, paper quilling. Dengan adanya inovasi ini sebagai upaya pelestarian permainan tradisional harapannya akan berdampak akan lebih dikenal oleh berbagai macam kalangan ditengah pesatnya perkembangan teknologi serta menjadikan permainan tradisional lebih menarik dan terkesan tidak kuno dengan kemasan lebih baru. Oleh sebab itu teknologi dan modernisasi tidak lagi menjadi penyebab menurunnya permainan tradisional, melainkan menjadi upaya dari pelestarian permainan tradisional itu sendiri.
“Golden Age” merupakan masa anak usia dini atau masa emas. Pada masa ini hampir seluruh potensi anak akan mengalami masa untuk tumbuh secara cepat dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama karena setiap individu memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif sangat di butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Apabila anak diberikan stimulasi secara intensif dari lingkungannya, maka anak akan mampu menjalani tugas perkembangan dengan baik.
Pembelajaran yang diberikan pada masa tersebut akan berdampak pada kehidupan dimasa mendatang sehingga perlunya berbagai stimulasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pada anak usia dini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek meliputi moral agama, kognitif, fisik motorik yang meliputi motorik halus dan motorik kasar, bahasa, sosial emosional,dan seni.
Untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak, maka peran Pendidikan harus memiliki banyak cara atau metode serta inovasi-inovasi baru yang diciptakan untuk mendukung proses perkembangan kognitif anak. Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak guru dapat menetapkan metode-metode yang menjamin anak tidak mengalami cedera. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, bahan yang dipergunakan harus dalam keadaan yang baik serta tidak menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya. Selain itu guru juga tidak boleh memaksakan kemampuan anak. Kegiatan yang dilakukan juga harus menarik agar anak tidak merasa bosan atau jenuh.
Disisi lain, pergeseran pola kehidupan masyarakat saat ini ke arah modernisasi, digitalisasi menyebabkan permainan tradisional semakin pudar seiring berjalanan waktu. Pertumbuhan teknologi yang pesat menimbulkan permainan modern lebih digemari oleh anak-anak dan juga remaja. Peran serta dunia pendidikan saat ini juga belum optimal memanfaatkan media pembelajaran yang dapat mengenalkan permainan tradisional sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini menjadikan eksistensi permainan tradisional semakin terkikis dan tingkat kompetensi literasi numerasi siswa-siswi sesuai SKOR PISA 2022 belum memenuhi target.
Yang ditawarkan dalam inovasi ini adalah Permainan Edukatif “Coklat” Congklak Lipat sebagai sarana belajar peserta didik agar semakin cinta kearifan lokal, kreatif dan inovatif. Produk ini memiliki nilai-nilai tidak hanya dari permainan tradisional melalui congklak sebagai media pembelajaran yang kaya akan strategi, numerasi dan literasi yang mana dalam congklak ini.
Yang membedakan permainan tradisional congklak ini adalah desain permainan ini adalah jumlah pemainnya sebanyak 3 orang. Pemakaian yang lebih praktis, fleksibel dan portabel karena mudah dilipat dan disimpan sehingga dapat dimainkan kapanpun kan dimanapun. Bentuk produknya yang aesthetic, sentuhan alam yang bernilai karya seni tinggi dengan memadukan unsur ecoprint, paper quilling.
Dengan adanya inovasi COKLAT “Congklak Lipat ini” sebagai upaya pelestarian permainan tradisional harapannya akan berdampak akan lebih dikenal oleh berbagai macam kalangan ditengah pesatnya perkembangan teknologi serta menjadikan permainan tradisional lebih menarik dan terkesan tidak kuno dengan kemasan lebih baru. Oleh sebab itu teknologi dan modernisasi tidak lagi menjadi penyebab menurunnya permainan tradisional, melainkan menjadi upaya dari pelestarian permainan tradisional itu sendiri.
Penggunaan Congklak sebagai permainan tradisional yang dikembangkan sebagai media pembelajaran selain dapat memberikan hiburan yang baru akan tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam impleementasi poin poin pembangunan yang berkelanjutan atau SDGS yang ke 9 yakni Industri, Inovasi dan Infrastruksi. Integrasi Congklak dalam suatu kegiatan pembelajaran juga diharapkan dapat mendorong laju perkembangan ekonomi kreatif sehingga dapat memnbuka peluang baru bagi para pendidik, pengembang, dan juga umkm seniman lokal.
Nama | : | Arista Dwi Lestari |
Alamat | : | Dk. Glempang RT 002 RW 012 Desa Jembayat Kec. Margasari Kab. Tegal 52463 |
No. Telepon | : | +62 852-2542-4576 |