RAMA DAN SINTA (Semir Ilalang Ramah Alam dan Sabun Ilalang Natural Ramah Tanah dan Air) Sebagai Senjata Revolusioner Melawan Permasalahan Lingkungan dan Meningkatkan Efisiensi Nilai Guna Imperata cylindrica

Penelitian ini membahas sebuah inovasi dalam pemanfaatan ilalang sebagai bahan baku untuk produk ramah lingkungan. Latar belakang yang mendorong utama peneliti melakukan penelitian ini adalah mengenai masalah degradasi lingkungan dan kebutuhan akan solusi berkelanjutan untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Inovasi ini memanfaatkan ilalang, tanaman dengan jumlah melimpah dan mudah tumbuh di berbagai kondisi lingkungan yang sering kali dianggap sebagai gulma, memiliki potensi besar sebagai sumber bahan baku yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Keunggulan utama inovasi ini adalah sifatnya yang berkelanjutan dan biodegradable, serta kemampuannya untuk mengurangi mikroplastik yang terkandung pada tanah dan air. Selain mengurangi tekanan terhadap air, tanah, dan sumber daya alam lainnya, penggunaan ilalang memiliki keunggulan dalam hal biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan baku konvensional. Penerapan dari inovasi ini meliputi produksi RAMA dan SINTA. Kendala utama yang dihadapi dalam mengembangkan inovasi ini meliputi tantangan teknis dalam pengolahan ilalang secara massal agar menjadi produk yang berkualitas konsisten serta pendidikan dan pelatihan untuk masyarakat lokal dalam mengelola tanaman ini secara berkelanjutan. Meskipun demikian, peluang pengembangan inovasi ini sangat besar, terutama dengan adanya dorongan regulasi yang semakin kuat untuk mengurangi jejak lingkungan dari industri-industri konvensional. Dengan terus berinovasi dan berkolaborasi, pemanfaatan ilalang melalui produk RAMA dan SINTA dapat menjadi salah satu solusi yang signifikan dalam perjuangan global untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Indonesia merupakan negara kepulauan seluas sekitar 9 juta km²  yang terletak diantara dua samudra dan dua benua dengan jumlah pulau sekitar 17.500 pulau yang panjang garis pantainya sekitar 95.181 km (Cecep Kusmana, 2015). Kondisi  geografis tersebut menyebabkan negara Indonesia menjadi suatu negara dengan jumlah flora yang banyak dan bermacam-macam. Flora di  Indonesia terdiri dari berbagai varietas tumbuhan tropis yang unik. Memiliki iklim tropis, Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. Namun, masih  banyak tanaman yang belum dimanfatkan dengan baik. Salah satunya tanaman yang tidak banyak orang mengolahnya bahkan banyak yang mengiranya tidak berguna, yaitu ilalang. Ilalang (Imperata cylindrica)  merupakan tumbuhan dari family Gramineae (Khaerunnisa, 2009). Tumbuhan ini mempunyai  daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan petani.

Di sisi lain, tantangan lingkungan terkait pencemaran air dan tanah menjadi isu kritis yang kian memprihatinkan masyarakat. Salah satu akar permasalahan tersebut dapat ditelusuri pada limbah sabun cuci tangan yang masih banyak menggunakan bahan-bahan kimia seperti bahan surfaktan (ABS) contohnya Sodium Lauryl Sulfate (SLS) atau Sodium Laureth Sulfate (SLES) yang sulit terurai di tanah dan air, yang menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan mengancam keberlanjutan lingkungan. Di samping itu, terdapat juga gaya hidup manusia yang kian praktis dan semakin berkembangnya inovasi dalam pembuatan suatu produk. Sehingga, meningkatkan konsumsi produk berbahan kaleng dalam berbagai sisi kehidupan. Hal ini terjadi dikarenakan karakteristik dari kaleng yang ringan, murah, tahan air, dan juga tahan panas.

Mengingat besarnya dampak buruk yang ditimbulkan oleh penggunaan produk sabun cuci tangan berbahan kimia yang sulit terurai dan penggunaan produk berbahan dasar kaleng, maka peneliti berupaya mencari solusi inovatif untuk mengatasi dampak negatif dari limbah sabun cuci tangan dan mencari alternatif bahan pengemas lain yang lebih ramah lingkungan dengan  tanaman yang tidak banyak orang yang mengolahnya. Bahkan banyak orang mengiranya tidak berguna, yaitu ilalang (Imperata cylindrica). Ilalang yang saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, memiliki potensi besar sebagai solusi mengatasi mikroplastik yang disebabkan oleh limbah cuci tangan dan limbah kaleng yang sulit terurai.

Pada pengolahan kemasan ramah lingkungan dengan nama produk RAMA yang merupakan singkatan dari Semir Ilalang Ramah Alam, dimana ilalang mengandung kadar abu 5,42%, silika 3,6%, lignin 18,12%, dan alfa selulosa 40,28% (Jalaludin, dkk. 2014). Dalam pembuatan wadah semir sepatu, diperlukan selulosa yang tinggi sebagai serat, serta kandungan pati yang tinggi sebagai perekat, maka diperlukan juga tepung tapioka yang mengandung pati sekitar 85% (Ulpa Jayanti, dkk. 2017). Sebagai langkah lanjutan, pemberian benih tanaman pada wadah semir dapat mengurangi polusi udara ketika tanamannya tumbuh sekaligus wadah semir yang sudah tidak terpakai dapat dijadikan sebagai pupuk. Dan semirnya sendiri berasal juga dari ilalang yang difermentasi dengan alkohol sehingga warnanya menjadi hitam.

Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi nilai guna ilalang dibuatlah sabun cuci tangan ramah lingkungan dengan nama produk SINTA yang merupakan akronim dari Sabun Ilalang Natural Ramah Tanah dan Air. Produk tersebut terbuat dari ekstrak daun alang-alang yang mengandung senyawa fitokimia seperti tanin, saponin, flavonoid, alkaloid, antosianin, kuinin, glikosida, terpenoid, fenol, kumarin dan karbohidrat (Fitriana Utami, 2022). Alang-alang tersebut positif mengandung fenol yang berperan sebagai disenfektan sehingga dapat diolah sebagai sabun cuci tangan yang ramah lingkungan.

Paparan di atas merupakan hal yang melatarbelakangi peneliti untuk membuat proposal Penjaringan Kreasi Dan Inovasi Masyarakat yang berjudul “RAMA DAN SINTA (Semir Ilalang Ramah Alam dan Sabun Ilalang Natural Ramah Tanah dan Air) Sebagai Senjata Revolusioner Melawan Permasalahan Lingkungan dan Meningkatkan Efisiensi Nilai Guna Imperata cylindrica”.

Keunikan dan keunggulan produk inovasi RAMA dan SINTA ini adalah sebagai berikut :

1. Ketersediaan bahan

Produk inovasi RAMA dan SINTA ini dibuat dengan bahan utamanya ilalang (Imperata cylindrica) yang memiliki tingkat adaptasi yang tinggi sehingga dapat ditemukan di mana saja.

2. Tekstur

Produk inovasi RAMA mempunyai tekstur yang kokoh sehingga cocok digunakan sebagai pengganti kaleng logam. Penambahan tepung tapioka sebagai perekat dalam pembuatan kaleng ramah lingkungan ini berperan penting dalam menjaga struktur kaleng semir tetap kokoh dan solid. Selain itu penggunaan tepung tapioka sebagai perekat juga terbilang aman karena tidak mengandung bahan berbahaya.

3. Kepraktisan

Produk inovasi RAMA memiliki keunggulan mudah terdekomposisi dalam air atau tanah. Selain itu, produk inovasi RAMA ini juga dianggap praktis karena jika semir sudah habis dapat langsung ditanam di dalam tanah karena sudah terdapat benih tanaman serta tempatnya dapat berubah menjadi pupuk.

4.Keamanan

Produk inovasi RAMA dan SINTA terbuat dari bahan 100% organik. Sehingga penggunaannya lebih aman terhadap lingkungan dibandingkan produk berbahan kimia sintetis.

5. Biaya produksi

Biaya yang diperlukan untuk memproduksi produk inovasi RAMA dan SINTA sangat terjangkau karena bahan-bahan yang digunakan adalah bahan lokal yang sangat mudah ditemukan.

6. Daya Simpan

Produk inovasi RAMA dan SINTA ini memiliki daya simpan yang cukup lama bila disimpan di tempat yang kering.

7. Daya Tarik

Pengolahan produk RAMA dan SINTA merupakan produk yang sangat menarik dan layak diperjual belikan karena harga yang terjangkau, bahan produksi  yang melimpah, serta belum banyak ditemukan di pasaran merupakan prospek bisnis yang bagus di masa mendatang mengingat manfaat bahan tersebut sangat baik bagi lingkungan.

Nama : Muhammad Rantawan Kusuma
Alamat : SMA NEGERI 1 SLAWI
No. Telepon : 089603028359