Foto memiliki ukuran filesize yang semakin besar dari waktu ke waktu (4MB s/d diatas 10MB++ perfotonya). Ini menimbulkan masalah seperti memori penyimpanan menjadi penuh sehingga gadget menjadi melambat (lemot). Jika sudah lemot, orang akan cenderung membeli gadget baru sehingga pengeluaran keluarga pun melonjak. Belum lagi muncul dampak lingkungan berupa sampah elektronik (e-waste) yang meningkat. Selain itu foto filesize besar juga membuat kuota internet kita boros karena ketika kita mengakses website/aplikasi online, gambar/foto akan otomatis terdownload dalam background process.
Kami menginvensikan teknologi kompresi gambar efisiensi tinggi yang mampu memproses foto dari yang filesizenya berukuran besar menjadi kecil tanpa merubah resolusi pixel, sehingga kualitas visualnya sama. Selain itu, teknologi ini tidak membebani server karena menggunakan computing resource dari perangkat user (client-side) untuk memproses gambar mereka masing-masing. Suatu daya tarik bagi para pemilik website dan aplikasi online agar mau bekerjasama dan menerapkan teknologi ini di sistem mereka.
Inovasi pengembangan terus dilakukan ke teknologi ini, diantaranya Automatic Fast Client-side Similarity Detection yang mampu mengkalkulasi tingkat persamaan antara gambar original versus gambar hasil kompresi sebagai quality control. Apabila hasil kompresi masih belum bagus, maka proses kompresi akan diulang dengan konfigurasi lain. Proses ini sangat cepat dan juga menggunakan computing resource dari perangkat user.
Dari sisi keberlanjutan, inventor memiliki roadmap untuk mengembangkan teknologinya menjadi 2 produk baru, yaitu (1) Layanan Cloud Storage dengan fitur Auto-compression, dan (2) Plugin/extension untuk sistem CMS populer seperti WordPress. Kedua produk tersebut memiliki nilai komersialisasi yang cukup tinggi. Diharapkan teknologi ini mampu memberi manfaat positif bagi dunia.
Masalah di Masyarakat yang Ingin Diselesaikan
Di zaman sekarang ini foto-foto memiliki ukuran filesize yang cukup besar, mulai dari 4MB hingga bahkan diatas 10MB++ hanya untuk sebuah foto. Padahal jenis file yang paling banyak disimpan di dalam gadget/smartphone adalah file foto. Dan di dalam satu gadget terdapat puluhan, ratusan, hingga ribuan foto didalamnya. Tentu saja ini akan memakan memori penyimpanan yang cukup banyak. Selain itu jika berbicara dunia internet, realita jenis file yang paling banyak menyita bandwidth ketika kita mengakses suatu website ataupun aplikasi online adalah file foto.
Dari fakta tersebut, berawal dari besarnya ukuran filesize foto, selanjutnya muncul berbagai masalah lanjutan yang ada di masyarakat, seperti :
1. Masyarakat Terpaksa Membeli Gadget Baru Karena Gadgetnya Melambat
Sebuah studi berjudul “Indonesian Mobile Phone Puchase Behavior” dari 1096 responden baik laki-laki dan perempuan pada September 2023 lalu merilis, bahwa rata-rata orang Indonesia mengganti ponsel mereka (membeli baru) setiap 3 tahun sekali, dan salah satu alasan utama yang mendasari pembelian tersebut adalah karena kapasitas memori penyimpanan ponsel sudah penuh. [1]
Apabila diasumsikan dalam satu keluarga berisi 4 anggota keluarga dengan 2 anak, serta harga rata-rata ponsel kualitas standar adalah sekitar Rp3juta rupiah, maka setiap 3 tahun sekali setiap keluarga akan mengeluarkan biaya Rp12juta hanya untuk pembelian ponsel baru, atau setara dengan Rp4juta pertahunnya. Ini bagi masyarakat kalangan menengah kebawah tentu akan menjadi sesuatu yang cukup menyulitkan bagi mereka.
2. Masalah Lingkungan dari Menumpuknya Sampah Elektronik (e-waste)
Dampak dari banyaknya pembelian barang elektronik seperti gadget akan menyebabkan penumpukan sampah elektronik (e-waste) yang sudah mencapai 2 juta ton pertahunnya di Indonesia (data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) [2]. Maka dari itu kita perlu mencari cara agar dapat menekan tingkat pembelian barang elektronik seperti gadget/ponsel.
3. Kuota Internet yang Boros ketika Mengakses Website atau Aplikasi Online Berisi Foto
Ketika kita mengakses suatu sistem online baik itu website maupun aplikasi online lainnya yang terdapat berbagai jenis gambar disitu, maka browser/aplikasi tersebut akan mendownload gambar-gambar tersebut secara otomatis dalam background process. Disini dampak dari foto/gambar berukuran besar adalah borosnya kuota internet yang terpakai oleh user bila kita mengakses website atau aplikasi online tersebut. Padahal seringkali dalam satu halaman, terdapat banyak foto sekaligus. Tentu kuota internet yang tersedot juga akan juga lebih banyak lagi.
4. Dilema Pemilik Website/Aplikasi Online : Kebanyakan Produk Cloud Image-Processing Saat Ini Berjalan Server-side Sehingga Membebani Server
Terdapat permasalahan pelik bagi para pemilik website & aplikasi online adalah apabila mereka ingin melakukan proses optimasi gambar/foto agar filesizenya menjadi lebih kecil, produk-produk cloud image processing yang ada di pasaran saat ini processing-nya berjalan secara server-side. Hal ini tentu memberikan load serta beban tambahan yang cukup signifikan kepada server karena proses image-processing memerlukan computing resource yang seringkali tidak sedikit. Apabila server menjadi berat, maka website / aplikasi online pun menjadi lambat. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri karena tidak semua pemilik website/aplikasi online memiliki sumber daya yang besar untuk server mereka.
Solusi yang Ditawarkan dari Produk Inovasi yang Diajukan
Kami menginvensikan teknologi kompresi foto efisiensi tinggi yang membantu memberikan solusi dari permasalahan besarnya filesize foto, serta permasalahan server yang terbebani apabila dipaksa melakukan proses image-processing.
Teknologi kompresi foto kami dapat mereduksi ukuran filesize suatu raw photo secara drastis hingga 85% lebih kecil dalam resolusi foto yang sama, dengan kualitas visual yang sama, serta ekstensi/format yang sama dengan aslinya. Dan processingnya tidak membebani server.
Sebagai contoh : Anda memiliki foto JPEG 3000x4000 pixel berukuran 7MB, lalu diproses dengan teknologi kompresi ini, akan dibuat suatu foto JPEG baru yang gambarnya sama, resolusinya sama sebagaimana aslinya (3000x4000 pixel), di-zoom pun juga tidak pecah, tetapi ukuran filesize-nya hanya sekitar 1MB saja. Dan bagusnya, tidak ada beban di server untuk melakukan image-processing. Luar biasa bukan?
Teknologi kompresi ini melakukan processing dengan menggunakan computing resource dari perangkat milik pengguna sendiri untuk memproses foto-foto mereka, dan ini berjalan otomatis. Dapat dilihat bahwa teknologi kompresi foto ini sangat bagus ketika diimplementasikan di sistem online seperti web application ataupun mobile app. Memang teknologi kompresi ini memiliki tingkat efisiensi yang sangat tinggi dibanding kebanyakan produk-produk lain sejenis yang ada di pasaran.
Sejarah Inovasi dan Pengembangan Produk Inovasi
[1] Populix, "Indonesian Mobile Phone Purchase Behavior", (https://info.populix.co/product/consumer-trend-report/download?report=2023-09-mobile-phone)
[2] Katadata, "Indonesia Timbun 2 Juta Ton Sampah Elektronik Sepanjang Tahun ini", (https://katadata.co.id/berita/nasional/6167d8389a3c3/indonesia-timbun-2-juta-ton-sampah-elektronik-sepanjang-tahun-ini)
Keunggulan
Perbandingan dengan Produk Lain yang Populer di Dunia
TinyPNG :
iLoveImg :
FastImageMin :
Nama | : | Priya Bagus Sasikirono |
Alamat | : | Perum Depkes D1/33, Kramat Utara, Magelang Utara, Kota Magelang |
No. Telepon | : | 085331472147 |