Cikung (Cincau Kangkung) Substitusi Pemenuhan Gizi Anak yang Tidak Suka Sayuran

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penghasilan sayur yang melimpah, bahkan dilansir dari Badan Pusat statistik pada tahun 2022 penghasilan sayur di Indonesia sudah mencapai 129.320.146 ton per tahunnya. Namun sayangnya masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan sayurnya masih jauh dibawah ambang batas yang telah ditetapkan oleh WHO serta Kemenkes, menurut WHO dan Kemenkes, masyarakat berusia 5 tahun ke atas setidaknya harus mengonsumsi minimal 5 porsi sayur per harinya, tetapi ironisnya masyarakat Indonesia masih kurang dalam memenuhi kebutuhan tersebut, hal tersebut dipengaruhi berbagai faktor, khususnya banyak masyarakat yang tidak menyukai sayur, baik karena rasa, aroma maupun tampilan serta tekstur yang mebosankan atau tidak menarik. Maka dari itu, peneliti telah membuat sebuah inovasi dari sayuran dengan menjadikannya sebagai olahan makanan yang lebih menarik, olahan tersebut adalah Cikung atau cincau kangkung sebagai substitusi pemenuhan gizi anak yang tidak suka sayuran. Peneliti melakukan inovasi ini guna menarik perhatian masyarakat khususnya anak-anak agar tertarik mengonsumsi sayur, serta anak-anak dapat menikmati sayur dengan cara yang lebih inovtif. Inovasi telah melalui uji coba kelayakan rasa, keamanan, dan tampilan dengan melibatkan beberapa elemen masyarakat sebagai tester-nya serta uji Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianalisis oleh Kepala Instalasi Gizi RSUD Kab. Uji untuk memperoleh informasi kandungan gizi yang terdapat pada cikung tersebut. Berdasarkan analisis AKG diperoleh data setiap takaran saji sebanyak 300ml/ 1 sajian terdapat energi total 347,8 Kkal dengan rincian: lemak total sebanyak 10,6 gram, karbohidrat total sebesar 57, 1 gram, protein 9 gram, dietary fiber 4,2 gram, vitamin B6 0,1 mg, dan vitamin C 15 mg.

A. LATAR BELAKANG

Sayur merupakan makanan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, namun bagi beberapa orang khususnya anak-anak, sayur adalah makanan yang harus dihindari karena rasanya yang hambar dan terkadang pahit. Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2022, hasil produksi sayuran semusim di Indonesia sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Produksi Sayuran Semusim di Indonesia Tahun 2022

Jenis Tanaman

Produksi sayuran

Bawang Daun

6.387.345

Bawang Merah

19.823.602

Bawang Putih

305.823

Bayam

1.708.214

Buncis

3.256.021

Cabai Rawit

15.444.409

Kacang Panjang

3.608.715

Kangkung

3.296.160

Kembang Kol

1.921.211

Kentang

15.039.983

Ketimun

4.440.567

Kubis

15.037.976

Labu Siam

4.618.043

Paprika

209.970

Sawi

7.606.082

Terung

6.917.384

Tomat

11.687.437

Wortel

7.379.652

Jamur

631.552

Total

129.320.146

 

Ironisnya, Indonesia terkenal dengan penghasil sayur yang melimpah, namun masyarakat Indonesia kurang terpenuhi kebutuhan sayur tersebut, menurut data Badan Pusat Statistik (2020) dalam (Idris, Kompas 2020) masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan buah dan sayur masih dibawah ambang batas konsumsi yang ditetapkan oleh WHO dan KEMENKES. Menurut data Laporan Riset Kesehatan Dasar Jawa Tengah (Riskesdas Jateng), World Health Organization (WHO) menetapkan untuk mencukupi kebutuhan buah dan sayur, anak – anak berumur 5 tahun keatas minimal sebanyak 5 porsi perharinya dalam seminggu. [1]

Dilansir dari Kementrian Kesehatan, sayur memiliki berbagai manfaat seperti meningkatkan daya ingat, zat antioksidan, dapat melindungi sel-sel otak, membuat tubuh lebih bugar karena kandungan vitamin dan mineral yang tinggi bersama dengan enzim bereaksi memproduksi energi sehingga membuat Tubuh menjadi lebih bugar, melancarkan buang air besar karena kandungan serat yang tinggi, dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Selain itu sayur juga memiliki kandungan vitamin C, Kalsium, dan kandungan serat yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta menjaga kesehatan tulang dan pencernaan.[2] Oleh karena itu, anak-anak harus mulai dianjurkan untuk mengonsumsi sayuran  oleh para orang tua, karena sayur mengandung banyak vitamin, mineral, dan serat yang tinggi untuk mengatur pertumbuhan serta dapat menjaga imunitas tubuh. Untuk menarik perhatian, anak-anak harus diberikan referensi olahan sayur yang menarik.

Contohnya adalah mengolah sayur kangkung menjadi cincau hijau. Cincau hijau merupakan jenis tumbuhan yang diolah menjadi agar-agar dengan rasa yang khas. Melalui proses pasteurisasi hingga suhu 95°C pada gel cincau yang dimodifikasi formulanya sehingga menghasilkan produk yang aman dikonsumsi. Formulasi baru menjaga mutu dan keamanan produk akibat kerusakan mikrobiologis, juga meminimalkan kerusakan gel dan khasiat produk. Penggunaan kemasan plastik pun membuat produk praktis dan tahan lama.

Oleh karena itu, peneliti melakukan sebuah inovasi dengan memanfaatkan sayuran kangkung sebagai bahan dasar untuk membuat cincau hijau, karena kangkung memiliki banyak manfaat diantaranya dapat menjaga kesehatan mata, kaya akan vitamin A yang dapat melindungi kornea dan lapisan mata dari infeksi bakteri dan virus serta meningkatkan produksi cairan untuk mencegah mata kering.

Kangkung mengandung banyak nutrisi penting. Dalam 100 gram kangkung segar yang masih mentah, terdapat air, protein, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin C, dan vitamin A dalam jumlah yang cukup. Dapat mencegah dehidrasi, Tingginya kandungan kalium dan natrium dalam kangkung membuatnya baik untuk mencegah dehidrasi, dan dapat mengatasi anemia, zat besi dan fosfor dalam kangkung membantu meningkatkan produksi sel darah merah serta membantu mengatasi gejala anemia. Sehingga pembuatan cincau kangkung akan menarik perhatian anak-anak yang tidak suka sayur supaya berani mencoba untuk mulai mengkonsumsi sayur, sehingga mereka bisa mendapatkan khasiat dari sayuran tersebut namun dengan rasa yang lebih nikmat.

 


[1] 17.L1.0010-Liem Ricky Darmawan Setiono-BAB I_a.pdf  diakses pada tanggal 17 Februari 2024.

[2] https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1593/manfaat-mengonsumsi-buah-dan-sayur diakses pada  tanggal 17 Februari 2024.

 

Keunggulan dari produk ini adalah adanya inovasi olahan sayur yang dapat menarik minat anak-anak agar tidak takut untuk mengonsumsi sayur. Selain itu produk ini juga sudah Inovasi telah melalui uji coba kelayakan rasa, keamanan, dan tampilan dengan melibatkan beberapa elemen masyarakat sebagai tester-nya serta uji Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianalisis oleh Kepala Instalasi Gizi RSUD Kab. Uji untuk memperoleh informasi kandungan gizi yang terdapat pada cikung tersebut. Sehingga produk ini siap dipasarkan.

Nama : Victoria Kerenhapukh Sutanto
Alamat : PERUMAHAN D'TRANS QUALITY, BLOCK C5, RT06/14, PASAR BATANG, BREBES
No. Telepon : 085747209148