Wani Obah = Aplikasi Penyelamat Planet dalam Menekan Food Waste dan Responsible Consumption and Production

Dalam melakukan kehidupan sehari-hari, sulit bagi manusia untuk dipisahkan dari sampah. Segala aktivitas yang dilakukan masyarakat baik individu dan kelompok secara spontan akan menghasilkan sampah dalam skala yang berbeda-beda.  Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga telah melaksanakan berbagai macam aksi dalam mengurangi sampah di Kota Salatiga. Namun fokus pengelolaan sampah yang dilakukan Kota Salatiga secara besar-besaran terlihat hanya pada sampah anorganik. Aplikasi Wani Obah hadir sebagai solusi alternatif untuk kota Salatiga dalam menekan food waste serta meningkatkan responsible consumption and production. Aplikasi ini dirancang sebagai salah satu perubahan yang mengajak masyarakat untuk berani bergerak dan mengambil peran dalam mengatasi permasalahan food waste dan mencapai responsible consumption and production. Dengan adanya aplikasi Wani Obah harapannya akan mampu mengubah pola pikir masyarakat terhadap food waste dan food loss. Lebih dari itu, aplikasi Wani Obah akan mengajak masyarakat kota Salatiga, untuk memilah sampah sebelum dibuang, yang pada akhirnya akan dapat mengurangi volume sampah organik dibuang di TPA. Selain itu, Wani Obah akan mampu membantu pemerintah Kota Salatiga dalam mendorong terciptanya lingkungan yang lebih berkelanjutan.

Kata Kunci: Sampah, Food Waste, Responsible Consumption and Production, Wani Obah.

Dalam melakukan kehidupan sehari-hari, sulit bagi manusia untuk dipisahkan dari sampah. Segala aktivitas yang dilakukan masyarakat baik individu dan kelompok secara spontan akan menghasilkan sampah dalam skala yang berbeda-beda. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dalam suatu negara, maka limbah sampah yang dihasilkanpun semakin besar pula. Sampah makanan tidak hanya diproduksi dari rumah tangga tetapi juga dari fasilitas umum, seperti sekolah, institusi, kesehatan, kantor, pasar, hotel, restoran dan industri juga turut menyumbang timbunan sampah makanan di TPA (Rini et al., 2020)

Food waste/sampah makanan terjadi karena makanan tidak terpakai selama proses distribusi hingga konsumsi sehingga menumpuk menjadi sampah. Hal ini disebabkan oleh makanan yang tidak habis oleh konsumen atau makanan simpanan yang menjadi tidak layak dikonsumsi (Evan et al., 2022). Food Waste merupakan permasalahan global yang akan mempengaruhi keamanan dan rantai pasok pangan (Saputri & Rojroongwasinkul, 2018). Jika masalah food waste ini dibiarkan maka akan memberikan dampak negatif terhadap berbagai masalah lingkungan, sosial dan ekonomi.

Penumpukan sampah makanan terjadi karena kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, serta kurangnya kesadaran sosial masyarakat terhadap orang lain, masyarakat merasa segan memberikan makanan kepada orang lain dan lebih memilih untuk membuang makanan yang masih layak untuk dimakan (Rosa & Setyadi, 2021). Dari masalah tersebut, maka dapat dilakukan langkah preventif yakni dengan penguatan kesadaran lingkungan di masyarakat. Dengan meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat, maka selanjutnya akan lebih mudah untuk menyebarluaskan pengetahuan dan melibatkan lebih banyak orang dalam upaya pengelolaan sampah makanan yang berkelanjutan di Indonesia.

Kota Salatiga yang mendapat predikat kota Gastronomi dari UCCN (UNICEF Creative Cities Network) memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai percontohan pengelolaan sampah makanan berkelanjutan. Predikat kota Gastronomi ini diberikan UNICEF sejak 2021 mengingat bahwa Kota Salatiga dianggap ideal dari segi lokasi geografis yang strategis, memiliki beragam etnis dengan berbagai kuliner khas yang sudah menjadi budaya (Afrilia, 2022). Dengan ditetapkannya Salatiga sebagai Kota Gastronomi maka tidak salah jika Salatiga memiliki banyak restoran, kafe, dan tempat

kuliner lainnya. Tercatat pada tahun 2019 jumlah rumah makan di kota Salatiga sebanyak 94 restoran (BPS Kota Salatiga, 2020) sedangkan hotel di kota Salatiga tercatat terdapat 38 hotel dengan rincian 5 hotel kelas bintang dan 33 hotel non bintang (BPS Kota Salatiga, 2022). Dengan banyaknya keberadaan restoran serta hotel di kota Salatiga maka kemungkinan besar akan menyebabkan peningkatan sampah makanan. Hotel dan restoran menghasilkan jumlah makanan yang besar setiap harinya dan berdasarkan hasil observasi, sebagian besar sampah makanan langsung di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa adanya proses seleksi lebih lanjut. Dari pengelolaan yang kurang efektif tersebut, hal ini akan berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan.

 

Kota Salatiga juga terkenal dengan kota terboros di Jawa Tengah. Rata-rata pengeluaran per bulan penduduk Salatiga adalah Rp 2.394.280, yang terdiri atas pengeluaran untuk makanan sebesar Rp 858.244 dan pengeluaran non makanan sebesar Rp. 1.236.037 (Reiny, 2023). Kesadaran konsumen akan tanggung jawab konsumsi serta produksi sangat rendah. Banyak dari mereka masyarakat menengah keatas sering kali dalam berbelanja kebutuhan makanan hanya berdasarkan keinginan bukan kebutuhan, hal inilah yang menyebabkan penumpukan limbah makanan baru. Masyarakat cenderung tidak mau mengonsumsi makanan yang tidak sempurna meskipun makanan tersebut masih aman untuk dikonsumsi. Jika hal ini tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah makanan secara efektif, hal ini akan menyebabkan penumpukan sampah makanan di kota Salatiga semakin tinggi.

Kami sebagai pengembang mencetuskan ide inovasi aplikasi “WANI OBAH”, yaitu aplikasi penyelamat planet dalam menekan food waste dan responsible consumption and production di kota Salatiga. Wani Obah dirancang sebagai salah satu bentuk perubahan yang mengajak masyarakat untuk berani bergerak dan mengambil peran dalam mengatasi permasalahan food waste dan mencapai responsible consumption and production. Dengan adanya aplikasi Wani Obah harapannya akan mampu mengubah pola pikir masyarakat terhadap food waste dan food loss. Lebih dari itu, aplikasi Wani Obah akan mengajak masyarakat kota Salatiga, untuk memilah sampah sebelum dibuang, yang pada akhirnya akan dapat mengurangi volume sampah organik dibuang di TPA. Sehingga aplikasi ini akan mampu membantu pemerintah kota Salatiga dalam mendorong terciptanya lingkungan yang lebih berkelanjutan.

Nama : Wani Obah Team
Alamat : Jl Dipomenggolo, Pulutan, Sidorejo, Salatiga
No. Telepon : 085749933252