Dalam proses pembibitan tentu menggunakan berbagai media atau wadah untuk menanam, salah satunya yaitu polybag dan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan polybag dan pupuk kimia menjadi ancaman bagi lingkungan karena sulitnya plastik dalam proses penguraian dan penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dapat mengakibatkan rusaknya struktur tanah dan mengganggu keseimbangan unsur hara di dalamnya.
Dari permasalahan tersebut, salah satu alternatif yang digunakan untuk menggantikan fungsi media tanam polybag dan pupuk kimia yaitu Teknologi Biopot Ecokompos. Teknologi Biopot Ecokompos adalah produk berbasis media tanam dengan komposisi bahan yang ramah lingkungan. Inovasi dari produk biopot dengan komposisi bahan yang belum pernah diolah sebelumnya. Manfaat produk Teknologi Biopot Ecokompos bagi masyarakat dan lingkungan sekitar adalah memberikan suatu produk media tanam berbasis ecokompos (kompos ramah lingkungan), sebagai alternatif pengganti pupuk kimia dan media tanam polybag, serta sebagai alternatif apabila ingin menghasilkan komoditas tanaman yang sehat anti bahan pupuk kimia, sehingga komoditas tanaman berupa sayur dan buah-buahan aman untuk dikonsumsi.
Keunggulan dari Teknologi Biopot Ecokompos yaitu sebagai teknologi yang menggabungkan fungsi media tanam sakaligus mengandung pupuk kompos di dalamnya. Terbuat dari gabungan beberapa tumbuhan berkhasiat tinggi bagi tanaman yaitu daun kelor, daun mimba, daun ketapang, serbuk gergaji, dan limbah kulit kacang merah. Teknologi Biopot Ecokompos telah diterapkan pada beberapa tempat, yaitu Agrowisata Taman Strawberry Tuwel, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kec.Bojong, dan Learning Centre Bawang Putih Kec.Bojong. Salah satu kendala dari usaha inovasi produk Biopot Ecokompos adalah proses pembuatan pupuk organik yang lama.
Kata kunci : Teknologi Biopot Ecokompos, Ramah lingkungan, Komoditas tanaman, Media tanam, Pupuk Kompos.
Sebagai negara agraris, Indonesia adalah negara yang dianugerahi wilayah yang luas dengan sumber daya alam yang melimpah menjadikan Indonesia dapat memproduksi energi tersendiri, salah satunya yaitu sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi salah satu tulang punggung ekonomi masyarakat Indonesia. Dengan kesuburan tanah dan iklim tropis yang mendukung, tidak heran jika sejak dahulu negara Indonesia kaya akan hasil pertanian seperti padi, jagung, kedelai, kopi, rempah-rempah, dan sebagainya. Hal ini berdampak positif dalam perkembangan produktifitas sektor pertanian baik di dalam maupun di bidang ekonomi dengan mengeksport hasil pertanian ke luar negeri guna menunjukkan jati diri Indonesia sebagai negara yang memiliki sektor pertanian yang kuat dikancah internasional. Untuk mempertahankan kekayaan tersebut, diperlukan dukungan kuat dari masyarakat Indonesia untuk serius dalam menjaga dan mengelola sumber daya dengan bijak, terutama dalam proses menghasilkan tanaman.
Pembibitan merupakan langkah awal dalam proses menghasilkan tanaman baru. Dalam proses pembibitan biasanya menggunakan berbagai media atau wadah untuk menanam, salah satunya yaitu polybag. Polybag adalah salah satu media tanam yang terbuat dari plastik. Penggunaan polybag menjadi ancaman bagi lingkungan, hal ini dikarenakan sukar plastik dalam proses penguraian. Tidak hanya polybag, berbagai ancaman bagi lingkungan lainnya yaitu penggunaan pupuk kimia dalam proses penanaman. Penggunaan pupuk kimia kian hari kian meningkat, tidak sedikit para petani menggunakannya. Dilihat dari dampak negatifnya, penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dan terus-menerus dapat mengakibatkan rusaknya struktur tanah dan mengganggu keseimbangan unsur hara di dalamnya. Dampak lainnya yaitu dapat membunuh mikroorganisme yang berperan aktif dalam pertumbuhan tanaman, serta dapat menghambat pembusukan senyawa organik yang dibutuhkan oleh tanaman.
Dari permasalahan tersebut, salah satu upaya yang digunakan untuk menggantikan fungsi media tanam polybag dan pupuk kimia yaitu Teknologi Biopot Ecokompos. Teknologi Biopot Ecokompos adalah produk berbasis media tanam dengan komposisi bahan yang ramah lingkungan. Inovasi dari produk biopot dengan komposisi bahan yang belum pernah diolah sebelumnya. Teknologi Biopot Ecokompos terbuat dari pupuk organik, yaitu sampah rumah tangga, kulit kacang merah, daun mimba, daun kelor daun ketapang, dan serbuk gergaji kayu. Bahan-bahan tersebut dipilih sesuai keunggulan manfaat yang tentu dibutuhkan dalam proses penanaman, terutama pada sektor pertanian.
Dalam pemilihan bahan baku pembuatan Teknologi Biopot Ecokompos, kami memanfaatkan lingkungan sekitar dengan banyaknya tumbuh-tumbuhan yang bermamfaat, salah satunya yaitu daun mimba. Jenis daun tersebut memiliki kemampuan anti-bakterial dan inseksitidal, yaitu dapat membunuh dan mengendalikan mikroorganisme pengganggu atau hama dalam tanaman. Daun ketapang mengandung zat organik yang memiliki fungsi untuk menyeimbangkan kadar pH tanah dan mampu menyerap zat kimia yang terkandung dalam air. Daun kelor mengandung Zeatin, yaitu dapat merangsang pertumbuhan pada tanaman-tanaman baru mulai dari biji kecambah dan mengandung nutrisi tanaman untuk proses pembuahan.
Berdasarkan uraian yang ada dalam latar belakang masalah, penulis tertarik untuk menginovasikan Teknologi Biopot Ecokompos dengan tema “KREATIVITAS & INOVASI UNTUK MENDORONG TRANSFORMASI SOSIAL, EKONOMI, & TATA KELOLA PEMERINTAH” dengan judul yang diangkat adalah “TEKNOLOGI ALTERNATIF BIOPOT ECOKOMPOS, OPTIMALISASI KOMPOSISI BAHAN BIOPOT SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF PENGGANTI PUPUK KIMIA DAN POLYBAG UNTUK MENINGKATKAN KOMODITAS TANAMAN DI SEKTOR PERTANIAN”.
Teknologi Biopot Ecokompos merupakan teknologi media tanam berbasis kompos ramah lingkungan. Teknologi ini sangat baik digunakan terutama di bidang sektor pertanian dan budidaya tanaman. Berikut merupakan keunggulan dari Teknologi Biopot Ecokompos, antara lain sebagai berikut :
Nama | : | FIKA ASFIA |
Alamat | : | Jl. Kyai Makhali Desa Babakan RT03/RW03, Kelurahan Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal |
No. Telepon | : | 087711868752 |