Sistem pengolah botol plastik sebagai filament 3D printing

Rancangan Mesin pengolah limbah botol plastik menjadi material 3D print yang telah dirancang oleh kami diharapkan dapat memenuhi permintaan pelanggan. Konsep mesin yang dirancang ergonomis serta mudah digunakan memiliki dimensi (pxlxt) 400x300x300 mm serta memiliki kapasitas produksi hingga 500 pcs botol PET dalam sehari (9 jam kerja efektif).

Mesin pengolah limbah botol plastik menjadi material 3D print terdiri dari tiga unit, diantaranya cutting unit, glikoling unit, dan packing unit. Pada cutting unit, mesin dioperasikan secara manual dengan metode penyerutan pada botol plastik dengan menggunakan cutter atau pisau tajam dan tarik manual menggunakan tangan operator. Input utama pada mesin adalah botol PET 330ml, 600ml, & 1500ml.

Mesin mulai beroperasi ketika sudah dinyalakan dan pengguna memasukkan hasil serutan botol plastik ke area glikoling untuk diproses menjadi material 3D print, kemudian dari material tersebut bisa dibentuk barang sesuai keinginan. Pada Control Panel dibuat semudah mungkin dalam pengoperasian ataupun perawatan.

Perhitungan konstruksi pada rancangan mesin maupun pada setiap aspek telah dilakukan dan dinilai cukup aman dan telah dilakukan evaluasi serta analisa yang mendalam. Walaupun ada bagian bagian mesin yang perlu ditambah atau di ganti dengan sistem atau teknologi yang lebih praktis dan terbarukan.

Dengan demikian, karakteristik teknis serta tujuan pembuatan mesin diantaranya menarik perhatian masyarakat, dalam mendaur ulang sampah plastik terutama yang ada di Indonesia, sehingga mesin ini dapat memenuhi kebutuhan pengguna maupun konsumen 3D print.

Pada tahun 2023, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK mencatat jumlah timbulan sampah sebesar 67,8 juta ton/tahun yang terdiri dari sampah organik dengan porsentase sebesar 57%, sampah plastik sebesar 15%, sampah kertas sebesar 11% dan sampah lainnya sebesar 17%. Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, menjelaskan, masalah sampah merupakan permasalahan nasional yang memerlukan pengelolaan secara holistik, sistemasis dan terintegrasi.

Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir.

International Coastal Cleanup (ICC) merilis, pada 2023 sebanyak 97.457.984 jenis sampah dengan berat total 10.584.041 kilogram ditemukan di laut. Sembilan dari 10 jenis sampah terbanyak yang mereka temukan berasal dari bahan plastik, seperti sedotan dan pengaduk, alat makan plastik, botol minum plastik, gelas plastik, dan kantong.

Sampah-sampah plastik tadi mengancam setidaknya 800 spesies. Hal itu terungkap dari hasil penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention On Biological Diversity) pada 2016. Sebanyak 40 persennya adalah mamalia laut dan 44 persen lainnya spesies burung laut. Data itu kemudian diperbarui pada Konferensi Laut PBB di markas New York, Amerika Serikat pada 2019.

Sampah plastik yang berada dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme menyebabkan mineral-mineral dalam tanah baik organik maupun anorganik semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya fauna tanah, seperti cacing dan mikorganisme tanah, yang hidup pada area tanah tersebut, dikarenakan sulitnya untuk memperoleh makanan dan berlindung.

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh, perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan.  Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. (UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah) Penyaluran sampah yang banyak ditemui terdiri dari proses pengumpulan sampah dari permukiman atau sumber sampah lain, pengangkutan sampah untuk dibuang di TPS, dan proses terakhir yaitu pembuangan di TPA.

Permasalahan pengelolaan sampah yang ada di Indonesia dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat pengelolaan pelayanan masih rendah, TPA yang terbatas jumlahnya, institusi pengelola sampah dan masalah biaya. Kesadaran masyarakat akan sampah dan pentingnya menjaga lingkungan juga masih rendah sehingga dapat membawa masalah yang baru seperti banjir.

Dilihat dari beberapa problematika yang sudah disebutkan tadi, kami berupaya untuk membuat mesin yang dapat mengakomodir serta menghandle antusiasme serta kepedulian masyarakat terhadap permasalahan sampah yang ada di Indonesia yang semakin meningkat.

  1. Bahan yang hampir semua masyarakat menggunakan setiap harinya.
  2. Harga bahan yang dapat naik ketika digunakan kembali.
  3. Mesin yang ringkas dan dapat ditempatkan dimana saja.
  4. Dapat digunakan oleh semua kalangan.

Nama : Muklis Tri Haryadi
Alamat : Teras Boyolali
No. Telepon : 085728995453