Menurut Sigizi Terpadu Kemenkes, Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) data hasil penimbangan serentak di posyandu pada bulan Agustus tahun 2022, terdapat 412 balita yang terindikasi mengalami stunting di Kota Magelang, 10 balita diantaranya berada di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan.
Data e-PPGBM khusus wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan pada Agustus tahun 2022 juga mencatat :
Potensial nya hasil pengolahan sampah di BSU Cempaka dan BSU Edelweis serta upaya penanganan stunting yang kurang efektif dan maksimal, disebabkan minimnya anggaran dari pemerintah untuk penyediaan PMT stimulan di posyandu, menciptakan ide program kolaborasi yang bertujuan mengatasi permasalahan stunting yang sama krusialnya dengan permasalahan sampah utamanya di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan. Bali Bungah, Balita Menabung Sampah, merupakan pengembangan dari program Balibung (Balita Menabung). Mengubah kebiasaan balita menabung uang menjadi menabung sampah.
Metode Pelaksanaan Bali Bungah, antara lain :
A. Rumusan Masalah
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) harus dimulai sejak dini, bahkan sejak janin masih di dalam kandungan, karena pada saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah berlangsung. Dalam keseluruhan siklus hidup manusia, usia 0-2 tahun merupakan periode kritis bagi perkembangan otak. Periode ini harus dioptimalkan dengan menjaga kesehatan, status gizi anak, memberikan stimulasi yang mencukupi dan menyediakan lingkungan yang mendukung untuk menanamkan karakter anak sedini mungkin. Apabila pada masa tersebut, anak tidak mendapatkan pengasuhan dengan baik, maka akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu faktor resiko yang dihadapi anak-anak Indonesia saat ini adalah kondisi stunting.
Stunting merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi balita stunting di Kota Magelang sebesar 13,9%. Hal ini mengalami kenaikan sebesar 0,6% dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu sebesar 13,3%.
Menurut Sigizi Terpadu Kemenkes, Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) data hasil penimbangan serentak di posyandu pada bulan Agustus tahun 2022, terdapat 412 balita yang terindikasi mengalami stunting di Kota Magelang, 10 balita diantaranya berada di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan.
Data e-PPGBM khusus wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan pada Agustus tahun 2022 juga mencatat :
Total keseluruhan terdapat 30 balita yang menjadi sasaran prioritas program percepatan penurunan stunting di Kelurahan Rejowinangun Selatan.
Penyebab stunting diantaranya :
Permasalahan Stunting sama krusialnya dengan permasalahan sampah. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), tahun 2022 volume timbulan sampah Kota Magelang sebesar 29,834.62 ton per tahun dengan rata-rata 80.51 ton timbulan sampah harian, dengan komposisi jenis sampah terbesar yakni sisa makanan sebanyak 33.70% kemudian plastik sebanyak 21.50% dan sampah anorganik lainnya.
Apabila masyarakat tidak berperan aktif dan bersinergi dengan Pemerintah Kota Magelang dalam upaya pengurangan maupun penanganan sampah, cepat atau lambat hal tersebut dapat menimbulkan masalah baru yang tidak hanya berdampak pada kesehatan lingkungan tetapi juga berpengaruh pada kesehatan individu, gaya hidup, sosial dan ekonomi.
Pemerintah Kota Magelang juga telah melakukan berbagai upaya dalam penanganan sampah, salah satunya memperkuat peran Bank Sampah Unit (BSU). Total ada 73 BSU di Kota Magelang yang tercatat di SIPSN Tahun 2023. Dari jumlah tersebut, terdapat 3 BSU di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan yang menjadi mitra Bali Bungah yakni BSU Cempaka, BSU Edelweis, BSU Ismoyo. Melihat potensialnya hasil pengolahan sampah di ketiga BSU tersebut serta upaya penanganan permasalahan stunting dari faktor pemenuhan PMT stimulan di Posyandu yang sebagian besar berasal dari swadaya masyarakat, menciptakan ide program kolaborasi yang bertujuan mengatasi permasalahan stunting yang sama krusialnya dengan permasalahan sampah utamanya di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan.
B. Inovasi
Balita Menabung Sampah, merupakan pengembangan dari program Balibung (Balita Menabung). Mengubah kebiasaan balita menabung uang menjadi menabung sampah.
Bali Bungah merupakan program kegiatan nirlaba yang diinisiasi oleh Ketua TP PKK Kelurahan Rejowinangun Selatan, yakni Hanie Ika Setyowati, M.Pd bersama dengan Pendamping Posyandu Balita wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan, Rizki Azhari Fatima.
Bali Bungah (Balita Menabung Sampah) tidak hanya membiasakan anak usia dini untuk menabung sampah anorganik di Bank Sampah Unit, namun juga mampu menciptakan Ekosistem Circular Terpadu Pemberdayaan Sampah organik menjadi Eco-Enzyme & Budidaya Maggot. Uang hasil pemberdayaan sampah tersebut digunakan untuk menambah PMT stimulan bagi balita beresiko stunting yang belum terpenuhi dari hasil pengelolaan sampah sirkular di kampung organik
Dalam penerapannya, sampah organik berupa kulit buah yang masih fresh dan tidak busuk diolah menjadi Eco-Enzyme dengan modifikasi penambahan lerak untuk digunakan sebagai pengganti sabun serbaguna di masing-masing rumah tangga sasaran.
Sedangkan sampah organik lainnya, diolah menjadi bubur sampah untuk pakan maggot. Maggot kemudian digunakan untuk pakan lele dan ayam, sedangkan sampah kering sisa makan maggot digunakan untuk pupuk tanaman buah dan sayuran di kampung organik. Sebagian maggot yang dipanen juga dikeringkan dan dijual.
Sementara itu, hasil penjualan sampah anorganik yang disetorkan di Bank Sampah Unit setiap bulannya, digunakan untuk membeli kebutuhan bahan PMT lain yang belum terpenuhi dari hasil pemberdayaan sampah organik serta untuk keperluan pembelian buku dalam kegiatan read aloud di Posyandu
C. Sejarah Inovasi
Tahun 2022, kasus stunting di Kota Magelang mengalami trend kenaikan. Terdapat 30 dari 412 balita beresiko stunting yang ada di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan. Hal ini kemudian menjadi perhatian khusus dari Puskesmas wilayah Magelang Selatan, dimana pihak Puskesmas ingin mengetahui penyebab sebenarnya kasus stunting di wilayahnya.
Awal Mei 2022, Rizki Azhari Fatima dipercaya oleh Puskesmas Magelang Selatan untuk mendampingi pelaksanaan posyandu balita di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan. Dari hasil pendampingan hingga akhir tahun 2022, ditemukan fakta bahwa penyebab utama stunting adalah kesalahan antropometri yang dilakukan oleh kader posyandu dan kurangnya kualitas PMT stimulan yang diberikan pada balita.
Hasil dari pendampingan tersebut kemudian disampaikan pada rapat pleno TP PKK Kelurahan Rejowinangun Selatan dan Monev Kader Posyandu wilayah Puskesmas Magelang Selatan.
Menanggapi hal tersebut, Hanie Ika Setyowati, M.Pd selaku Ketua TP PKK Kelurahan Rejowinangun Selatan turut serta mendukung dan berperan aktif, membantu mencari solusi untuk mengatasi kurangnya anggaran dalam penyediaan PMT stimulan yang berkualitas di posyandu balita. Bersinergi menciptakan kolaborasi lintas kegiatan, yakni Posyandu Balita dengan Bank Sampah, serta memfasilitasi sosialisasi program Bali Bungah di lingkup kegiatan PKK Kelurahan Rejowinangun Selatan.
Dalam beberapa kesempatan, Hanie Ika Setyowati, M.Pd juga berkolaborasi dengan komunitas read aloud Kota Magelang dan mengajak para kader untuk bisa menerapkan kegiatan read aloud bersamaan dengan pelaksanaan posyandu.
Sejak awal tahun 2023, Bali Bungah sudah diterapkan di 6 Posyandu Balita dan 3 Bank Sampah Unit di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan. Dalam perkembangan penerapannya, Bali Bungah mampu secara kontinyu mengurangi sampah rumah tangga yang disetorkan ke depo atau TPA, baik sampah organik maupun anorganik, menciptakan ekosistem kewirausahaan antara warga, pengelola bank sampah dan peternak maggot, serta mampu meningkatkan kualitas PMT stimulan pada balita beresiko stunting di Posyandu
Posyandu Balita yang sudah menerapkan Bali Bungah :
Tabel Rincian Jumlah Balita Beresiko Stunting Tahun 2024
Tabel rincian penjualan sampah anorganik
D. Pengembangan Inovasi
Seiring berjalannya program Bali Bungah, kami senantiasa melakukan perbaikan dan pengembangan supaya program Bali Bungah semakin bermanfaat di masyarakat. Saat ini kami sedang mencoba menerapkan budidaya maggot skala kecil pada tiap rumah tangga sasaran Bali Bungah, menggunakan media galon bekas air minum kemasan. Hal ini bertujuan untuk menambah kuantitas budidaya maggot sehingga tidak hanya terfokus di peternak maggot yang ada di kampung organik.
Sampah organik yang diangkut oleh petugas sampah dan sudah diproses menjadi bubur sampah, dapat diambil kembali oleh warga untuk pakan maggot yang di budidaya secara mandiri oleh masing-masing rumah tangga. Setelah memasuki masa panen, maggot bisa disetorkan kembali ke peternak maggot untuk kemudian dijadikan sebagai bahan pakan alternatif untuk lele dan ayam yang ada di kampung organik, sedangkan sisa makan maggot yang sudah dikeringkan juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.
Nama | : | RIZKI AZHARI FATIMA |
Alamat | : | Paten Gunung RT 03 RW 10 Rejowinangun Selatan, Magelang Selatan, Kota Magelang |
No. Telepon | : | 085158992115 |