Sistem pemilahan botol plastik di sekolah masih belum optimal. PATEM (Penukaran Poin Sampah Plastik) hadir sebagai solusi inovatif untuk mempermudah proses pemilahan dan meningkatkan partisipasi siswa dalam menjaga lingkungan. Berbeda dengan vending machine pada umumnya, PATEM memberikan poin kepada siswa yang memasukkan botol plastik ke dalam mesin. Poin-poin ini kemudian dapat ditukar dengan berbagai hadiah, seperti snack atau perlengkapan sekolah. PATEM memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendeteksi ukuran botol secara akurat dan menghitung poin secara otomatis. Pengembangan PATEM dilakukan dengan metode literasi dan eksperimen yang cermat. Mesin ini dirancang untuk mengelola limbah botol kemasan plastik air mineral, menjadikannya lebih spesifik dan efektif dalam penggunaannya. Dengan desain yang sederhana dan biaya produksi yang rendah, PATEM diharapkan dapat dengan mudah diimplementasikan di berbagai sekolah. Penggunaan mesin ini mungkin baru pertama kali diterapkan di sekolah-sekolah wilayah Purbalingga, dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah lainnya. Siswa hanya perlu memasukkan minimal satu botol plastik ke dalam mesin untuk mendapatkan poin. Dengan semakin banyak siswa menggunakan mesin ini, diharapkan jumlah limbah botol plastik dapat ditekan dan kualitas kebersihan lingkungan meningkat secara signifikan. PATEM menawarkan solusi praktis untuk pengelolaan sampah botol plastik di sekolah, mendorong siswa lebih peduli terhadap lingkungan dengan cara yang menyenangkan dan bermanfaat. Implementasi PATEM diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mengubah kebiasaan dan meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa.
Kata kunci: botol plastik, PATEM, siswa, sekolah
Sampah plastik merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang paling mendesak di Indonesia. Menurut Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kab/kota se-Indonesia menyebutkan bahwa jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut, 65.71% (13.9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik.
Sampah plastik yang belum terkelola dengan baik dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan, kerusakan habitat biota laut, dan mengganggu kesehatan manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya serius untuk mengurangi sampah plastik, salah satunya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah.
Sekolah, sebagai institusi pendidikan, memiliki peran strategis dalam menumbuhkan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap lingkungan. Di sanalah generasi penerus bangsa ini dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menjaga kelestarian alam.
Salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kesadaran siswa adalah dengan menerapkan sistem PATEM (Plastic Waste Exchange System). Sistem ini memungkinkan siswa menyetorkan sampah plastik mereka dengan poin yang dapat ditukarkan dengan snack atau perlengkapan sekolah.
PATEM dirancang sebagai solusi inovatif untuk mendorong partisipasi aktif siswa dalam memilah sampah plastik. Mekanisme sistem ini sederhana namun efektif. Siswa diimbau untuk mengumpulkan sampah plastik di rumah, kemudian membawanya ke sekolah untuk ditukarkan dengan poin. Poin-poin tersebut kemudian dapat digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan di sekolah, seperti alat tulis, buku, atau snack. Penerapan PATEM diharapkan mampu menghasilkan banyak manfaat, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi sekolah dan lingkungan.
Bagi siswa, PATEM menjadi sarana edukasi yang menyenangkan untuk memahami pentingnya memilah sampah dan menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, sistem ini juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah.
Bagi sekolah, PATEM dapat membantu mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih bersih dan sehat. Poin-poin yang dikumpulkan siswa juga dapat digunakan untuk mendanai berbagai kegiatan sekolah yang bermanfaat.
Di sisi lingkungan, PATEM berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan dan kerusakan habitat biota laut akibat sampah plastik. Semakin banyak sampah plastik yang didaur ulang, semakin kecil pula potensi kerusakan yang ditimbulkannya.
Manfaat Inovasi PATEM (Plastic Waste Exchange Machine)
Pengurangan Limbah Plastik:
Peningkatan Kesadaran Lingkungan:
Edukasi dan Partisipasi Aktif:
Insentif Berbasis Poin:
Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan:
Proses Pemilahan Sampah yang Efisien:
Peningkatan Kebersihan Sekolah:
Biaya Produksi yang Rendah:
Program Berkelanjutan:
Pengembangan Kompetensi Siswa:
Dengan manfaat-manfaat ini, PATEM tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mengelola sampah plastik, tetapi juga sebagai platform edukasi dan pemberdayaan siswa untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Nama | : | Alief Setiawan |
Alamat | : | Jl. Mayor Jend. Sungkono No.34, Selabaya, Kec. Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah 53371 |
No. Telepon | : | 085799744909 |