Usaha olahan mangrove menjadi produk makanan tampaknya belum banyak dikembangkan dan diminati oleh masyarakat pesisir. Banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa buah mangrove dapat dikonsumsi dan kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai pewarna kain. Pengetahuan tentang potensi dan manfaat mangrove sebagai sumber pangan masih sangat sedikit dan belum banyak diketahui.
Pedada merupakan salah satu jenis dari buah mangrove yang tumbuh melimpah di seluruh wilayah pesisir Indonesia. Buah pedada sudah banyak dimanfaatkan di banyak negara sebagai obat tradisional seperti obat keseleo dan luka memar. Buah pedada juga dapat diolah menjadi produk pangan seperti selai,dodol, kerupuk dan sirup.
Usaha olahan mangrove menjadi produk makanan tampaknya belum banyak dikembangkan dan diminati oleh masyarakat pesisir. Banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa buah mangrove dapat dikonsumsi dan kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai pewarna kain. Pengetahuan tentang potensi dan manfaat mangrove sebagai sumber pangan masih sangat sedikit dan belum banyak diketahui (Dewi et al. 2014 Priyono et al. 2010).
Pedada merupakan salah satu jenis dari buah mangrove yang tumbuh melimpah di seluruh wilayah pesisir Indonesia. Buah ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Umumnya buah ini akan berjatuhan dan berserakan disekitar pohonnya karena belum dimanfaatkan dengan baik.
Buah pedada sudah banyak dimanfaatkan di banyak negara sebagai obat tradisional seperti obat keseleo dan luka memar. Buah pedada juga dapat diolah menjadi produk pangan seperti selai dan sirup. Buah pedada juga dapat diolah menjadi dodol (Rudianto 2015) dan fruit leather (Rahman 2016). Salah satu upaya yang lain yaitu mengolahnya menjadi sirup. Pedada adalah salah satu mangrove tidak beracun, tidak memerlukan penanganan khusus dan langsung dapat dimakan.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap kandungan dari buah pedada. Varghese et al. (2010) melaporkan bahwa pedada memiliki duapuluh empat komponen yang terdiri dari delapan steroid, sembilan triterpen, tiga flavonoid dan empat turunankarboksil benzena. Wu et al. (2009) melaporkan bahwa pedada mengandung titerpenoid dan sterol. Lebih lanjut Bandarayanke(2002) melaporkan bahwa kulit pedada mengandung tanin yang berfungsi sebagai antioksidan. Ahmed (2010) menyatakan bahwa buah pedada memiliki kandungan fitokimia seperti steroid, tripenoid dan flavonoid. Senyawa fitokimia seperti flavonoid merupakan antioksidan yang menetralisir radikal bebas yang menyerang sel sel tubuh kita yang dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung dan penuaan dini.
Memberikan nilai tambah produk sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan buah mangrove sebagai upaya dalam mendayagunakan hasul sampingan industri mangrove.
Nama | : | Ajeng Kartini |
Alamat | : | Jl Sudrajat RT 01 RW 01 Desa Grinting Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes |
No. Telepon | : | 081326888096 |