Inovasi Dry Soap Berteknologi Tablet Effervescent Sebagai Antiseptik Tangan

Cangkang kerang merupakan sisa yang tertinggal dari kerrang yang saat ini jarang dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga menjadi limbah. Penelitian yang meneliti cangkang kerrang menemukan bahwa cangkang kerrang mengandung senyawa yang disebut sebagai kitosan yang dapat digunakan sebagai antibakteri seperti bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli pada konsenterasi 0,5% sehingga kemampuan antibakteri ini dimanfaatkan dalam bentuk Tablet Sabun sebagai salah satu upaya pemanfaatan biota laut dalam upaya diversifikasi bahan alam

Tablet Sabun diformulasikan dalam bentuk effervescent memiliki kelebihan dalam meningkatkan kelarutan dari zat aktif dan mempermudah penggunaan produk. Selain itu, keunggulan lain yang dimiliki dari produk ini adalah efisiensi penggunaan, mudah dibawa dalam kondisi perjalanan jauh (Traveler Useable), harga yang lebih terjangkau serta mereduksi penggunaan kemasan plastik yang cenderung meningkatkan harga dari produk sabun dan limbah anorganik yang cenderung sulit terurai. Biaya produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan 400 pcs tablet Sabun adalah  sebesar Rp. 2.422.000 dengan harga jual sebesar Rp. 8000/Pcs.

Produk ini baru tersedia dalam bentuk prototype namun telah diterapkan dan diedukasikan pada masyarakat terutama di area kota semarang. Penerapan telah dilakukan di beberapa keluarahan seperti kelurahan tawangmas dan Randusari Semarang dengan melibatkan ibu PKK, Usaha Kuliner UMKM hingga civitas mahasiswa dalam proses pembuatan dan evaluasi produk.

 

Kata Kunci : Kitosan, Tablet Sabun, Effervecent, UMKM.

Cangkang kerang diketahui merupakan salah satu sisa dari kerang yang jarang dimanfaatkan. Pada umumnya masyarakat hanya memanfaatkan cangkang kerang sebagai media pembuatan pernak pernik maupun hiasan rumah. Minimnya pemanfaatan cangkang kerang dipengaruhi oleh literasi maupun edukasi masyarakat mengenai kandungan dari cangkang kerang. Penelitian yang dilakukan mengenai cangkang kerrang menemukan bahwa cangkang mengandung metabolit sekunder yang terdiri atas gugus asetil yang disebut sebagai kitosan.

Kitosan diketahui merupakan hasil isolasi dari cangkang molusca (hewan bercangkang lunak) yang berupa padatan amorf berwarna putih kitin murni yang dapat diperoleh melalui hasil deasetilasi kitin. (Setha, Rumata, & Silaban, 2019). Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh Wulandari dkk (2021) yang menyatakan bahwa kitosan dengan konsenterasi 0,8% dapat menghambat bakteri S.aureus dan E.coli secara berturut turut pada 12,5 mm dan 16,5 mm. Potensi yang dimiliki oleh cangkang kerrang dapat diaplikasikan sebagai kemasan antiseptik salah satunya adalah antiseptic tangan.

Antiseptik tangan biasa beredar di pasaran dalam bentuk sabun cair, sabun padat atau handsanitizer yang berbahan dasar alcohol. Produk Antiseptik yang beredar memiliki kekurangan masing masing seperti pada antiseptic dalam bentuk padat cenderung rentan untuk terkontaminasi sementara antiseptic cair memiliki kecenderungan fotosensitifitas sehingga rentan rusak apabila mengenai sinar matahari secara langsung hingga membutuhkan volume yang besar sehingga relatif sulit untuk digunakan ketika bepergian jarak jauh. Sementara antiseptic dengan bahan dasar alcohol cenderung rentan mengiritasi tangan terutama pada seseorang yang memiliki kulit sensitif. Kondisi ini dapat diperbaiki melalui inovasi dalam pembuatan sediaan antiseptik berbentuk tablet.

Tablet merupakan suatu sediaan padat dengan zat aktif yang terkonsenterasi pada gabungan partikel padat yang berisi bahan pengisi. Tablet pada umumnya ditujukan pada penggunaan oral dan memiliki beberapa keunggulan seperti tingkat kestabilan zat aktif yang lebih baik dibandingkan sediaan cair, penggunaan yang lebih efisien. Kelebihan ini dapat diaplikasikan dalam teknologi pembuatan sabun sehingga dapat meningkatkan kestabilan bahan aktif dan meningkatkan efisiensi penguaan produk. Tablet yang memiliki konsenterasi besar untuk bereaksi pada kondisi tertentu dapat ditingkatkan efektivitasnya menggunakan metode effervescent. Metode effervescent merupakan suatu metode dengan menggabungkan fase asam dan basa dalam satu reaksi dengan air sehingga dapat meningkatkan waktu kelarutan sediaan.

Kombinasi teknologi tablet effervescent dan sabun akan menghasilkan sediaan yang memiliki Tingkat kelarutan yang relative lebih singkat dibanding sediaan tablet biasa. Keunggulan lain yang dimiliki oleh tablet sabun dengan teknologi effervescent adalah kondisi sediaan yang kering sehingga memiliki masa simpan yang panjang. Pada jangka panjang penggunaan massif dari Dry Soap Tablet secara tidak langsung dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengurangi penggunaan kemasan plastic secara massif sehingga dapat menciptakan lingkungan bebas plastik.

Berdasarkan permasalahan diatas inovasi ini dibuat untuk meningkatkan aplikasi cangkang kerang dalam bentuk isolat kitosan yang dikemas dalam dry soap berteknologi tablet effervescent sebagai antiseptik tangan.

1. Mudah Disajikan dan Harga Terjangkau

Produk kami didesain sedemikian rupa untuk menciptakan kemudahan bagi pengguna produk dengan waktu penyajian yang singkat namun tetap memberikan kesan harga terjangkau pada masyarakat.

Produk yang kami kembangkan merupakan produk free plastik dan menjadi salah satu pelopor produk bebas plastik pertama di Semarang. Keberadaan produk kami akan memberikan kesan kepada pengguna bahwa dengan menggunakan dan mengaplikasikan produk kami sama dengan mengurangi penggunaan limbah plastik di lingkungan sekitar.

2. Lebih Stabil dalam Penyimpanan

Produk yang kami hasilkan merupakan produk kering sehingga zat aktif dan kualitas produk dapat tersimpan untuk jangka waktu Panjang. Produk yang kami hasilkan juga tidak rentan mengalami kontaminasi bakteri. Sabun yang kami produksi juga memiliki kelebihan untuk meminimalisasi kontaminasi secara langsung karena walaupun tersedia dalam jumlah padat sabun dicairkan sehingga sabun tidak berpindah tangan melalui kontak langsung seperti yang biasa ditemui pada sabun batang.

Sabun yang kami hasilkan juga memiliki inovasi dimana sabun kami tidak menggunakan SLS maupun paraben yang saat ini mulai dikampanyekan oleh beberapa perusahaan kosmetik besar karena paraben dan SLS yang digunakan berlebihan akan merusak kulit dan merusak lingkungan. Namun, pada dasarnya kebanyakan industri kosmetik hanya mengganti SLS menggunakan metil Ester sulfonat yang merupakan sama-sama turunan sulfat sehingga tidak memberikan dampak yag signifikan terhadap  iritasi kulit maupun perubahan dari pencegahan pencemaran lingkungan. 
 
Inovasi kami menghadirkan terobosan baru melalui sediaan sabun pure organik tanpa menggunakan bahan sintetik yang merupakan kombinasi antara kulit buah menjalin sebagai agen pembusa dan kulit cangkang kerang sebagai senyawa antiseptik. Inovasi sediaan sabun tablet organik, memiliki kelebihan seperti proteksi dan tindakan preventif dalam mencegah iritasi kulit dan memperhatikan pengguna dengan kulit sensitif

 

 

 

 

Nama : Steven Ardia
Alamat : Jl. Lebdosari III/17 Rt. 02 Rw.05 Kelurahan Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang
No. Telepon : 082322999840