Tempe merupakan produk makanan populer di Indonesia karena harganya terjangkau dan memiliki kandungan protein nabati tinggi. Indonesia adalah produsen tempe terbesar di dunia dan konsumen kedelai terbesar di Asia, dengan sekitar 50% kedelai digunakan untuk memproduksi tempe. Kota Surakarta mempunyai tingkat rata-rata konsumsi tempe yang tinggi sebesar 9,4 kg per kapita dibandingkan dengan rata-rata di seluruh Indonesia hanya sebesar 7,44 kg per kapita. Namun, pada tahun 2023 terjadi penurunan konsumsi karena kenaikan harga kedelai impor.
Di Surakarta terdapat 163 sentra usaha tempe, tetapi produksi masih dilakukan secara manual. Observasi di salah satu UMKM tempe di Surakarta menunjukkan kapasitas produksi harian 50 kg, dengan proses manual yang memerlukan dua kali pengerjaan.
Metode inovasi yang dibuat untuk peningkatan waktu, kapasitas, dan tenaga dari inovasi Moveable Mixing and Pouring Machine meliputi observasi ke UMKM, identifikasi masalah, merancang solusi, dan pembuatan prototipe. Dari permasalahan yang telah diidentifikasi, diusulkan pembuatan mesin inovasi yang mempermudah proses produksi tempe dengan memisahkan kulit kedelai, mencuci, dan mencampur dengan ragi secara mekanis.
Hasil dari pembuatan mesin ini adalah peningkatan efisiensi waktu dari 1 jam 15 menit menjadi 30 menit dan peningkatan kapasitas produksi dari 30 kg menjadi 70 kg per siklus. Peningkatan efisiensi tenaga dilihat dari proses yang awalnya manual berubah menjadi semi otomatis. Selain itu, harga mesin lebih terjangkau sebesar 5 jutaan sedangkan mesin pembanding yang ada di pasaran mencapai 7,5 jutaan. Dengan demikian, diharapkan mesin ini dapat membantu peningkatan ekonomi bagi UMKM tempe dan memperkuat posisi UMKM produsen tempe di pasar.
Tempe merupakan produk makanan yang cukup banyak diminati oleh masyarakat Indonesia karena harganya terjangkau dan memiliki kandungan protein nabati yang tinggi. Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan pasar kedelai terbesar di Asia, di mana sekitar 50% kedelai Indonesia dijadikan untuk memproduksi tempe.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata konsumsi tempe di Indonesia per kapita sebesar 7,44 kg mulai dari tahun 2021 hingga 2023. Di Kota Surakarta menunjukkan angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 9,4 kg. Rata-rata konsumsi tempe di kota Surakarta selama tiga tahun terakhir yaitu, tahun 2021 sebesar 9,57 kg, tahun 2022 sebesar 9,88 kg, dan tahun 2023 sebesar 8,74 kg. Terjadinya penurunan pada tahun 2023 disebabkan oleh harga kedelai sebagai bahan utama naik hingga Rp15.472,00,00.
Menurut Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terdapat 163 sentra usaha pembuatan tempe di Kota Surakarta. Paparan angka tersebut menunjukkan bahwa pasar memang memiliki kegemaran tersendiri dalam mengonsumsi tempe.
Observasi di salah satu UMKM di Kota Surakarta menunjukkan kapasitas produksi dalam 1 hari sebanyak 50 kg. Sedangkan dalam 1 kali proses pengerjaan maksimal hanya 30 kg, sehingga membutuhkan 2 kali proses pengerjaan. Hal tersebut terjadi dikarenakan dalam proses pembuatan tempe masih dilakukan secara manual. Beberapa proses yang masih manual yaitu proses pemisahan kedelai dari kulitnya, proses pencucian, dan proses peragian. Proses tersebut membutuhkan waktu yang relatif lama dan tenaga yang cukup besar tetapi kapasitas produksinya sedikit.
Dengan meninjau situasi yang ada di industri tempe Kota Surakarta, kami berupaya menyelesaikan permasalahan tersebut dengan pembuatan sebuah sistem mekanik maupun mesin yang dapat mempermudah proses pemisahan kedelai dengan kulit, pencucian kedelai, dan proses pencampuran kedelai dengan ragi. Upaya pengembangan ini dilakukan untuk mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi tempe. Mesin ini sangat cocok untuk dikembangkan pada industri tempe untuk mempermudah produksi dengan efisiensi waktu, kapasitas dan tenaga. Dengan adanya alat bantu Moveable Mixing and Pouring Machine diharapkan proses produksi dapat berjalan lebih efisien.
Keunggulan Inovasi
Berdasarkan spesifikasi Moveable Mixing and Pouring Machine menunjukkan bahwa inovasi yang dirancang memiliki beberapa kelebihan yaitu:
Alat dirancang kuat tetapi ringan karena rangka dibuat dari material pipa hollow square 40x40x4 mm. Serta dilengkapi roda yang memudahkan untuk pergerakan.
Mekanisme penuangan menggunakan steering wheel sehingga dalam proses penuangan akan lebih ringan.
Terdapat stopper untuk menahan drum pada saat dituangkan sehingga tidak perlu ditahan manual oleh tangan.
Memiliki sistem pengaduk yang multifungsi yaitu untuk pelepasan kulit dari daging, pencuci kedelai dan pencampur ragi dan kedelai. (tercampur merata)
Kapasitas produksi meningkat karena dapat menambah jumlah kedelai dalam sekali proses, yang sebelumnya hanya dapat 30 kg sekarang dapat meningkat hingga 70 kg.
Terdapat sistem keran untuk pembuangan air sehingga lebih hemat air.
Nama | : | Teodosia Lintang Putri Pembajeng Sutikno |
Alamat | : | Kentingan, RT. 001 RW. 010, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah |
No. Telepon | : | 085641533935 |