Ketahanan pangan di Indonesia bergantung pada peran petani, sedangkan hasil panen petani bergantung pada curah hujan, maka petani memerlukan sistem pemantauan cuaca untuk optimalisasi masa irigasi, pemupukan, dan panen, sedangkan kurang akuratnya perkiraan cuaca oleh BMKG membuat para petani susah dalam mengambil keputusan untuk masa irigasi, pemupukan, dan panen. Dengan adanya sistem pemantauan cuaca Atamagri yang lebih akurat petani dapat melakukan tindakan dengan tepat sesuai perkiraan cuaca.
Keakuratan cuaca juga sangat diperlukan oleh peneliti dan surveyor, dengan meletakkan sistem pemantauan cuaca Atamagri di berbagai daerah yang ingin diteliti atau disurvey, maka peneliti dan surveyor dapat memantau cuaca di berbagai daerah tersebut pada satu tempat dimanapun dan kapanpun.
Sistem pemantauan cuaca Atamagri berbasis IoT ini di lengkapi dengan parameter suhu, kelembapan, intensitas cahaya, curah hujan, kecepatan angin, potensi energi matahari (dalam satuan kwh), tekanan relatif, tekanan absolut, deteksi hujan, dan GPS (lokasi stasiun cuaca)
Pada abad ke-21, petani berisiko menghadapi permasalahan berupa menurunnya hasil panen dan kualitas tanaman yang buruk karena beberapa tantangan, termasuk peningkatan biaya tenaga kerja, kekurangan pekerja terampil, ketidakpastian cuaca, dan kelangkaan air (Kalyanaraman et al., 2022). Petani di negara berkembang lebih berisiko mengalami permasalahan seperti perubahan cuaca, hama atau wabah penyakit, kurangnya pasokan bahan baku, dan perubahan harga ekspor impor (Sarma, 2022). Perubahan cuaca menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi petani di negara tropis dan sub tropis (Arifah et al., 2022). Kondisi cuaca yang sering berubah tak teratur berpengaruh terhadap aktivitas masa irigasi, pemupukan, dan hasil panen yang dapat menyebabkan kerugian bagi stakeholder (Diani et al., 2012; Hidayatulloh et al., 2015; Munandar et al., 2017; Suratha, 2015). Pertanian dengan sistem tradisional memiliki kelemahan seperti (1) tidak memiliki informasi akurat tentang cuaca, kondisi tanah, dan penggunaan pupuk; (2) membutuhkan lebih banyak waktu dan upaya untuk memantau kesehatan tanaman dan identifikasi penyakit secara manual; (3) membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk identifikasi dan pengendalian gulma; (4) Penyemprotan pestisida secara tradisional mempengaruhi kesehatan petani serta mengurangi produktivitas tanaman (Wakchaure et al., 2023).
Agriculture 5.0 mencakup empat hal, yaitu (1) menghasilkan produk pertanian yang lebih banyak di lahan yang lebih sedikit; (2) memberdayakan akses pasar dan alat pertanian berbiaya rendah; (3) mengatasi limbah dan distribusi makanan; (4) mempertimbangkan kelangsungan pangan di masa depan (Fraser & Campbell, 2019). Sistem pertanian ini diharapkan meningkatkan produksi secara berkelanjutan dan menjaga lingkungan di tahun-tahun mendatang karena pada tahun 2050 populasi penduduk dunia diprediksi mencapai 9,6 miliar (Saiz-Rubio & Rovira-Más, 2020). Berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan sebuah perencanaan perancangan, dan
penelitian pengembangan terkait penerapan teknologi IOT dalam bentuk stasiun cuaca, yang mampu memonitoring data suhu, kelembapan, intensitas cahaya, serta kekuatan angin terintegrasi dengan website pertanian untuk memberikan keakuratan pemetaan cuaca yang dapat diakses melalui mobile phone.
1. Dapat membantu memonitoring suhu, kelembaban, intensitas cahaya, kecepatan angin, dan arus dari solar cell
2. Dapat membantu membudidayakan tanaman yang lebih sehat, mengelola hama, memantau kondisi tanah dan pertumbuhan tanaman, menganalisis data untuk petani, dan meningkatkan kegiatan manajemen rantai pasokan makanan lainnya.
3. Membantu petani menghasilkan lebih banyak hasil/produk dengan sumber daya yang lebih sedikit, meningkatkan kualitas tanaman, dan mempercepat waktu produk untuk mencapai pasar.
Dengan adanya perkembangan teknologi pertanian digunakan untuk membentuk ekosistem digital pertanian agar lebih matang sehingga produksi pertanian di Indonesia menjadi semakin maju. Hal tersebut didukung oleh banyaknya pengembangan teknologi dan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan pasar pertanian global berbasis IoT
Nama | : | Sheva Maresca Pramuningtyas |
Alamat | : | Joyotakan RT 04 RW 05 Serengan Surakarta |
No. Telepon | : | 085878675737 |