R'seek L'rak - Sabun Cuci Tangan Berbahan Dasar Lerak

Lingkungan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Namun kenyataannya perhatian terhadap lingkungan masih banyak diabaikan oleh masyarakat, misalnya penggunaan sabun yang mengandung bahan kimia. Sabun yang mengandung bahan kimia tersebut akan menimbulkan polusi baik pada air, tanah, kerusakan ekologis, dan tubuh jika digunakan secara terus menerus. Oleh karena itu, kami melakukan penelitian untuk mengetahui apakah buah lerak dapat dijadikan sebagai sabun pencuci tangan dan apa keunggulan sabun tersebut dibandingkan dengan sabun cuci tangan yang mengandung bahan kimia. 

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan eksperimen di laboratorium. Eksperimen dilakukan dengan menguji pH, fenol dan iritasi pada sabun cuci tangan berbahan dasar buah lerak. Dari pengujian yang telah dilakukan, sabun cuci tangan berbahan dasar buah lerak memenuhi syarat stabilitas busa, uji organoleptik, uji pH, uji iritasi.

Berdasarkan hasil eksperimen tersebut, dapat disimpulkan bahwa buah lerak dapat digunakan sebagai sabun pencuci tangan yang ramah lingkungan. Sejalan dengan kesimpulan tersebut, maka diharapkan adanya peran dari masyarakat untuk ikut serta dalam proses substitusi sabun cuci tangan berbahan dasar kimia dengan sabun nabati berbahahan dasar buah lerak. Di sini kami berupaya untuk mendorong masyarakat agar lebih sadar terhadap lingkungan dengan cara menanam pohon lerak. 

Kata Kunci : Buah lerak, sabun cuci tangan.

Lingkungan merupakan salah satu aspek yang penting dalam pelestarian alam, selain aspek produksi dan sosial. Lingkungan atau environment dalam bahasa Inggris menyangkut hubungan dengan manusia, tumbuh-tumbuhan, dan hewan yang ada di dalamnya (Soedjono, 1983). Lingkungan diklasifikasikan para ahli menjadi tiga macam di antaranya :1) Lingkungan Fisik (Physical Environment), yaitu lingkungan abiotik, 2) Lingkungan Biologis (Biological Environment), yaitu lingkungan biotik, 3) Lingkungan Sosial (Social Environment), yaitu lingkungan yang mencakup manusia (Salim, 1982). Ketiga macam lingkungan tersebut menjadi objek utama pemecahan masalah pencemaran lingkungan di Indonesia.  

Lingkungan menurut KBBI adalah sebuah daerah atau kawasan dan seluruh bagian yang terdapat di dalamnya yang ada disekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. 

Menurut prof.Emil Salim, M.A.,Ph.D (1976) yang merupakan seorang ahli ekonomi, cendekiawan, pengajar,dan politisi Indonesia, lingkungan diartikan sebagai benda, kondisi, dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.

Menurut Darsono (1995) lingkungan merupakan semua benda dan kondisi yang berisi manusia beserta kegiatannya. Semua hal tersebut berada didalam suatu ruang dimana manusia itu tinggal. Dari beberapa kutipan di atas dapat kita simpulkan bahwa lingkungan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. 

Pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia tidak sebanding dengan kesadaran manusia untuk menjaga lingkungan tersebut. Kenyataannya perhatian terhadap lingkungan masih banyak diabaikan oleh masyarakat. Misalnya, penggunaan sabun dan deterjen yang mengandung bahan kimia. Bahan kimia yang tidak ramah lingkungan dapat mencemari sumber daya air, tanah serta merusak ekosistem alami jika digunakan secara terus-menerus. Di lingkungan masyarakat sendiri masih banyak ditemukan penggunaan sabun cuci tangan yang mengandung bahan kimia. Di mana bahan kimia tersebut akan merusak lingkungan karena umumnya limbah sabun bekas cuci tangan akan langsung terserap ke tanah tanpa adanya proses penyaringan atau penetralan terlebih dahulu, sedangkan air tersebut seharusnya menjadi pendukung dalam proses respirasi tetapi justru menghambat pertumbuhan. Ini merupakan contoh nyata pencemaran tanah yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia. Jika ditinjau dari segi kestabilan ekosistem air, limbah sabun bekas cuci tangan juga dapat mempengaruhi dan mengganggu keseimbangan ekosistem air. Limbah sabun bekas cuci tangan dapat membunuh bakteri pengurai yang terdapat dalam air, jika bakteri tersebut mati berbagai zat polutan yang masuk ke air tidak dapat diproses secara alami dan dapat meracuni biota air. Akibatnya, beragam biota akan keracunan hingga mengalami kematian. 

Kasus kematian biota laut akibat penggunaan sabun yang mengandung bahan kimia terjadi pada 24 Desember 2019 di perairan Padang, Sumatra Barat. Kasus ini diawali dengan maraknya pembuangan limbah sabun yang mengandung nitrogen dan harafosflor yang dapat merangsang pertumbuhan alga dan fitoplankton serta meningkatkan produktivitas perairan.Keadaan ini memicu timbulnya ledakan populasi alga yang mengancam kehidupan organisme di perairan. 

Solusi dari permasalahan tersebut adalah subtitusi sabun kimia berbahaya dengan sabun nabati atau alami salah satunya berbahan dasar buah lerak. Pemanfaatan lerak bertujuan menciptakan lingkungan sehat bebas dari polusi, menjaga kesehatan kulit dan tubuh, serta merupakan hasil hutan non kayu yang bernilai tinggi di dunia industri.  Di Asia Tenggara penggunaan buah lerak belum banyak diketahui oleh masyarakat luas dan itupun penggunaannya terbatas. Oleh karena itu, kami melakukan penelitian untuk memanfaatkan buah lerak menjadi sabun cuci tangan.

1. Memiliki kandungan disinfektan yang lebih banyak daripada sabun cuci tangan pada umumnya.
2. Memiliki pH yang sesuai dengan standar ketetapan SNI.
3. Lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.

Nama : Berliana Anggun Dwi Rahayu
Alamat : Jl. Raya Barat No.95, Pesantren, Kebokura, Kec. Sumpiuh, Kab. Banyumas
No. Telepon : 085600774420