Permasalahan pencemaran air di Indonesia, khususnya di Kota Tegal tak kunjung selesai. Hal tersebut dikarenakan banyaknya limbah domestik dan sampah organik yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari masyarakat. Kedua penyebab tersebut perlu diatasi sebaik mungkin supaya tidak membahayakan bagi lingkungan. Sampah organik yang dibuang begitu saja dapat memiliki manfaat yang luar biasa jika diolah kembali. Seperti halnya limbah kulit manggis, yang sering dibuang begitu saja ketika masyarakat mengonsumsi buah manggis. Padahal kulit manggis memiliki banyak sekali manfaat, salah satunya dapat digunakan untuk menjadi bahan baku utama pembuatan deterjen alami yang ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan kulit manggis kaya akan kandungan saponin yakni sebanyak 31,5% yang bermanfaat untuk mengangkat noda sekaligus dapat menghasilkan busa dalam jumlah banyak dan tahan lama. Oleh karena itu, peneliti berinovasi untuk menciptakan produk “Drysteen Paper” (Laundry Mangosteen Skin Paper) dengan cara merendam kulit manggis, direbus bersama bahan pendukung lainnya (kulit jeruk nipis dan daun jeruk), disaring, dan dicampur dengan larutan MES (methyl ester sulfonate) yang kemudian ditetesi pengharum alami. Campuran larutan tersebut kemudian dioleskan ke kertas larut air dan dijemur, sehingga produk ini siap digunakan untuk mencuci pakaian. Peneliti menguji coba keefektifan produk tersebut untuk mengangkat noda pada pakaian dengan memberikan beberapa macam noda. Penggunaan produk dilakukan dengan memasukkan kertas “Drysteen Paper” ke dalam cucian pakaian baik dalam metode cuci langsung maupun dengan menggunakan mesin cuci. Dari percobaan tersebut terbukti bahwa produk “Drysteen Paper” sangat berpotensi untuk mengangkat noda.
Kata kunci: limbah domestik, kulit manggis, saponin, deterjen, noda, busa, kertas.
Pencemaran air merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang tak kunjung usai. Salah satu penyebabnya yaitu adanya limbah rumah tangga berupa air bekas mencuci pakaian. Limbah tersebut mengandung zat kimia berbahaya yaitu surfaktan, alkyl benzene (bahan penghasil busa), dan zat kimia lainnya yang terdapat dalam deterjen. Zat kimia tersebut sulit bahkan tidak dapat terdegradasi di lingkungan terutama di perairan, sehingga dapat menurunkan kualitas air dan terganggunya ekosistem maupun biota sekitar. Berdasarkan data publikasi Statistik 2020: Statistik Kualitas Air, Udara, dan Tutupan Lahan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indeks Kualitas Air di Indonesia secara umum masih berada di kriteria “Sedang” dengan nilai indeks sebesar 53,53 pada tahun 2020. Hal ini berarti angka tersebut masih cukup jauh untuk mencapai kriteria “Baik” dengan skor indeks 70-90.
Penggunaan deterjen yang mengandung zat kimia tersebut sebenarnya dapat dihindari, salah satunya dengan menggunakan bahan-bahan alami untuk mencuci pakaian. Bahan alami yang dapat dimanfaatkan dan mudah didapatkan salah satunya berasal dari limbah kulit buah yang dikonsumsi oleh masyarakat. Masyarakat seringkali hanya mengonsumsi daging buah dan membuang kulitnya. Sebagai contoh, kulit buah manggis yang dibuang begitu saja sebenarnya mengandung zat pembersih berupa senyawa saponin sebesar 31,5% (Dewi Setianingrum, dkk 2017). Saponin yang terkandung di dalam kulit manggis dapat membersihkan noda dan menghasilkan busa yang tahan lama. Hal tersebut menjadikan kulit manggis sangat berpotensi sebagai bahan baku deterjen yang efektif dan ramah lingkungan, sehingga pembuatan deterjen ini dapat mengurangi pencemaran air dan aman bagi ekosistem perairan.
Berdasarkan permasalahan dan potensi yang ada, peneliti menemukan suatu inovasi baru, yakni mengolah limbah kulit manggis menjadi bahan baku utama untuk membuat produk berupa deterjen pembersih pakaian yang diberi nama “Drysteen Paper” (Laundry Mangosteen Skin Paper). Deterjen tersebut dibuat menggunakan seratus persen bahan alami tanpa campuran bahan kimia sedikitpun. Sehingga air bekas cucian yang dihasilkan tidak berbahaya bagi lingkungan, khususnya permasalahan pencemaran air dan rusaknya ekosistem perairan.
“Drysteen Paper” (Laundry Mangosteen Skin Paper) merupakan deterjen dari bahan alami (kulit manggis) berbentuk kertas yang memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Kaya Akan Saponin
Bahan utama atau bahan dasar dari pembuatan “Drysteen Paper” yaitu kulit manggis. Pada dasarnya di kulit manggis memiliki kandungan senyawa saponin yang tinggi sebesar 31,5% (Dewi Setianingrum, dkk 2017) yang dimana senyawa saponin tersebut sangat berperan dalam keefektifan suatu produk deterjen. Hal tersebut dikarenakan saponin larut dalam air serta dapat memunculkan busa dalam kualitas yang baik dan kuantitas yang cukup banyak dibandingkan busa yang dihasilkan produk deterjen lainnya
2. Alami
Pada pembuatan produk “Drysteen Paper” menggunakan bahan utama berupa limbah kulit manggis dan bahan pendukung berupa limbah kulit jeruk nipis, daun jeruk, MES (surfaktan ramah lingkungan yang terbuat dari kelapa sawit), garam, dan pewangi alami atau essentials oil ((berasal dari ekstrak tanaman, seperti lavender, jeruk, dan sakura). Sehingga dalam pembuatan “Drysteen Paper” peneliti menggunakan 100% bahan alami
3. Ramah Lingkungan
Peneliti telah melakukan uji coba terhadap lingkungan yakni menuangkan limbah hasil cucian menggunakan “Drysteen Paper” ke dalam aquarium yang berisi ikan. Setelah ditunggu 1x24 jam, ikan yang berada di aquarium masih hidup dan berenang dengan lincah (tidak lemas). Hal tersebut membuktikan "Drysteen Paper" tidak mengandung zak kimia berbahaya dan tidak merusak ekosistem sekitar.
4. Aman
Berdasarkan hasil uji laboratorim kandungan produk “Drysteen Paper”, menyatakan bahwa di produk tersebut terdapat antibakteri atau zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan suatu bakteri yaitu zat Saponin, Tanin, dan Alkaloid. Hal tersebut telah dibuktikan melalui uji kandungan yang dilakukan di Laboratorium Diploma III Farmasi Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal. Berikut adalah hasil uji kandungan laboratorium tersebut:
https://drive.google.com/drive/folders/1helwJSxQD7g7yGC8GljLOZ_NL7RqfN9Q
5. Harga Terjangkau
Harga 1 pcs produk “Drysteen Paper” sangat terjangkau karena bahan-bahan yang digunakan adalah kulit buah lokal dan bahannya sangat mudah ditemukan serta selama proses produksi pun hanya membutuhkan alat-alat yang sekiranya mudah ditemukan di dapur rumah tangga, sehingga dapat memperhemat biaya produksi yang dikeluarkan. Produk “Drysteen Paper” dijual dengan harga Rp8.000,00/pcs dimana pada 1 pcs terdiri dari 30 lembar kertas deterjen.
Nama | : | Azra Muftia Arsy |
Alamat | : | Jl. Menteri Supeno No.16, Slerok, Kec. Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah |
No. Telepon | : | 085974318973 |