Biover Center (Pusat biokonversi sampah organik menggunakan larva BSF guna menghasilkan pakan berprotein tinggi untuk Ikan Nila sehingga meningkatkan keberhasilan panen 99% dengan FCR pakan pelet 0,7 dan menghasilkan Ikan Nila berkualitas tinggi)

Biover Center merupakan usaha biokonversi limbah organik menggunakan larva Black Soldier Fly (BSF) dengan mengolah sampah organik menjadi pakan ternak berprotein tinggi dari sampah restoran, pasar tradisional, rumah tangga, sayuran/ buah busuk, dan limbah organik industri. Limbah organik dihancurkan seperti bubur kemudian diberikan ke larva BSF atau bisa disebut dengan Maggot BSF. Maggot BSF akan mengolah limbah tersebut dan menghasilkan residu berupa kasgot (bekas maggot) yang memiliki kandungan optimal untuk pupuk organik. Maggot BSF mengalami siklus panen yang sangat cepat yaitu 2 kali dalam 1 bulan, dimana 1 gram telur lalat BSF dapat mengolah sampah 15-20 kg dalam 15 hari dan menghasilkan larva berprotein sebanyak 3-5 kg. Maggot BSF memiliki kandungan protein tinggi, asam amino esensial dan probiotik sehingga sangat baik digunakan sebagai pakan alternatif bagi ternak seperti ayam, bebek, ikan lele, ikan nila dan banyak lagi. Ikan Nila merupakan salah satu komoditas hasil air tawar yang banyak digemari oleh banyak orang dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pemberian maggot BSF sebanyak 30% dari presentase pemberian pakan pada Nila dapat menurunkan FCR pakan pelet hingga 0,7 dari yang biasanya 1-1,5 sehingga dapat meningkatkan keuntungan hasil panen, selain itu kandungan asam amino dan probiotik Maggot BSF dapat meningkatkan imunitas ikan sehingga memiliki harapan hidup tinggi hingga 99%. Namun ada kendala dimana Ikan Nila tidak terlalu suka dengan maggot apabila nafsu makan rendah. Sebagai solusi Biover Center telah merancang metode budidaya Nila dengan sistem RAS agar nafsu ikan tinggi karena arus yang deras sehingga pemberian pakan Maggot BSF pada Nila bisa optimal.

Indonesia diperkirakan menghasilkan 64 juta ton sampah setiap tahun. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, yakni mencapai 60% dari total sampah. Pemerintah mempunyai target besar dalam mengatur pengelolaan sampah. Berdasarkan Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas), Indonesia didorong untuk mencapai target pengelolaan sampah sebesar 100% pada 2025, melalui 30 persen pengurangan sampah dan 70 persen penanganan sampah. Saat ini angkanya baru di kisaran 14,58 persen untuk pengurangan sampah, dan 47,64 persen buat penanganan. Sampah organik tersebut banyak yang menumpuk dan berakhir membusuk di TPA sehingga perlu adanya solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kemudian, berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2023 volume produksi komoditas ikan nila mencapai 461.544,58 Ton di Pulau Jawa. Berdasarkan data tersebut budidaya ikan nila sangat potensial untuk dikembangkan. Namun, 80-90% biaya produksi pada budidaya Nila bersumber dari pakan. Tentu perlu adanya inovasi pakan alternatif yang bisa menekan Food Conversion Ratio (FCR) agar menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal. Selain itu rendahnya kualitas air pada budidaya nila akibat metode yang kurang tepat menyebabkan tingginya rasio kematian pada ikan. Kualitas air yang rendah juga menurunkan nafsu makan ikan sehingga menyebabkan masa panen menjadi lebih lama. Pemberian pakan alternatif dapat maksimal apabila nafsu makan ikan terjaga dengan baik karena ikan cenderung lebih menyukai pakan pelet pabrikan.

Berdasarkan latar belakang tersebut Biover Center hadir memberikan solusi pengolahan sampah organik menggunakan larva BSF untuk menghasilkan pakan ternak alternatif berprotein tinggi dan menciptakan metode budidaya Recirculating Aquacultur System (RAS) teroptimasi untuk ikan Nila agar meningkatkan nafsu makan ikan sehingga pemberian pakan alternatif Maggot BSF dapat bekerja optimal. Sistem RAS pada budidaya Nila menghasilkan arus kolam yang deras hingga 2000 lph per meter kubik. Selain menciptakan arus, sistem RAS akan mengolah limbah kotoran ikan (amonia) melalui sistem filtrasi mekanis, biologis, kimia dan dilengkapi dengan lampu UV untuk mencegah penularan penyakit. Hasil dari metode tersebut akan menghasilkan ikan Nila berkualitas tinggi, menurunkan FCR pakan pelet, mempersingkat waktu panen dan meningkatkan rasio keberhasilan panen hingga 99%.

1. Inovasi ini memberi dampak positif bagi lingkungan dengan menanggulangi masalah sampah organik

2. Inovasi ini memiliki nilai ekonomi tinggi dengan mengubah sampah menjadi pakan alternatif bagi ikan Nila yang memiliki nilai jual cukup tinggi di pasaran

3. Metode RAS Biover Center dioptimasi sedemikian rupa sehingga menciptakan metode budidaya yang efektif untuk mengintegrasikan pengolahan sampah menggunakan larva BSF dengan budidaya ikan Nila

4. Metode RAS Biover Center memungkinkan ikan Nila bisa diberi makan dengan larva BSF hingga 30% dari ransum pakan sehingga menurunkan nilai FCR pakan pelet hingga 0,7 (keuntungan panen meningkat 15-20jt per ton)

5. Inovasi ini dapat menghasilkan ikan nila berkualitas tinggi melalui air budaya yang sehat hasil dari pengolahan limbah kotoran ikan pada metode budidaya sistem RAS Biover Center, dimana biasanya daging ikan Nila di pasaran berbau lumpur/ amis karena air budidaya yang kotor

6. Inovasi ini bisa menghasilkan rasio keberhasilan panen ikan Nila hingga 99% dimana biasanya hanya 60-80% dengan metode konvensional karena kandungan asam amino pada larva BSF dapat meningkatkan ketahanan immune ikan

7. Inovasi ini memungkinkan padat tebar tinggi pada budidaya nila hingga 300 ekor/kubik dimana biasanya hanya 50-100 ekor/kubik, hal ini akibat metode RAS Biover Center yang membuat air terus mengalir dengan arus yang deras, suplai oksigen maksimal dan pengolahan limbah kotoran ikan (amonia) dengan filtrasi mekanis, biologis, kimia dan penambahan lampu UV untuk mencegah penyakit

Nama : Iman Ma'ruf Hidayat
Alamat : Perumahan Griya Wahyu Permai Blok R 10 Ketapang RT 1/ RW 1 Kewayuhan, Pejagoan, Kebumen
No. Telepon : 085777888614