Rancang Bangun Lubang Resapan Biopori Terintegrasi Vertikal Drainase Berbasis IoT

Perubahan iklim berdampak signifikan di Indonesia, terutama menyebabkan kekeringan dan banjir. Kekeringan mengurangi curah hujan, berdampak pada sektor pertanian, ketersediaan air bersih, dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penggunaan Lubang Infiltrasi Biopori (LIB), lubang silinder vertikal yang membantu menyerap, menyimpan, dan mendistribusikan air hujan ke dalam tanah, serta memproduksi kompos organik. LIB meningkatkan kapasitas penyimpanan air tanah dan mengurangi risiko kekeringan. Banjir yang disebabkan oleh pola hujan ekstrem dan kenaikan permukaan air laut juga merusak sektor pertanian, infrastruktur, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Vertikal drainase, metode pengelolaan air menggunakan sumur atau saluran vertikal, dapat membantu menyerap air hujan dan mencegah banjir di perkotaan.  Inovasi ACCI - Antidote to Climate Change in Indonesia berbasis Internet of Things (IoT) merupakab kombinasi LIB dan vertikal drainase yang  menjadi solusi dari permasalahan ditengah ketersediaan lahan yg semakin sempit. Integrasi IoT memungkinkan pemantauan real-time dan jarak jauh pada pembuatan kompos dan pengelolaan air. Penelitian ini menggunakan sensor suhu DS18B20, sensor YL69, sensor MQ-137, dan Node MCU ESP8266, serta metode ADDIE (Analisis, Desain, Development, Implementation, Evaluation). Hasilnya menunjukkan peningkatan ketersediaan air bersih, pencegahan banjir, peningkatan kualitas air dan tanah, serta pengurangan dampak perubahan iklim di Indonesia.

Latar Belakang

Perubahan iklim saat ini telah menjadi tantangan global yang menjadi penyebab perubahan kondisi lingkungan. Indonesia sebagai negara tropis tak luput dari dampak perubahan iklim. Penurunan curah hujan di berbagai daerah yang menyebabkan kekeringan adalah salah satu yang memberikan dampak besar di berbagai sektor. Terutama pada sektor pertanian, serta ketersediaan air bersih. Dalam mengatasi masalah ini, upaya pengelolaan air terus dilakukan. Salah satu teknik yang efektif adalah penggunaan Lubang Infiltrasi Biopori. Infiltrasi merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi, khususnya dalam pengalihragam hujan yang menjadi aliran di sungai (Darajat, Nurrochmad and Jayadi, 2002). Sedangkan Biopori adalah salah satu metode resapan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah, dengan lubang sedalam 80 – 100 cm sera diameter 10-30 cm (Kamir R. Brata, 2008). Dengan digunakannya Biopori, akan menjaga kelembaban tanah, memudahkan peresapan air ke dalam tanah, serta mengurangi kekeringan tanah. Perubahan iklim juga menjadikan peningkatan curah hujan ekstrem. Hal ini tentu memberi dampak besar, tak hanya di pertanian, tetapi juga kerusakan infrastruktur lingkungan yang menyebabkan terganggunya aktivitas lingkungan. Upaya mengatasi masalah ini adalah menggunakan Teknik Vertikal Drainase. Vertical Drainase  melibatkan penggunaan pipa vertikal untuk mengalirkan air dari permukaan tanah ke lapisan bawah tanah. Teknik ini bertujuan untuk mengendalikan genangan air, mencegah erosi tanah, dan meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah.

Dari penjelasan diatas, inovasi ACCI - Antidote to Climate Change in Indonesia diperlukan. Kombinasi antara Teknik penggunaan Lubang Infiltrasi Biopori (LIB), Teknik Vertikal Drainase, serta Internet Of Things (IoT) diharapkan akan membantu mengatur pengelolaan air menjadi lebih baik. Kombinasi kedua teknik ini memungkinkan untuk mencapai hasil yang lebih optimal dalam pengelolaan air dan tanah. Lubang-lubang biopori dapat digunakan sebagai jalur aliran tambahan untuk air hujan menuju pipa vertikal drainase, mempercepat infiltrasi air ke dalam tanah dan mengurangi risiko genangan air di permukaan tanah. Selain itu, biopori juga memberikan lingkungan yang baik bagi aktivitas mikroorganisme tanah, yang dapat membantu dalam proses dekomposisi bahan organik dan meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan Internet Of Things (IoT) akan memudahkan pengelolaan secara jarak jauh dan real time. Penelitian ini dirancang menggunakan Sensor suhu DS18B20, Sensor YL69,Sensor MQ-137 serta Node MCU ESP8266. Penelitian ini diharapkan akan mempermudah penyerapan air dalam tanah, mencegah banjir serta kekeringan, meningkatkan ketersediaan air bersih, ,sera mengurangi dampak perubahan iklim di Indonesia.

 Keunggulan

Adapun keunggulan dari alat ini adalah:

1.  mengurangi beban air permukaan dan mencegah banjir di wilayah perkotaan.

2.  Mengurangi sampah organik untuk di buat menjadi pupuk kompos.

3.  Monitoring kompos siap panen melalui IoT.

4.  Membutuhkan tempat yang tidak luas sehingga dapat dilakukan dalam skala rumah.

Nama : Arif Noor Adiyanto
Alamat : Jl.Prambatan Kidul, Kaliwungu Kudus
No. Telepon : +62 895-3842-33335