Gigi dan mulut merupakan salah satu organ yang memainkan peranan penting di dalam tubuh manusia. Jika gigi dan mulut bermasalah maka akan timbul ketidaknyamanan yang mengganggu kegiatan sehari-hari bahkan produktivitas kinerja. Produk pasta gigi dan mouthwash dengan berbagai brand muncul sebagai solusi masalah gigi dan mulut dengan charcoal atau karbon aktif sebagai salah satu bahan yang diunggulkan. Namun, masih jarang produk pasta gigi dan mouthwash yang menggunakan carbon dots. Terlebih jika dipadukan dengan parijoto yang merupakan potensi lokal Kudus dengan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Penambahan mint membuat “JOTTOSH” dapat menyegarkan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat inovasi “JOTTOSH” natural mouthwash kombinasi ekstrak parijoto (Medinilla speciosa), daun mint (Mentha piperita), dan carbon dots ampas tebu. JOTTOSH diharapkan mampu menjadi solusi masalah gigi dan mulut dan menjadi salah satu daya tarik sains di Kudus dengan melekatnya potensi lokal Kudus sebagai salah satu bahan utama.
Kata kunci : Carbon Dots Ampas Tebu, Daun Mint, Ekstrak Parijoto, Mouthwash
Gigi dan mulut merupakan salah satu organ yang memainkan peranan penting di dalam tubuh manusia. Jika gigi dan mulut bermasalah maka akan timbul ketidaknyamanan yang mengganggu kegiatan sehari-hari bahkan produktivitas kinerja. Permasalahan gigi dan mulut seringkali disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans, diantaranya gigi berlubang, bau mulut, dan plak gigi (Lestari dkk, 2022; Gartika dkk, 2019).
Produk pasta gigi dan mouthwash dengan berbagai brand muncul sebagai solusi masalah gigi dan mulut yang dapat ditemukan di pasaran. Charcoal atau arang aktif atau karbon aktif menjadi salah satu bahan yang diunggulkan dalam pembuatan pasta gigi dan mouthwash. Namun, masih jarang produk pasta gigi dan mouthwash yang menggunakan carbon dots yang merupakan partikel karbon dengan keunggulan ukuran nano dan toksisitas rendah.
Carbon dots yang digunakan dalam pembuatan “JOTTOSH” berasal dari limbah ampas tebu. Dalam industri pengolah tebu menjadi gula, ampas tebu diperkirakan mencapai 90 % dari setiap pengolahan (Yudo dan jatmiko, 2008). Jika ampas tebu tidak diolah secara baik dan benar maka akan menimbulkan hal-hal yang tidak dinginkan terjadi di lingkungan sekitar. Menurut Rini Setiati dkk., (2016) mengenai komposisi yang terkandung dalam ampas tebu berupa abu 3,28 %; lignin 22,09 %; selulosa 37,65 %; sari 1,81 %; pentosan 27,97 %; dan SiO2 3,01 %. Kandungan selulosa yang cukup tinggi menjadikan limbah ampas tebu dapat disintesis menjadi Carbon Dots.
Selain Carbon Dots ampas tebu, parijoto (Medinilla speciosa) dan daun mint juga menjadi bahan utama dalam pembuatan “JOTTOSH”. Parijoto merupakan salah satu potensi lokal Kudus yang telah dikenal di berbagai daerah. Parijoto mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Salah satu penelitian dari Wahyuni (2019) menunjukkan bahwa parijoto mempunyai aktivitas antibakteri. Penelitian Widyastuti telah melakukan pengujian kandungan senyawa metabolit sekunder pada daun mint dan didapatkan hasil adanya flavonoid dan fenolik yang berperang sebagai antibakteri.
Dari pemikiran tersebut didapatkan sebuah inovasi “JOTTOSH” Pengembangan Natural Mouthwash Kombinasi Ekstrak Parijoto (Medinilla speciosa), Carbon dots Ampas Tebu, dan Daun Mint (Mintha piperita).
Keunggulan produk “JOTTOSH” adalah sebagai berikut :
Nama | : | Lina Kurniawati |
Alamat | : | Jalan Pandean RT 002 RW 005, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus |
No. Telepon | : | 085747780099 |