Kota kudus yang merupakan kota industri menghasilkan berbagai pencemaran lingkungan, beberapa di antaranya polusi udara dan limbah sampah yang berdampak negatif bagi kehidupan di Kota Kudus.
Penyebab utama polusi udara di Kota Kudus yakni penggunaan transportasi berasap dalam jumlah besar dan asap pabrik industri yang tidak dapat terfiltrasi dengan benar. Hal ini menyebabkan lingkungan hidup di Kota Kudus menjadi terganggu, masyarakat menghirup udara dengan kualitas rendah. Menurut Indeks Kualitas Udara, Kota Kudus memasuki status orange yang artinya tidak aman bagi kelompok sensitif dan terkadang memasuki status merah yang artinya tidak sehat bagi seluruh individu.
Tak hanya polusi udara yang menjadi topik utama permasalahan, tapi juga limbah plastik yang setiap harinya dikonsumsi masyarakat. Plastik menjadi masalah utama yang tidak dapat diolah secara alami oleh lingkungan. Plastik menyebabkan pencemaran air yang berbahaya bagi masyarakat.
Seluruh permasalah tersebut menjadi inovasi bagi kami Du Innovation untuk mencoba mengurangi dampak Polusi Udara dan Sampah Plastik yang berbahaya bagi masyarakat, kami membuat Inovasi Sepeda Sinar Surya dengan Komponen Ecobrick.
Kota Kudus merupakan salah satu kota industri terbesar dan terkaya di Jawa Tengah, kota yang sering disebut sebagai ‘Kota Kretek’ ini memang terkenal akan dominasinya terhadap sumber daya pengolahan rokok yang diproduksi oleh industri besar. Bertahun-tahun lamanya Kota Kudus mendirikan industri pabrik-pabrik besar yang tidak hanya ada pabrik rokok, melainkan seperti pabrik gula, pabrik jenang, pabrik kertas, dan masih banyak industri lain yang belum terdeteksi di masyarakat umum.
Seperti halnya pabrik rokok, industri pabrik yang lain juga menghasilkan limbah yang tentunya dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila tidak diolah melalui cara yang efektif dan efisien. Indeks Kualitas Udara (IQAir) di Kabupaten Kudus memasuki status oranye, dengan indeks kualitas udara AQI US 101-150 dan polutan utama PM2.5. Status kualitas udara orange artinya tidak sehat bagi kelompok sensitif. Data tersebut diambil dari website IQAir yakni laporan kualitas udara global utama pertama yang berbasis dari pedoman kualitas udara WHO. IQAir adalah perusahaan teknologi kualitas udara yang berbasis di Swiss.
Namun juga tidak jarang indeks kualitas udara masuk pada warna kuning atau sedang dengan angka 51-100 dan juga merah dengan angka 151-200 yang menunjukkan udara tidak sehat. Kota Kudus yang hanya mempunyai luas wilayah sebesar 452,2 km menyebabkan ketidak seimbangan lokasi industri dengan wilayah pemukiman. Hal ini menyebabkan terjadinya pemusatan lokasi sebagai tempat pembuangan limbah akhir yang menyebabkan pencemaran lingkungan, khususnya polusi udara dan air.
Lapisan ozon sudah mulai menipis. Lapisan yang menjadi sekat akan sisi buruknya sinar matahari tersebut justru menjadi boomerang bagi bumi. Polutan ozon merupakan salah satu polutan paling berbahaya bagi manusia karena sulit dalam pendeteksiannya dan dapat menyebabkan penyakit pada paru-paru.
Dalam laporan “Urgensi Menjaga Lapisan Ozon Bagi Penghuni Bumi” karya Waluyo Eko Cahyono, seorang peneliti bidang pengkajian ozon dan polusi udara, LAPAN. Disebutkan bahwa radiasi UV yang pastinya berbahaya bagi manusia akan lebih tinggi paparannya apabila lapisan ozon semakin tipis bahkan hingga berlubang.
Penggunaan trasportasi oleh masyarakat Kota Kudus juga menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan khususnya polusi udara yang menghasilkan gas karbon dioksida yang berakibat membludaknya emisi rumah kaca.
Kendaraan bermotor menjadi penyumbang utama dalam menghasilkan karbon dioksida yang merupakan polutan berbahaya bagi manusia. Apabila manusia menerima paparan karbon dikosida yang berlebih, maka dapat menyebabkan efek asidosis. Kondisi ini bisa menyebabkan oksigen dalam darah sulit untuk dilepaskan ke dalam sel tubuh, sehingga tubuh kekurangan oksigen.
Tindakan, yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda, khususnya sebagai masyarakat Kudus yaitu dengan mencoba mengurangi tindakan yang dapat menghasikan lebih banyak polusi, khususnya masalah utama di Kota Kudus, polusi udara. Seperti lebih sering menggunakan sepeda sebagai alternatif mobilisasi saat bepergian. Disini kami menciptakan inovasi terbaru yakni sepeda energi surya dengan komponen Ecobricks sebagai alternatif pengurangan polusi udara dan sampah plastik yang akhir-akhir ini menjadi topik utama dalam masalah lingkungan hidup. Pemimpin utama gerakan Ecobricks dunia yakni Russel Maier yang merupakan designer regeneratif dari Kanada. Beliau telah mengembangkan Ecobricks sejak tahun 2012 di Filipina dan Bali.
Keunggulan produk inovasi sepeda sinar surya dengan komponen Ecobricks ini dapat mengurangi penyebab utama pencemaran udara di Indonesia yang biasanya terjadi akibat polusi yang ditimbulkan oleh mayoritas masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor.
Sepeda surya brick ini merupakan kombinasi solusi dalam penyelesaian masalah polusi udara, sampah plastik, polusi air, hingga masalah kesehatan. Karena sepeda adalah alat transportasi yang bekerja secara konvensional, menggunakan pedal untuk dikayuh oleh kaki kita, dan seluruh tubuh kita juga berperan dalam menjaga keseimbangan, otomatis seluruh tubuh ikut bergerak dan dapat meningkatkan kebugaran tubuh kita.
Sepeda dengan energi matahari sebagai penggeraknya dapat menggantikan sepeda motor yang menghasilkan asap gas karbon dioksida yang merupakan sumber polusi udara seiring dengan kemajuan teknologi dunia.
Komponen Ecobricks yang terdapat pada dudukan sepeda merupakan bukti nyata dalam mengurangi sampah plastik. Meskipun hanya berupa komponen kecil, akan tetapi, apabila menjadi motivasi bagi masyarakat banyak, hal ini membawa perubahan besar bagi kesehatan lingkungan di Kota Kudus.
Keunggulan inovasi karya 3D Sepeda Surya dengan Komponen Ecobricks kami ini mudah disebarluaskan pada masyarakat dan dapat dijadikan contoh untuk karya nyata efektif Sepeda Surya dengan Komponen Ecobricks. Karya kami dapat diterapkan pada skala rumah tangga dan industri besar. Sebelumnya, inovasi rancangan kami ini belum ada dan merupakan hasil karya yang orisinil. Bahan baku pembuatan karya realistis selanjutnya, mudah ditemukan di sekitar lingkungan masyarakat luas, karena bahan baku utama inovasi ini menggunakan bahan bekas dan merupakan proses daur ulang sebagai contoh nyata untuk mengurangi polusi maupun sampah.
Nama | : | Adelina Ryan Candra Dewi., M. Pd. |
Alamat | : | Jl. Jendral Sudirman KM. 04, Ngembalrejo, Bae, Kudus |
No. Telepon | : | 089635566367 |