PEMANFAATAN LIMBAH PELEPAH PISANG (Musa paradisiaca) SEBAGAI INOVASI MATERIAL PROTESA KAKI PALSU BERLAPIS PLASTIK BIODEGRADABLE DIKOMBINASIKAN DENGAN TITANIUM DIOKSIDA (TiO2)

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk dengan penyandang cacat atau disabilitas yang cukup tinggi. Jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,93 jiwa atau sekitar 8,5% dari jumlah penduduk nasional (KEMENKO PMK, 2023). Berdasarkan Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilakukan Badan Pusat Statistik pada tahun 2020, diketahui bahwa orang dengan gangguan berjalan (tunadaksa) merupakan penyandang disabilitas dengan jumlah populasi terbanyak kedua yaitu sebesar 38,3% (Yulaswati et al., 2021).

Pada penelitian ini dikembangkan inovasi kaki palsu dengan menggunakan bahan dasar serat alami. Salah satu alternatif serat alami yang belum banyak digunakan dan jumlahnya melimpah adalah serat pelepah pohon pisang, yang pada penelitian ini akan dikembangkan dalam bentuk komposit. Komposit tersebut kemudian akan diberi pelapis berupa plastik biodegradable atau plastik yang mudah untuk didaur ulang dari tepung singkong.

Inovasi pembuatan protesa kaki palsu berbahan dasar serat pelepah pisang mencegah timbulnya iritasi bahan sintetis pada kulit, lebih minim biaya produksi, dan mengurangi sampah yang sulit terurai, karena semua bahan yang digunakan berasal dari alam. Sedangkan penggunaan pelapis plastik biodegredable pada bagian luarnya dapat memperlambat tumbuhnya jamur dan bakteri yang muncul pada protesa kaki palsu.

Pada pembuatan komposit kaki palsu berbahan dasar serat pelepah pisang dilakukan tiga variasi jumlah serat pelepah pisang, yaitu 3gr, 5gr ,7gr dengan jumlah perbandingan volume resin dan volume katalis yang sama atau tetap, yaitu 128 mL. Hasil uji bending menunjukkan bahwa perbandingan massa 5gr serat pelepah pisang dan volume 128 mL resin mendapatkan hasil kekuatan bending tertinggi, yaitu 4.05 Kgf/mm2 atau dapat menopang berat badan hingga 80 kg.

Protesa merupakan alat buatan yang menyerupai bentuk badan dan berfungsi untuk menggantikan bagian tubuh yang hilang atau rusak akibat trauma, penyakit atau kondisi prakelahiran (Kurniadi & Santosa, 2019). Protesa yang dibutuhkan seseorang tunadaksa biasanya berbentuk kaki palsu yang dipasang mulai dari bagian atas atau bawah lutut. Penggunaan protesa kaki palsu dianggap lebih praktis dan fleksibel dibandingkan dengan penggunaan kursi roda atau kruk/tongkat (Warsyah, 2014). Protesa yang terdapat di Indonesia saat ini sebagian besar berasal dari produk import sehingga miliki harga yang mahal dan tidak terjangkau. Selain itu, penggunaan protesa juga diketahui menimbulkan berbagai keluhan bagi pengguna.

Keluhan penggunaan kaki palsu salah satunya adalah terjadi iritasi pada kulit. Hal ini disebabkan oleh material protesa yang saat ini banyak digunakan, yaitu protesa berbahan dasar plastik. Kulit yang mengalami amputasi dan menggunakan kaki palsu rentan terhadap alergi dan iritasi karena terperangkapnya kerigat pada kaki yang disebabkan sirkulasi udara yang tidak bebas (Turner et al., 2022). Penggunaan kaki palsu selain untuk menunjang kepercayaan diri juga harus memberikan rasa nyaman bagi penggunanya. Secara umum, John Craig merekomendasikan sifat bahan yang digunakan sebagai bahan prostesis harus memiliki kekuatan yang baik, kelenturan, ringan, ketahanan menerima beban dinamis akibat pergerakan kaki dan tidak mengganggu kesehatan. Keluhan lain yang juga muncul adalah sampah yang dihasilkan dari limbah pembuatan kaki palsu, yang mana ini menjadi hal serius karena menurut Jambeck tahun 2015 dari University of Georgia Indonesia merupakan negara penyumbang sampah terbesar kedua setelah China (Juniartini, 2020).

Visi :

Menjadi pionir dalam pengembangan protesa kaki palsu ramah lingkungan berbahan limbah pelepah pisang dan plastik biodegradable, dikombinasikan dengan titanium dioksida (TiO2), untuk meningkatkan kualitas hidup pengguna.

Misi :

  1. Mengembangkan inovasi material protesa kaki palsu dari bahan aman lingkungan dan berkelanjutan dari limbah pelepah pisang dan plastik biodegradable.
  2. Meningkatkan kualitas hidup pengguna dengan menyediakan protesa kaki yang nyaman, aman, dan terjangkau.
  3. Mendukung keberlanjutan lingkungan melalui penggunaan bahan-bahan alami dan biodegradable dalam teknologi medis.

Berdasarkan berbagai keluhan yang timbul akibat penggunaan kaki palsu berbahan sintetis, dikembangkan inovasi kaki palsu dengan menggunakan bahan dasar serat alami. Salah satu alternatif serat alami yang belum banyak digunakan dan jumlahnya melimpah adalah serat pelepah pohon pisang, yang pada penelitian ini akan dikembangkan dalam bentuk komposit. Komposit tersebut kemudian akan diberi pelapis berupa plastik biodegradable atau plastik yang mudah untuk didaur ulang dari tepung singkong dan TiO2. Inovasi pembuatan protesa kaki palsu berbahan dasar serat pelepah pisang tidak menimbulkan iritasi pada kulit, lebih minim biaya, dan mengurangi sampah yang sulit terurai karena semua bahan yang digunakan berasal dari alam. Sedangkan penggunaan pelapis plastik biodegredable pada bagian luarnya dapat memperlambat tumbuhnya jamur dan bakteri yang muncul pada protesa kaki palsu.

 

 

. Perbedaan inovasi protesa kaki palsu berbahan dasar pelepah pisang dengan inovasi serupa yang menggunakan bahan dasar serat alami yaitu penggunaan plastik biodegradable sebagai lapisan anti jamur dan bakteri

Keunggulan memodifikasi protesa kaki palsu dengan menggunakan bahan dasar serat pelepah pisang akan menghasilkan produk kaki palsu yang kuat dan elastis. Pelepah pisang juga merupakan limbah yang tidak terpakai, mudah ditemui dan ramah terhadap lingkungan, sehingga produk yang dihasilkan akan lebih aman bagi lingkunga dibandingkan dengan kaki palsu umumnya yang berbahan dasar plastik.

Protesa kaki palsu berbahan dasar pelepah pisang berlapis biodegradable dalam tahap uji, diantaranya yaitu uji tarik untuk komposit dan uji anti bakteri dengan metode difusi cakram.

Nama : SITI MEILIYA FAUZIAH
Alamat : Desa Pakis rt/rw:02/02 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati
No. Telepon : 085822762656