Pohon kelapa merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di kabupaten wonosobo. Kelapa sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat sekititar. Namun, kelapa memiliki nilai jual yang sangat rendah yaitu hanya Rp 2.500 per-butir. Untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat di kecamatan wadaslintang banyak yang mengolah kelapa menjadi VCO. Sayangnya, VCO memiliki nilai guna yang terbatas sehingga sulit untuk dipasarkan. Penelitian ini dilakukan agar dapat mengolah dan memanfaatkan VCO menjadi produk yang praktis, bermanfaat, mudah didistribusikan, dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Proses dilakukan dengan membuat krim pelembab dan antibakteri dangan bahan tambahan berupa sereh, air demineral, beeswax, surfaktan, dan gliserin. Penelitian telah menghasilkan produk vanishing cream yang siap diproduksi dalam sekala besar, dan dapat mengoptimalkan pemanfaat potensi kelapa untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sebagai daerah agraris, Wonosobo kaya akan potensi alam. Beragam komoditas tanaman pertanian dan perkebunan tumbuh subur di bumi kota pegunungan ini. Seakan tak ada tanaman yang tak tumbuh ditancap di areal tanah pertanian Wonosobo. Pohon kelapa, boleh dibilang, merupakan salah satu dari sekian banyak jenis tanaman perkebunan yang sangat baik dibudidayakan di daerah setempat. Terutama di wilayah Barat seperti Sukoharjo, Leksono dan wilayah Selatan seperti Kaliwiro, Wadaslintang dan Kalibawang. Di daerah yang memiliki topografi tanah berbukit-bukit ini, tak terhitung jumlah tanaman kelapa. Setiap petani, bisa dipastikan menanam pohon kelapa di lahan miliknya. Selain cara penanamannya yang mudah, perawatan pohon kelapa juga relatif tidak terlalu sulit dan tidak memerlukan lahan yang luas. Pohon kelapa biasanya ditanam di pinggir sungai, tanah jurang atau di pinggir-pinggir sawah. Pohon kelapa identik dengan tanaman pembatas antara satu dengan lahan lainnya. Tanpa banyak perawatan pohon kelapa mudah hidup. Pemupukan juga tidak serumit tanaman lain, pasalnya, paling paling, setahun sekali pupuk yang diberikan tanaman tersebut sudah tumbuh subur. Panen kelapa juga tidak mengenal musim. Pasalnya, setiap saat pohon kelapa bisa berbuah. Jika buah kelapa tua dipetik, buah muda yang ada di atasnya akan menyusul periode panen berikutnya dan seterusnya.
Meski jumlah tanaman pohon kelapa di Wonosobo cukup banyak, sayang belum ditemukan data statistik secara detail, seberapa luas lahan, jumlah pohon dan hasil panen kelapa di Wonosobo. Oleh karena itu, sulit diukur seberapa banyak omzet yang dicapai petani kelapa di Wonosobo dalam setiap bulannya. Namun meski panen melimpah, ironisnya harga kelapa tak kunjung membaik bisa dibilang sangat murah. Untuk mendongkrak harga kelapa, sebagian petani menyiasati dengan mengolah kelapa tua hasil panen mereka menjadi minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil)
Kelapa ini dimanfaatkan dan dikembangkan oleh masyarakat sekitar untuk diambil minyaknya. Walaupun tidak semua petani kelapa di Wonosobo mengolah kelapa menjadi minyak kelapa murni, tetapi di Wonosobo sendiri tepatnya di Desa Lancar dan Desa Penerusan kecamatan Wadaslintang sudah mulai dikembangkan adanya pembuatan minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil). Setelah adanya pelatihan pembuatan minyak kelapa murni yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK setempat, masyarakat di desa ini mulai mengembangkan produksi mereka. Sayangnya, masyarakat masih kesulitan untuk memasarkan hasil produksi mereka dikarenakan VCO memiliki tingkat nilai guna yang terbatas, sehingga hanya orang yang dengan keluhan tertentu yang membelinya. Biasanya VCO hanya digunakan sebagai pereda gatal-gatal dengan mengoleskannya ke permukaan kulit serta diminum untuk meredakan batuk.
Untuk itu diperlukan adanya produk turunan dari VCO yang lebih praktis dan memiliki nilai guna tinggi. Melihat banyaknya manfaat yang dimiliki VCO dalam bidang kesehatan dan kecantikan kulit, dalam penelitian ini dilakukan proses pembuatan krim pelembab dan antibakteri untuk peningkatan taraf hidup dan juga nilai jual dari kelapa tersebut.
Keunggulan krim pelembab dan antibakteri berbasis VCO dan sereh dibandingkjan produk sejenis diantaranya adalah:
a) Bahan baku yang digunakan merupakan kekayaan lokal kecamatan Wadaslintang
b) Praktis, mudah diaplikasikan, tahan lama, dan mudah didistribusikan
c) Baik untuk kulit karena bahan baku yang digunakan mengandung sapoid dan alkaloid yang bersifat anti peradangan sehingga mampu meredakan jerawat yang memerah dan meradang. Asam lemak jenuh yang terkandung dalam VCO juga berkhasiat untuk melembabkan kulit
d) Kandungan antimikroba yang terdapat dalam sereh bermanfaat untuk mencegah penyakit kulit
Nama | : | Annisa Auliya Romadloni |
Alamat | : | JL. Wonosobo - Prembun, Km. 40, Panerusan, Wadaslintang, Kalitelu, Panerusan, Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56365 |
No. Telepon | : | 085727760679 |