Regalimi : Emas Putih dari Desa Jono

Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan merupakan salah satu daerah penghasil garam darat. Garam darat desa Jono merupakan produk garam yang unik, memiliki cita rasa yang khas dan kaya mineral. Selain itu garam Jono juga memiliki eksistensi yang baik dalam segi rasa, popularitas, harga, dan distribusi. Namun, proses pengolahan yang masih tradisonal membuat kualitasnya belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Akibatnya, garam Jono sulit bersaing dalam jangkauan yang luas dan berdampak pada pendapatan petani. Hadirnya metode Regalimi (Rekristalisasi Garam Jono Menggunakan Kalori Limbah Minyak) menawarkan solusi untuk meningkatkan kualitas garam Jono. Metode ini memanfaatkan energi terbarukan dari limbah minyak untuk mengkristalkan kembali garam sehingga menghasilkan garam yang lebih higienis, bersih, berwarna putih, halus, memiliki pH netral, dan bisa diiodisasi sesuai standar SNI. Penerapan metode Regalimi berpotensi tidak hanya meningkatkan kualitas garam Jono, tetapi juga meningkatkan harga jualnya. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan petani garam dan menarik generasi muda untuk kembali menggeluti profesi usaha garam. Produk garam yang dihasilkan melalui metode Regalimi telah digunakan oleh industri pengolahan coklat di Jogja dan industry perhotelan di Bali, menunjukkan potensinya untuk dikembangkan lebih luas. Dengan menggunakan metode Regalimi, garam Jono berpeluang bertransformasi menjadi produk premium yang berdaya saing tinggi di pasaran. Ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani garam, tetapi juga melestarikan warisan budaya produksi garam tradisional Desa Jono.

Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan merupakan salah satu desa penghasil garam terbesar di Kabupaten Grobogan. Produk olahan petani garam desa Jono ini mempunyai beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh garam lain pada umumnya. Beberapa diantaranya adalah kenunikan sumber bahan baku yang digunakan bukan dari air laut melainkan dari sumber air panas yang asin di tengah pesawahan, proses pembuatan yang tradisional menggunakan belahan bambu warisan kearifan local warga setempat, mempunyai cita rasa yang khas, dan kaya akan bahan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Selain itu garam Jono juga memiliki eksistensi yang baik dalam segi rasa, popularitas, harga, dan distribusi. Namun, dengan kualitas yang berada dibawah SNI. (wafi dkk, 2023). Kondisi ini membuat garam desa jono layak untuk dikembangkan dan dilestarikan terutama untuk mengingkatkan kualitasnya agar sesuai dengan standard SNI.

Saat ini garam desa Jono diproduksi secara tradisional menggunakan bahan baku air panas yang asin di tengah persawahan dengan memanfaatkan belahan bambu sebagai media jemur dengan berbantuan sinar matahari. Peralatan yang digunakan juga masih sangat sederhana membuat kondisi garam yang dihasilkan masih jauh dari kata higienis, warnanya cenderung kuning kecoklatan, kadar air cukup tinggi, pH tinggi, dan tidak dapat ditambahkan yodium (iodisasi). Hal inilah yang menyebabkan kualitas garam desa jono masih di bawah standar SNI sehingga belum bisa mendapatkan ijin edar BPOM sebagai garam konsumsi.

Dengan melihat tantangan proses produksi dan potensi yang tinggi dari garam desa jono sebagai produk garam darat yang unik, mempunyai cita rasa yang khas (asin gurih), dan kaya mineral maka diperlukan sebuah inovasi pengolahan lanjutan agar dihasilkan garam darat atau garam vulkanik dengan kualitas yang sesuai standar SNI, cita rasa yang khas, kaya mineral, dan jauh dari cemaran logam berat. Metode Regalimi (Rekristalisasi Garam Jono Menggunakan Limbah Minyak) menawarkan solusi untuk meningkatkan kualitas garam Jono dengan teknik rekritalisasi berbantuan limbah minyak jelantah sebagai sumber kalorinya agar garam menjadi lebih murni dan bebas dari cemaran logam berat sesuai dengan standar SNI. Garam Desa Jono mempunyai popularitas yang pada bidang indsutri perhotelan di bali, jogja dan sekitarnya, tidak menutup kemungkinan garam hasil regalimi berpeluang untuk mengubah garam desa jono menjadi produk garam premium yang unik dan langka. Hal ini akan meningkatkan kualitas garam desa jono sesuai dengan standar SNI dan meningkatkan juga harga jualnya. Dengan demikian metode regalimi tidak hanya akan meningkatkan hasil penjualan petani garam, tetapi juga melestarikan warisan budaya produksi garam tradisional Desa Jono dan generasi penerus dapat tertarik kembali untuk menggeluti usaha garam jono ini.

Keunggulan inovasi metode Regalimi pada pengolahan garam Desa Jono jika dibandingkan dengan metode konvensional (saat ini) adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kualitas Garam menjadi lebih baik yaitu lebih putih, bersih, halus, mempunyai pH netral, kandungan NaCl tinggi (>94%) dan dapat ditambahkan yodium.
  2. Proses produksi lebih cepat dan murah. Tidak terpengaruh oleh cuaca dan leboh murah karena memanfaatkan limbah sebagai sumber energi panasnya.
  3. Proses penerapan yang mudah, cukup menggunakan peralatan dapur yang sederhana, cara pengolahan mudah, serta bahan baku lokal yaitu dari petani garam desa jono.
  4. Dapat diterapkan dalam skala industri rumahan tanpa harus memiliki lahan yang luas.
  5. Ramah lingkungan, dengan memanfaatkan kembali limbah minyak bekas yang dioksidasi menggunakan bantuan dari blower sehingga dihasilkan proses pembakaran yang sempurna sehingga menjadi sumber energi panas yang ramah lingkungan untuk menghasilkan garam desa jono yang putih bersih higienis dan bernilai jual tinggi.
  6. Menggerakkan sisstem ekonomi sirkuler, yang didasarkan pada prinsip-prinsip daur ulang (recycle) dan penggunaan kembali (reuse) untuk mengurangi limbah dan emisi, serta meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya local yiatu garam desa jono dan limbah minyak jelantah
  7. Menciptakan peluang baru turunan produk garam yang mempunyai nilai jual tinggi, seperti garam industry, garam indsutri aneka pangan, garam spa, maupun dalam bentuk olahan garam lainnya.

Nama : Moh Anis Faozi, S.Si.
Alamat : Dusun Bantar RT 5 RW 6 Desa Menduran, Kec. Brati
No. Telepon : 082322530495