CAPING AGROKLIMAT WITH IoT & CHATBOT AI

Revolusi Industry 4.0 yang berlanjut Industry 5.0 telah merambah dunia pertanian. Teknologi mikrokontroler telah berkembang pesat sehingga bermunculan sensor-sensor yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, seperti mendeteksi kondisi iklim. Penelitian ini bertujuan membuat caping agroklimat yang dapat membantu petani dalam meningkatkan akurasi data agroklimatologi yang ada di sekitar lahan pertaniannya agar dapat diterapkan secara optimal pada model Aquacrop. Pembuatan caping agroklimat dilakukan dengan mengintegrasikan perangkat ESP 8266, Blynk, sensor BME680, power bank dan teknologi IoT yang terhubung dengan smartphone petani, sehingga mampu mendeteksi dan menginformasikan ketinggian, kelembaban, titik embun, gas, tekanan udara dan suhu yang dihubungkan dengan model aplikasi Aquacrop untuk memprediksi produktivitas pertanian yang akan digarap.  Pembuatan caping agroklimat dilakukan dengan mengintegrasikan perangkat ESP 8266, Blynk, sensor BME68, dan power bank yang terhubung dengan handphone melalui platform IoT seperti Blynk. Petani dapat mendeteksi kondisi agroklimatologi daerah pertaniannnya secara realtime. Data-data dari Caping Agroklimat terbukti dapat mengoptimalkan prediksi hasil panen pada model AquaCrop dibandingkan dengan hanya mengandalkan data-data dari BMKG. Hasil prediksi dengan menggunakan Artificial Intellegence (AI) seperti Gemini AI, Chat GPT, dan Bing AI lebih mendekati perhitungan nyata di lapangan. Untuk memudahkan petani dalam menggunakan AI, dibuat Chatbot dengan platforrm Telegram. Chatbot ini dapat digunakan oleh petani untuk menanyakan prediksi panen pada suatu daerah berdasarkan kondisi agroklimatologi yang dideteksi oleh sensor, bahkaan dapat pula digunakan untuk konsultasi seputar masalah pertanian. Dengan demikian penggunaan data-data output dari caping agroklimat yang dipadukan dengan model Aquacrop maupun AI lebih efektif memprediksi hasil pertanian di sebuah daerah daripada hanya mengandalkan data-data dari BMKG.

Mayoritas penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian, membuat bangsa ini memiliki reputasi sebagai negara agraris dengan berbagai macam sumber daya alam dan lahan pertanian yang subur. Bagi negara agraris, pertanian memainkan peran penting dalam memasok kebutuhan dasar penduduk serta dalam memajukan berbagai bidang lainnya seperti sektor sosial, ekonomi, dan perdagangan.

 Pertanian tidak bisa dilepaskan dari pengaruh iklim. Agroklimatologi merupakan cabang dari ilmu iklim. Menurut Purba dkk. (2021:6) agroklimatologi atau agroklimat lebih mengacu pada hubungan antara ilmu klimatologi dan pertanian, dengan tujuan untuk memahami dampak cuaca atau iklim serta manfaatnya terhadap kegiatan pertanian. Pengetahuan tentang agroklimat sangat penting untuk menentukan letak geografis suatu wilayah dan memprediksi gejala dan peristiwa cuaca yang mungkin terjadi dalam jangka waktu tertentu. Agroklimat memiliki peran yang signifikan dalam mempengaruhi produktivitas pertanian. Dengan memahami agroklimat, petani dapat menentukan jenis tanaman yang paling cocok untuk ditanam di wilayahnya, menentukan waktu yang tepat untuk menanam dan memanen, serta mengambil keputusan lainnya terkait kegiatan pertanian.

Pemantauan agroklimat selalu merujuk kepada data-data yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Data-data ini menurut Nazarudin dkk. (2022:11) dapat diinputkan pada aplikasi Aquacrop untuk memprediksi produktivitas pertanian yang akan digarap. Namun kondisi topografi daerah yang berbukit dan jauh dari stasiun pengamatan cuaca membuat data-data yang dirilis oleh BMKG tidak selalu akurat di sebuah lokasi. Sehingga diperlukan alat pengecek kondisi agroklimat pada lokasi-lokasi tersebut.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing di sektor pertanian. Salah satu teknologi yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan keamanan pangan adalah teknologi mikrokontroler berupa sensor Arduino uno yang dapat diprogram untuk mendeteksi agroklimatologi suatu daerah. Pemanfaatan teknologi mikrokontroler sebagai pengaruh dari Revolusi Industry 4.0 yang berlanjut dengan Revolusi Industri 5.0 dengan artificial intellegence (AI) dapat membantu petani untuk mengambil keputusan yang tepat dalam memilih varietas tanaman yang akan dibudidayakan.

Keunggulan inovasi caping agroklimatologi ini adalah :

1. Memadukan kearifan lokal (caping petani) dengan teknologi teknologi 4.0 yang berhasil IoT dengan teknologi 5.0 yang berbasis artifical intellegence.

2. Dapat mendeteksi kondisi agroklimatologi dengan lebih akurat.

3. Data-data yang diperoleh dari deteksi sensor lebih akurat saat diolah menggunakan AquaCrop dan Chatbot AI.

4. Mudah, praktis, dan efektif digunakan oleh masyarakat untuk memprediksi hasil panen dan berkonsultasi seputar pertanian.

5. Biaya produksinya rendah (tidak terlalu mahal) 

Nama : Agus Darwanto
Alamat : Jalan Hansip No. 9 Kalikudi Adipala Cilacap
No. Telepon : 083863382407