KOMJELA 2.0 - Kompor Inovatif Dari Limbah Minyak Jelantah Mendorong Produktivitas UMKM Dan Nelayan Juwana Dengan Sumber Energi Surya

Wilayah Juwana, dengan potensi besar dalam sektor perikanan, menghadapi masalah serius akibat kelangkaan dan mahalnya tabung gas LPG. Kesulitan ini mengganggu kesejahteraan nelayan rajungan, komoditas unggulan setempat, serta UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Proses pemasakan rajungan di laut terganggu, menyebabkan penurunan kualitas dan produktivitas tangkapan, sehingga diperlukan solusi inovatif yang dapat meningkatkan produktivitas nelayan dan stabilitas ekonomi sektor perikanan di Juwana.

Proyek inovatif KOMJELA 2.0 dikembangkan sebagai solusi mengatasi permasalahan energi ini. Proyek ini menggunakan minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif dan tenaga surya untuk menggerakkan blower. Pendekatan ini ramah lingkungan dan ekonomis, memungkinkan nelayan memasak rajungan di laut, mempertahankan kualitas dan berat tangkapan hingga sampai di darat, serta menjaga harga jual tetap tinggi.

Metode inovasi ini memanfaatkan sumber daya terbarukan dan limbah minyak jelantah, serta teknologi panel surya. Pengujian menunjukkan bahwa KOMJELA 2.0 menghasilkan suhu lebih tinggi dan stabil dibandingkan kompor gas konvensional dengan biaya operasional yang jauh lebih rendah. Implementasi teknologi ini dilakukan melalui kampanye penyuluhan dan pelatihan intensif bagi nelayan dan UMKM di Juwana untuk mempercepat adopsi dan penggunaan alat inovatif ini.

Hasil dari penerapan KOMJELA 2.0 sangat positif, dengan peningkatan produktivitas nelayan rajungan dan pengurangan ketergantungan pada gas LPG. Dampak ekonomi meliputi penghematan biaya energi dan peningkatan pendapatan nelayan serta UMKM. Inovasi ini juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dengan mengurangi emisi dari bahan bakar fosil dan mengelola limbah minyak jelantah secara efektif. Oleh karena itu, KOMJELA 2.0 tidak hanya menjadi solusi energi efisien, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat pesisir Juwana.

Wilayah Juwana, yang terletak di tepi laut, menyimpan potensi luar biasa dalam sektor perikanan. Namun dengan mahalnya dan kelangkaan tabung gas LPG, merugikan sektor kelautan dan perekonomian lokal. Tabung gas yang sulit didapatkan dan mahal membawa dampak besar pada kesejahteraan nelayan, terutama yang menjadikan rajungan sebagai pencaharian utama, dan UMKM lokal di Juwana.

Rajungan, sebagai komoditas unggulan Juwana, memiliki potensi untuk menjadi penggerak ekonomi yang kuat. Sayangnya, tingginya biaya dan kelangkaan tabung gas menyebabkan sulitnya proses pemasakan rajungan di tengah laut. Hal ini berpotensi menurunkan produktivitas nelayan dan merugikan sektor perikanan lokal. Rajungan perlu dimasak di tengah laut agar saat dibawa ke daratan berat rajungan tidak menurun. Oleh karena itu, diperlukan solusi inovatif yang tidak hanya mengatasi masalah kelangkaan tabung gas tetapi juga meningkatkan produktivitas nelayan serta menjaga keberlanjutan harga rajungan.

Proyek inovatif KOMJELA 2.0 lahir sebagai jawaban atas tantangan ini, dengan menyajikan solusi ramah lingkungan, ekonomis, dan berkelanjutan untuk meningkatkan kondisi nelayan Juwana dan menjaga kelestarian sektor perikanan rajungan. Penyebab KOMJELA 2.0 lebih memilih bahan bakar minyak jelantah daripada oli bekas karena oli bekas mengandung bahan kimia yaitu hydro karbon dan sulfur, ada hukum positif yang mengatur tentang larangan pengumpulan oli bekas diatur pada Pasal 102 Jo 59 (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang UUPPLH. Sedangkan minyak jelantah mengandung lemak nabati. Melalui pemanfaatan limbah minyak jelantah sebagai sumber energi dan tenaga surya sebagai penggerak blower, KOMJELA 2.0 tidak hanya memberikan alternatif yang terjangkau, tetapi juga berkontribusi positif terhadap perekonomian lokal dan keberlanjutan lingkungan. Dengan KOMJELA 2.0, kita tidak hanya memperbaiki masalah, tetapi juga menjadikan rajungan tetap berlimpah di tengah laut, dan membuka potensi baru bagi pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan untuk masyarakat pesisir Juwana.

KOMJELA 2.0 merupakan sebuah langkah revolusioner dalam mengatasi permasalahan energi yang melanda Juwana. Dalam menghadapi kelangkaan dan biaya tinggi tabung gas LPG, inovasi ini tidak hanya memberikan solusi, tetapi juga membawa dampak positif yang luas bagi masyarakat pesisir. Dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah sebagai sumber energi alternatif, serta mengintegrasikan teknologi panel surya yang ramah lingkungan, KOMJELA 2.0 menawarkan solusi holistik yang berkelanjutan.

Dengan hadirnya KOMJELA 2.0, perubahan besar telah terjadi. Inovasi ini tidak hanya menyediakan alternatif yang terjangkau dalam hal energi, tetapi juga membawa dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas nelayan dan menjaga keberlanjutan sektor perikanan rajungan. Dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah sebagai sumber energi utama, KOMJELA 2.0 mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang mahal dan berdampak negatif pada lingkungan dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.

Nama : AHMAD HAFID ABDULLAH, S.Pd.
Alamat : Ds. Sinomwidodo RT. 06/RW.02, Kec. Tambakromo, Kab. Pati, Jawa Tengah, 59174
No. Telepon : 085385236332