Pemahaman peserta didik pada materi pengolahan data di sekolah dasar masih rendah, hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar pada materi tersebut. Alokasi waktu yang terbatas, pembelajaran konvensional, dan belum adanya alat peraga yang memudahkan peserta didik dalam pemahaman materi tersebut menjadi beberapa sebab dari rendahnya hasil belajar peserta didik.
Inovasi pembelajaran dilakukan untuk meningkatkan pemahaman yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar melalui Lipan Penta dengan penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education. Matematika menjadi lebih nyata dan konkrit. Penggunaan alat peraga Lipan Penta merupakan solusi permasalahan tersebut. Peraga tersebut mengkonkritkan materi yang terlalu abstrak menjadi pembelajaran nyata dengan proses pembelajaran Realistic Mathematics Education.
Dalam proses penemuan penyelesaian masalah dari pembelajaran matematika melalui Lipan Penta meningkatkan keterampilan berpikir HOTS. Lipan Penta merupakan satu alat peraga yang dapat memahamkan cara pembuatan diagram dalam pengolahan data secara jelas. Terdapat hubungan positif antara inovasi pembelajaran dengan meningkatnya pemahaman dan hasil belajar peserta didik materi pengolahan data. Pembelajaran Realistic Mathematics Education mampu meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam menemukan solusi dari masalah kontekstual yang ada. Serta mampu menghadirkan pembelajaran matematika secara konkrit dan nyata sehingga peserta didik tidak hanya membayangkan tetapi juga menemukan dan mengalami secara langsung. Peningkatan hasil belajar tercatat dalam prosentase awal 36% menjadi 71% yang diukur secara klasikal. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran inovasi ini efektif dan direkomendasikan untuk meningkatkan pemahaman serta hasil belajar peserta didik pada materi tersebut.
Kata Kunci : Lipan Penta, pengolahan data, Realistic Mathematics Education
Proses pembelajaran yang baik dan bermutu akan menghasilkan output yang berkualitas, baik dari segi kognitif, keterampilan, serta karakternya. Pembelajaran bermakna bersifat integral antara materi yang disampaikan dengan pembentukan keterampilan dan karakter tanpa pemaksaan serta dengan proses yang menyenangkan. Begitu pula dengan pembelajaran matematika yang diharapkan mampu menghadirkan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga proses pentransferan pengetahuan menjadi lebih maksimal dan menyeluruh. Menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang dinanti-nantikan tidak hanya oleh sebagian peserta didik melainkan seluruh peserta didik.
Latar belakang tersebut mengharuskan guru mampu memberikan ide kreatif dan inovatif agar perhatian peserta didik sepenuhnya ada dalam pembelajaran. Tidak hanya itu, guru juga harus mempu menciptakan suasana nyaman, pembelajaran nyata dengan proses mengalami dan menemukan sehingga keterampilan dan karakter peserta didik juga dapat tergali dan terbentuk maksimal, sebagaimana visi dari sekolah yaitu prima dalam prestasi berlandaskan iman, taqwa, dan berwawasan lingungan yang termasuk di dalamnya yaitu berprestasi dalam matematika dalam materi pengolahan data tanpa meninggalkan proses pendidikan karakter. Guru hendaknya mampu membangun pionir-pionir kreativitas dan inovasi untuk menjadikan pembelajaran menyenangkan, aktif, efektif, dan mencapai mencapai tujuan pembelajaran serta mewujudkan visi dari sekolah.
Suprijono (2014: viii) mengatakan bahwa: “Sebagian besar kesulitan yang dihadapi peserta didik adalah ketika memahami konsep akademik yang diajarkan menggunakan sesuatu hal yang abstrak dan metode hanya ceramah. Padahal peserta didik tersebut membutuhkan pembelajaran dengan basik kontekstual untuk lebih memahami konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.” Pendapat tersebut menunjukkan solusi bagi guru, bahwa untuk meraih generasi masa depan dengan wawasan global dan berkarakter tangguh membutuhkan guru yang selalu update dalam proses pembelajaran dengan dengan menghadirkan inovasi yang paling sesuai dengan keadaan peserta didik, mengembangkan cara dan memvariasikan metode mengajar, dan menempatkan pribadi guru menjadi guru pembelajar.
Slavin di tahun 2011 mengemukakan bahwa “pembelajaran dikatakan baik manakala pembelajaran tersebut mampu dihadirkan jauh melebihi memori. Untuk memahamkan dan menerapkan ilmu pengetahuan terhadap peserta didik, harus ada upaya untuk menyelesaikan masalah, menemukan sendiri solusi dari masalah tersebut, dan menemukan banyak gagasan sebagai referensi dan pengembangan pengetahuan. Pendidikan bukan hanya berperan dalam menuang informasi untuk peserta didik, tetapi mampu melibatkan langsung pikiran dan kemampuan peserta didik dengan konsep yang baik dan bermanfaat dengan proses penemuan sendiri serta mengalami langsung dalam pemecahan masalah tersebut.” Berlaku juga dalam mata pelajaran Matematika yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman yang diharapkan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik yang meningkat menjadi lebih baik dengan proses pembelajaran penemuan dan dengan menghadirkan matematika yang nyata secara kontekstual melalui pembelajaran Realistic Mathematics Education yang akan menjadikan pembelajaran bermakna dengan mengalami.
Harus ditemukan inovasi pembelajaran yang mengharuskan guru untuk kreatif agar mampu menarik perhatian, kemudian mendapatkan, dan mempertahankan perhatian tersebut terhadap pembelajaran yang dilakukan. Variasi rangsangan dengan berbagai ide dan gagasan yang mudah diaplikasikan merupakan salah satu yang dapat dilakukan untuk peserta didik sehingga perhatian dan aktivitas peserta didik dapat kita kendalikan dan dalam jangakuan pengawasan kita. Memberikan cara yang selalu baru dan berbeda serta melakukan pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan kelas dan sekolah akan merangsang minat peserta didik untuk antusias dalam pembelajaran, kemasan praktik secara langsung yang unik, menarik, baru, dan menantang menjadikan peserta didik lebih aktif produktif dalam pembelajaran. Guru harus terus belajar dalam mengembangkan potensi dan memperkaya metode untuk pembelajaran yang aktif, inovatif, menyenangkan, dan mencapai sasaran dengan hasil optimal maksimal.
Rangkaian uraian diatas memberikan informasi kepada kita bahwa beberapa faktor menjadikan rendah dalam perolehan nilai matematika pada materi pengolahan data di SD Negeri 2 Mergowati. Implementasi Lipan Penta dengan proses pembelajaran Realistic Mathematics Education ini masih terus dikembangkan yang diharapkan meningkatkan pemahaman dan hasil belajar materi pengolahan data mata pelajaran matematika di kelas 5 pada khusunya, menghidupkan gerakan literasi hitung sekolah dengan pembelajaran matematika yang dihadirkan secara nyata dan kontekstual, serta mendukung penanaman pendidikan karakter untuk menyongsong abad 21 menjadi pribadi tangguh dan berdaya saing tinggi dengan proses yang melibatkan penemuan dan pemerolehan pengalaman belajar secara langsung. Dengan penerapan pembuatan media dan metode yang digunakan diharapkan pembelajaran matemtika menjadi menarik, menyenangkan, tidak membosankan, diminati, membangun komunikasi antar teman, meningkatkan kerjasama, dan dapat digunakan secara kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam pelajaran matematika pada materi pengolahan data ini adalah 70. Dari KKM yang ditentukan tersebut, sebagian besar peserta didik memperoleh hasil dibawah KKM yang ditentukan. Setelah diadakan evaluasi pada akhir pembelajaran matematika materi pengolahan data kelas 5 SD Negeri 2 Mergowati, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Awal sebelum Implementasi Lipan Penta
Pembelajaan Realistic Mathematics Education
No. |
Rentang Nilai Ulangan |
Jumlah Peserta didik |
Persentasi |
Keterangan |
1 |
0 - 39 |
0 |
0% |
BT |
2 |
40 - 49 |
2 |
14% |
BT |
3 |
50 - 59 |
3 |
21% |
BT |
4 |
60 - 69 |
4 |
29% |
BT |
5 |
70 - 79 |
3 |
21% |
T |
6 |
80 - 89 |
2 |
14% |
T |
7 |
90 - 100 |
0 |
0% |
T |
Jumlah |
14 |
100% |
|
(Sumber = Daftar Nilai Kelas 5, 2024) |
Data diatas memberikan informasi bahwa terdapat jumlah peserta didik yang sudah tuntas dan belum terdapat selisih prosentase hingga 28%, dari jumlah peserta didik kelas 5 sebanyak 14 peserta didik, baru 5 (36%) anak yang sudah tuntas dari KKM yang ditetapkan sedangkan 9 (64%) anak belum tuntas dari KKM yang ditetapkan yaitu 70. Data tersebut mengidentifikasikan bahwa sebagian besar peserta didik kelas 5 masih membutuhkan tindakan dan latihan pada materi pengolahan data. Cara dan media yang tepat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman sehingga hasil belajar juga menjadi lebih baik yang disuguhkan dengan pembelajaran aktif, efektif, menyenangkan, dan menghadirkan matematika secara nyata dengan proses pembelajaran penemuan dengan pengalaman.
Lipan Penta merupakan nama dari media pembelajaran matematika materi pengolahan data kelas 5 sekolah dasar dengan tujuan menghadirkan pembelajaran matematika yang konkrit dan nyata. Lipan Penta merupakan gabungan dari lima papan pengolahan data (Lipan Penta) yang setiap papan tersebut digunakan dua sisi dari depan dan belakang untuk menghadirkan matematika secara kontekstual dan membangun pengalaman pembelajaran secara langsung. Lima papan tersebut dapat menghadirkan delapan sisi praktikum matematika secara langsung dengan proses penemuan sesuai petunjuk yang disediakan.
Lipan Penta digunakan untuk memahamkan cara penyajian data secara nyata, peserta didik tidak hanya sekedar mendengarkan guru ketika berceramah menyampaian materi. Peserta didik tidak juga hanya sekedar melihat ketika guru mendemonstrasikan cara menyajikan data dengan guru menuliskannya di papan tulis. Dengan Lipan Penta ini peserta didik bersama guru berproses untuk menemukan dan mengalami secara langsung yang dimulai dari langkah awal pembuatan tabel frekuensi dan menggunakannya sebagai dasar pembuatan diagram sebagai proses selanjutnya.
Proses pembelajaran yang demikian menjadikan pembelajaran di dalam kelas menjadi peserta didik aktif, pembelajaran yang tidak berpusat pada guru, menghadirkan kondisi untuk setiap peserta didik dengan peserta didik lain kerjasama, saling membantu dan bertanya sesama teman, mengalami langsung untuk proses pemahaman dengan petunjuk guru, dengan realistic mathematics pembelajaran matematika menjadi menarik dan asyik.
Didalam Lipan Penta juga menghadirkan pengolahan data dengan proses yang lebih mudah dan konkrit. Proses penemuan nilai rata-rata, median, dan modus disajikan dalam sisi-sisi papan dengan disediakan tabel logika untuk menganalisa dan mengolah data dengan proses yang mudah dipahami. Lipan Penta dilengkapi beberapa bahan ajar yang mendukung pemahaman konsep matematika tentang pengolahan data tersebut. Pembelajaran matematika yang sebagian besar peserta didik mengatakan takut, tidak menarik, dan membosankan, dengan Lipan Penta proses belajar mengajar matematika tersebut menjadi sangat menyenangkan.
Nama | : | Choirul Azizah |
Alamat | : | Sanggrahan RT.3 RW.7 Desa Mojotengah, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung |
No. Telepon | : | 081390110442 |