Mineral blok merupakan pakan tambahan guna memenuhi kebutuhan nutrisi dan mineral bagi ternak sapi. Inovasi muda blok ini bertujuan untuk mengatasi terjadinya defisiensi vitamin dan mineral pada ternak serta menjaga daya tahan tubuh ternak sehingga akan meningkatkan produktivitas ternak ruminansia dengan memenuhi kebutuhan mineral ternak. Materi yang digunakan adalah dengan penambahan herbal temulawak dan multivitamin. Inovasi ini telah di uji cobakan pada ternak SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro kemudian dibagikan kepada ternak milik wali murid dan warga sekitar lingkungan sekolah. Muda Blok menerapkan inovasi yang mencakup implementasi pada ternak, pengembangan bahan produk, proses produksi higienis, pengemasan produk dan labeling untuk memastikan bahwa Muda Blok memenuhi standar keamanan pangan dan nutrisi ternak.
Kata kunci : Defisiensi vitamin dan mineral, mineral blok, vitamin
Peningkatan kualitas dan produktivitas ternak menjadi upaya utama bagi peternak rakyat dan industri. Salah satu upaya untuk peningkatan kualitas pada ternak tersebut adalah pemberian vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral pada ternak penting untuk mengoptimalkan pencernaan, sehingga penyerapan nutrisi maksimal, peningkatan daya tahan tubuh, dan produksi daging maupun susu dapat lebih banyak, serta berkualitas.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam usaha peternakan adalah pemberian pakan sesuai kebutuhan nutrisi, pemeliharaan ternak, penyediaan sarana dan prasarana, serta pencegahan penyakit dan pengobatannya. Manajemen pakan harus memenuhi unsur-unsur penting salah satunya adalah unsur mineral dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ternak itu sendiri.
Mineral merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup dan dikenal sebagai zat anorganik. Dikutip dari jurnal SAIN VETERINER (2016), yang berjudul Peran Makromineral pada Reproduksi Ruminansia, menjelaskan bahwa:
“mineral makro dibutuhkan dalam jumlah besar seperti kalsium, fosfor dan kalium masing-masing mempunyai peran penting dalam tubuh. Kekurangan kalsium dapat mengakibatkan kegagalan induk bunting mengeluarkan plasenta, milk fever atau hypocalcemia ditandai oleh gejala sapi yang ambruk.”
Kekurangan mineral fosfor dapat menyebabkan gangguan reproduksi pada sapi, seperti kesulitan melahirkan (dystocia), kematian embrio, dan terganggunya perkembangan jaringan tubuh. Selain itu, kalium juga dibutuhkan sebagai mineral pembentuk jaringan otot terutama otot uterus atau rahim yang merupakan bagian dari sistem reproduksi. Sehingga, apabila ternak kekurangan asupan kalium. dapat mengakibatkan gangguan reproduksi.
Ternak yang kekurangan mineral mengakibatkan banyak kerugian, seperti menyebabkan terjadinya gangguan pada proses metabolisme dan penyakit defisiensi mineral. Penyakit defisiensi mineral dapat mengganggu pertumbuhan, produksi, dan reproduksi ternak. Penyakit ini memiliki dua tipe, yaitu defisiensi klinis yang dapat diamati gejalanya secara visual dan defisiensi subklinis yang tidak menunjukkan gejala tertentu sehingga ternak yang mengalaminya tidak mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat.
Ternak yang mengalami defisiensi mineral subklinis mengakibatkan laju pertumbuhan berkurang, daya reproduksi di bawah tingkat optimum, dan daya tahan tubuh ternak terhadap penyakit menurun. Sedangkan ternak yang mengalami defisiensi mineral klinis dapat didiagnosis berdasarkan gejala yang terlihat, seperti ternak semakin kurus, hilang nafsu makan, dan terjadinya abortus pada ternak betina.
Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral esensial dan non esensial (Suzuki et al., 1992).
Mineral esensial yaitu mineral yang diperlukan dalam proses fisiologis ternak untuk membantu kerja enzim pada proses pembentukan organ. Jika kekurangan unsur mineral ini dapat menyebakan kelainan proses fisiologis yang disebut penyakit defisiensi mineral. Sedangkan mineral nonesensial adalah golongan logam yang belum diketahui kegunaannya dalam tubuh, sehingga jika jumlah unsur mineral tersebut lebih dari batas normal dapat menyebabkan keracunan pada ternak. Mineral tersebut bahkan sangat berbahaya (Spears, 1999).
Selain mineral, unsur penting yang dibutuhkan dalam manajemen pakan ternak adalah vitamin. Vitamin merupakan zat yang sangat penting yang berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan tubuh makhluk hidup (KBBI, 2001). Sediaoetama (1987) menambahkan, vitamin adalah suatu zat yang diperlukan untuk hidup.
Ternak yang kekurangan vitamin dan mineral biasanya memiliki kebiasaan menjilati kandang. Dari kasus tersebut, kami memiliki inovasi untuk menangani kasus-kasus yang sama, dengan membuat sebuah produk bernama Muda Blok. Pakan yang mengandung protein dengan mineral sangat diperlukan ternak oleh karena itu Muda Blok ini dibuat sebagai pakan pemacu/suplemen sumber vitamin & mineral berbentuk padat kaya akan zat-zat makanan.
Muda Blok dibuat dengan bahan-bahan berkualitas dengan campuran herbal yang dapat menambah nafsu makan pada ternak. Muda Blok biasanya disebut permen karena ternak mengonsumsi dengan cara dijilat. Muda Blok ini tidak dikemas dalam bentuk tepung, karena apabila dikemas dalam bentuk tepung dicampur dalam komboran, seorang peternak tidak tau seberapa banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan ternak, mungkin akan ada ternak yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit kebutuhan vitamin dan mineralnya, karena kebutuhan vitamin dan mineral pada setiap ternak berbeda-beda.
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Muda Blok ini adalah semen dan kalsit. Untuk dua bahan ini sering menimbulkan pro dan kontra, karena diragukan keamanannya untuk ternak. Jika dilihat dari segi bahan, bahan baku utama semen adalah batu kapur dan tanah liat. Berdasarkan jurnal Megawati, Alimuddin, Laode Abdul Kadir (2019) dijelaskan bahwa:
“sebagian besar kandungan batu kapur adalah mineral kalsium karbonat yaitu sekitar 95%. Kandungan kalsium karbonat ini dapat diubah menjadi kalsium oksida dengan kalsinasi sehingga lebih mudah dimurnikan untuk mendapatkan kalsiumnya.”
Sedangkan dalam tanah liat, terdapat kandungan partikel mineral dengan kerangka dasar silikat kecil didalamnya. Penelitian Cardoso menunjukkan bahwa berbagai jenis tanah liat efektif dalam menangani aflatoksin, yaitu zat beracun yang dihasilkan oleh kontaminan jamur pada pakan ternak. “Pada dasarnya, tanah liat memiliki manfaat berikut : 1) Mengurangi toksisitas aflatoksin; 2) Berfungsi sebagai penyangga Ph; 3) Meningkatkan kemampuan penguraian pada beberapa bahan pakan.” Kata Cardoso.
Kemudian kandungan dalam kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat (CaCO3) paling stabil.
Dari sumber dan data yang dihasilkan dari studi literasi kami dipastikan semen dan kalsit aman untuk ternak.
Produk yang ada sebelumnya hanya produk berupa mineral, vitamin, dan herbal yang didapatkan terpisah. Peternak harus mencampur bahan-bahan tersebut ke dalam komboran atau pakan ternak, terkadang bahan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan ternak, peternak belum tentu tahu kebutuhan pada ternak, bisa saja bagi ternak bahan tersebut terlalu banyak atau malah kurang karena kebutuhan setiap ternak berbeda-beda.
Maka, melalui pembuatan Muda Blok dengan takaran komposisi yang tepat, ternak dapat menjilati produk sesuai dengan kebutuhan tubuh ternak. Produk ini menjadi lebih praktis bagi peternak, sebab peternak cukup meletakkan produk Muda Blok di kandang dan ternak bisa mengonsumsi (menjilati) sesuai kebutuhan masing-masing ternak.
Nama | : | Rano Dwijaya, S.Pt |
Alamat | : | Jl Melati 5 Wuryantoro Lor, Wuryantoro, Wonogiri |
No. Telepon | : | 082137429041 |