ABSTRAK
Indonesia adalah negara agraris dimana sektor pertanian memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di era globalisasi. Pada kenyataannya posisi peran pertanian masih didominasi oleh kalangan orang tua dengan umur rata-rata diatas 70 tahun, meskipun dibeberapa tempat sudah mulai ada peran petani muda atau petani milenial dengan konsep mekanisasi pertanian. Meskipun sudah melakukan mekanisasi pertanian tetapi masih belum efektif karena keterbatasan dalam pemilikan lahan yaitu sekitar 0,3 hektar per petani, selain itu faktor topografi lahan yang berbeda-beda. Luas lahan yang cukup sedikit tersebut perlu dilakukan optimalisasi dan efektifitas dengan cara penggabungan budidaya tanaman pangan dan tanaman hortikultura atau disebut pertanian terpadu dalam skala ekonomis tertentu. Proses budidaya perlu dilakukan dengan pola dukungan teknologi dan Standar Operasional Prosedure (SOP) yang benar. Kajian ini sudah dilakukan pada Agrowisata Barro Tani manunggal yang sudah melakukan implementasi yaitu: Publikasi terkait keanekaragaman budidaya tanaman hortikultura, SOP Budidaya hortikultura yang baik secara kualitas dan keberlanjutan, hilirisasi produk pertanian melalui sistem belanja buah maupun sayuran petik ditempat, memodifikasi lahan sebagai tempat wisata, out bond dan outing class dan peningkatan pendapatan petani.
Tumpang sari atau "multiple cropping" adalah suatu bentuk penanaman ganda dan dapat didefinisikan sebagai metode penanaman dua tanaman atau lebih pada sebidang tanah dan menanamnya bersama-sama pada jarak dan pengaturan yang teratur. Tanaman perlu diatur dengan tanaman lain dalam sistem tumpang sari sehingga persaingan antar tanaman dalam penggunaan unsur hara, penggunaan radiasi matahari dan ruang tumbuh tidak berdampak negatif terhadap hasil.
Seiring berjalannya waktu, peningkatan jenis dan jumlah produksi yang diperoleh bersama dapat menimbulkan kerjasama yang saling menguntungkan, namun juga dapat saling menghambat. Oleh karena itu, sistem tanam ganda dapat disesuaikan dengan sifat tanaman, sistem perakarannya, dan waktu tanam. Sifat perkembangan akar yang lebih dalam tidak mengganggu bila ditanam pada tanaman yang berakar dangkal.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan mengendalikan lingkungan tempat tanaman tumbuh. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan lingkungan antara lain dengan menyediakan mulsa dan mengembangkan tanaman sela. Mulsa adalah bahan yang tersebar di permukaan tanah. Pemberian mulsa dapat memberikan dampak langsung terhadap lingkungan tumbuh tanaman, seperti mencegah erosi, serta meningkatkan kadar air tanah, suhu tanah, udara tanah, dan pantulan sinar matahari.
Agro Eduwisata Barro Tani Manunggal, merupakan embrio Agro Edukasi dan wisata pertanian Kecamatan Selogiri, terletak di sebelah utara Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Agro Eduwisata Barro Tani Manunggal, sengaja dibuat sebagai wadah bagi petani belajar tentang pertanian yang berorientasi usaha dan bisnis, selain sebagai tempat belajar di sini juga disediakan wisata petik buah dan sayuran segar dan juga sebagai tempat outbond bagi anak-anak sekolah baik SD, SMP, SMA ataupun sebagai tempat magang Mahasiswa.
Keunggulan menggunakan system tanam multi crop ialah mengurangi erosi tanah atau kehilangan tanah-olah, memperbaiki tata air pada tanah-tanah pertanian, menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah, mempertinggi daya guna tanah sehingga pendapatan petani akan meningkat pula, mampu menghemat tenaga kerja, menghindari terjadinya pengangguran. Intensifikasi usaha tani dapat dilakukan dengan menanam beberapa jenis tanaman pada lahan yang sama selama periode tertentu.
Keunggulan produk inovasi dari system tanam multi crop pada agrowisata antara lain, yaitu:
Nama | : | Dwi Sartono,SP |
Alamat | : | Dusun Sokomerto, RT 03, RW 01, Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri |
No. Telepon | : | 081238537777 |