Setiap tahun angka penyakit kanker semakin bertambah. Jumlah kasus baru dan kematian akibat kanker pun semakin meningkat. Bahkan diperkirakan jumlah penderita kanker di dunia naik hingga 300 kali lipat pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2005 (Amonim, 2012).
Kanker sering kali menyerang anak-anak . Kanker anak adalah kanker yang menyerang anak berusia di bawah 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Menurut Sistem Registrasi Kanker di Indonesia (SriKanDI) tahun 2005-2007, perkiraan angka kejadian kanker anak (0-17 tahun) sebesar 9 per 100.000 anak, atau di antara 100.000 anak terdapat 9 anak yang menderita kanker. Pada anak usia 0-5 tahun angka kejadiannya lebih tinggi yaitu 18 per 100.000 anak, sedangkan pada usia 5-14 tahun 10 per 100.000 anak (Kemenkes Ditjen P2P)
Dari sekian banyak senyawa, xanthone merupakan senyawa anti kanker. Xanthone merupakan senyawa terbesar yang ditemukan pada famili Clusiaceae khususnya dari spesies Garcinia. Senyawa xanthone yang berhasil di peroleh dari tanaman manggis (Garciniamangostana), diantaranya á-mangostin telah terbukti bersifat sebagai anti kanker (Na, 2009).
Kulit manggis bermanfaat untuk kesehatan diantaranya adalah memiliki sifat anti-inflamasi. Kulit manggis mengandung anti inflansi atau peradangan yang merupakan proses perlindungan sel darah putih bersama senyawa kimia lain dalam melindungi tubuh dari infeksi benda asing, seperti bakteri dan virus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa xanthone dalam kulit manggis memiliki sifat anti-inflamasi pada tikus percobaan. Selain itu, α-mangostin pada kulit manggis mampu mencegah aktivitas enzim ciclooxigenase (COX), yaitu enzim penanda adanya inflamasi pada tubuh. (Tjahjaningtyas, 2011).
Selain sebagai anti-inflamasi, kulit manggis bermanfaat sebagai anti-bakteri. Setelah di teliti beberapa kali manfaat senyawa xanthone memperlihatkan bahwa xanthone bersifat sebagai antimikroba terhadap MRSA (methicillin resistant staphylococcus aureus) yaitu bakteri yang telah kebal terhadap obat antibiotik yang dapat menyebabkan infeksi parah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas xanthone dalam kulit manggis terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik metisilin. (Tjahjaningtyas, 2011)
Salah satu sayuran yang mungkin juga dapat disebut sebagai buah adalah waluh (labu kuning). Namun dalam penggunaannya belum dapat dimaksimalkan. Masyarakat biasanya hanya menjadikan waluh (labu kuning ) sebagai bahan untuk pembuatan kolak dan roti. Namun belum ada produk hasil kombinasi dari tepung waluh dan kulit manggis.
Waluh (labu kuning) mengandung gluten, gluten adalah campuran amorf dari protein yang terkandung bersama pati dalam endossperma beberapa sereali, terutama gandum, gandum hitan dan jelai. Gluten yang terkandung dalam tepung waluh cukup tinggi sehingga dapat dibuat produk makanan. Selain protein, komponen penyusun tepung waluh adalah karbohidrat, lemak, dan enzim. Komponen-komponen penyusun itulah yang dapat menentukan sifat fungsional adonan, maupun produk tepung yang dihasilkan serta supsensinya dalam air (Ripi, 2011).
Kandungan serat yang tinggi dalam labu kuning juga dapat membantu mengatasi dan mencegah masalah pencernaan seperti sembelit, sehingga BAB dapat menjadi lebih lancar. Manfaat labu kuning dalam menjaga kesehatan tulang diperoleh dari kandungan vitamin K yang cukup tinggi di dalamnya. Tak sampai di situ, labu kuning juga kaya akan vitamin C yang dapat membantu perkembangan tubuh serta perbaikan sel-sel dan jaringan tubuh.
Dari kedua produk tersebut dapat menghasilkan suatu produk berupa kue lumpur yang terbuat dari kulit manggis dan tepung labu kuning. Inovasi yang dikembangkan berupa makanan tersebut dapat di bekukan menjadi frozen food. Produk ini merupakan inovasi baru dalam konsumsi kulit manggis dan waluh secara praktis.
produk dalam keadaan frozen dan dapat dipasarkan ke seluruh Indonesia
Nama | : | Shabrina Difa Charisna Putri |
Alamat | : | Jalan Ovensari, Kadilangu, Baki, Sukoharjo |
No. Telepon | : | 087836625044 |