Tujuan laminasi tulang daun ialah membangkitkan kreativitas demi meningkatkan kemampuan berwirausaha dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat. Kegiatan ini dapat dijadikan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di bidang ekonomi akibat keterbatasan lapangan pekerjaan dan kurangnya kemampuan sumber daya manusia. Proses pembuatan yang mudah serta ketersediaan daun yang melimpah merupakan alasan kuat kegiatan ini mudah dilaksanakan. Kegiatan laminasi ini diawali dengan mencampurkan daun sirsak, srikaya, dan mahoni dengan larutan NaOH. Campuran ini kemudian direbus hingga daging daun dapat disikat. Menyikat daging daun harus dilakukan secara perlahan dan merendamnya dengan pemutih pakaian hingga warna tulang daun putih dan bersih. Selanjutnya, tulang daun yang telah bersih diberi pewarna menggunakan ekstrak pewarna alami. Langkah terakhir, tulang daun dilaminasi membentuk gantungan kunci sederhana.
Kata kunci: laminasi, perekonomian, tulang daun
Isu tentang permasalahan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi sudah menjadi perhatian utama di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah lapangan pekerjaan ataupun keterbatasan sumber daya alam yang belum tentu memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di lingkungan sekitar untuk dapat dikelola dan dijadikan sebuah usaha. Daun merupakan salah satu organ tanaman yang jumlahnya cukup melimpah di wilayah Indonesia, baik di kota, di pinggiran kota, maupun di pedesaan, sehingga dapat dijadikan bahan inovasi produk dalam meningkatkan kebutuhan ekonomi masyarakat.
Daun memiliki fungsi penting pada kehidupan tanaman karena menjalankan fungsi fotosintesis. Selain memiliki manfaat untuk tanaman itu sendiri, daun bermanfaat untuk organisme lainnya, khususnya manusia. Masyarakat memanfaatkan daun tertentu sebagai bahan masakan, minuman, bungkus makanan (Sari et al., 2019), obat (jamu) (Sumarni et al., 2019), kosmetik (Aburjai & Natsheh, 2003), pakan ternak (Cheema et al., 2011), pewarna alami tekstil (Kusumawati et al., 2018; Vankar et al., 2003) dan juga bahan kerajinan (Suryandari & Asmawi, 2017). Ada beberapa cara pemanfaatan daun sebagai kerajinan, yakni dijadikan sebagai daun kering yang utuh (herbarium kering) (An Nisaa et al., 2019) dan diambil tulang daunnya saja (Retnoningsih et al., 2021; Suryandari & Asmawi, 2017). Sementara selama ini, penyelesaian masalah mengenai sampah daun yang paling popular adalah dibakar, dikubur atau dijadikan pupuk. Hanya sedikit masyarakat yang sudah mengetahui penyelesaian masalahnya agar dapat menghasilkan bahkan meningkatkan ekonomi bagi masyarakat.
Kerajinan tulang daun bukan merupakan hal yang baru di Indonesia. Di salah satu perguruan tinggi di Semarang, yakni Universitas Negeri Semarang (UNNES) seringkali mengadakan pelatihan pembuatan kerajinan tulang daun sebagai bagian dari program eduwisata dari unit usaha “Rasendriya Kriya Tulang Daun” (Retnoningsih et al., 2021). Unit usaha yang telah didaftarkan sebagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kodya Semarang ini, memiliki potensi profitable dan dapat menjadi salah satu sumber pemasukan untuk kampus UNNES (Retnoningsih et al., 2021). Beberapa penelitian pengabdian serupa juga telah dilakukan baik melalui penelitian pengabdian dosen ataupun program kegiatan kuliah kerja nyata yang diikuti oleh mahasiswa (Agustine et al., 2021; Asra et al., 2020). Selain kepada masyarakat, pelatihan pembuatan kerajinan tulang daun juga dilaksanakan di tingkat sekolah menengah atas sebagai media pembelajaran (Anugrah et al., 2020; Astuti et al., 2021). Kegiatan pelatihan yang diberikan diharapkan mampu mengeksplor kreativitas masyarakat dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Produksi kerajinan tulang daun yang terus meningkat dari waktu ke waktu, perlu mendapatkan perhatian yang serius yakni untuk dikembangkan sebagai cara mengatasi permasalahan ekonomi. Kreativitas penciptaan seni dari tulang daun sangat dibutuhkan untuk menghasilkan produk-produk dengan nilai jual yang tinggi. Bertolak dari fenomena tersebut maka dibutuhkan penelitian yang berkelanjutan untuk menciptakan beberapa kreasi dari tulang daun, beserta teknik penyajiannya.
Pembuatan produk gantungan kunci dari tulang daun merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ekonomi masyarakat. Proses produksi gantungan kunci melalui prosedur yang ramah lingkungan apalagi ditambah dengan menggunakan pewarna alami yang diambil dari ekstrak beberapa bagian tanaman. Di sisi lain, pembuatan produk gantungan kunci dari tulang daun dapat dijadikan sebagai sarana untuk menunjukkan dan mengambangkan bakat pelajar terutama dalam bidang kewirausahaan dan bidang seni rupa terapan (applied art).
Nama | : | DAROHJATUL KHASANAH |
Alamat | : | JL PURWANDARU, DUSUN 5, MAJASARI, KECAMATAN BUKATEJA, KABUPATEN PURBALINGGA |
No. Telepon | : | 085876288911 |