Ecoprint adalah teknik cetak motif dengan menggunakan daun, batang, bunga, dan pewarna alam pada kain serat alam. Proses ecoprint menggunakan air hujan dengan bahan kimia yang juga berasal dari alam seperti batu tawas, soda abu, turkish red oil, dan cuka. Proses ini lebih ramah lingkungan dibanding proses printing yang umumnya menggunakan Industri tekstil umumnya menggunakan pewarna azo atau azo dye yang tergolong limbah yang sulit diuraikan dan dalam kadar tertentu dapat bersifat toksik dan karsinogenik.
Kabupaten Boyolali memiliki tanah yang subur dan dikelilingi tumbuhan liar yang bermanfaat untuk memproduksi ecoprint namun belum ada yang membuat ecoprint dari boyolali dan mengolahnya menjadi produk fashion. Disisi lain, di Desa Karanggeneng, Boyolali terdapat ibu penjahit rumahan yang sangat bertalenta namun hanya bergantung pada “permak” pakaian saja. Dengan menggabungkan kedua potensi ini, Panarima menciptakan produk ecoprint bernuansa anak muda dari Boyolali.
Adanya keinginan untuk terjun di dunia fashion yang tidak turut menyakiti bumi mempertemukan Panarima dengan ecoprint; sebuah teknik cetak alam menggunakan daun, akar, dan kayu asli sebagai motif dan pewarna pada pakaian yang kita pakai sehari-hari. Kabupaten Boyolali memiliki tanah yang subur dan dikelilingi tumbuhan liar yang bermanfaat untuk memproduksi ecoprint. Disaat Panarima mendalami teknik ini, Panarima dipertemukan dengan ibu penjahit rumahan yang sangat bertalenta namun hanya bergantung pada “permak” pakaian saja. Bagi Panarima, ini adalah kesempatan terbaik untuk mengolah potensi Boyolali untuk memproduksi ecoprint melalui tangan-tangan dari penjahit rumahan. Ketika seorang perempuan yang sudah berkeluarga memiliki pendapatan, ia cenderung mengutamakan kebutuhan anak seperti pendidikan, kesehatan, hingga hiburan. Hal ini sangat penting bagi pertumbuhan calon generasi muda di sekitar Panarima.
Ada dua alasan mengapa inovasi yang dilakukan Panarima menjadi unggul, yaitu:
1. Potensi Kota Boyolali untuk memproduksi ecoprint : Belum ada yang membuat ecoprint dari boyolali dan mengolahnya menjadi produk fashion
2. Ibu penjahit rumahan yang butuh pemasukan tambahan : Perempuan lulusan SMP dan SMA di RW 5 Kelurahan Karanggeneng ada 340 orang dari 781 perempuan (56,5%) atau 22% dari 1550 jumlah penduduk RW 5, dimana usia kerja 20-39 th ada 253 dari 340 orang perempuan. Ada yang bekerja dan tidak bekerja. Bagi yang tidak bekerja, mereka membutuhkan pemasukan tambahan sehingga ada yang menjadi penjahit rumahan, dimana hasil dari permak pakaian terlalu kecil, biasanya rp 3000 - rp 5000 per orang. Bagaimana mereka bisa mendapat pemasukan yang cukup baik apabila mereka tidak ada waktu untuk meninggalkan rumah atau mempromosikan skill/usaha mereka? dengan menciptakan produk pakaian ecoprint dari Boyolali lewat Panarima, mereka menerima bayaran jahitan Rp 25000 - 150000, sesuai produk yang dikerjakan.
Nama | : | Maya Dwi Pratita |
Alamat | : | Tegalmulyo RT 06 RW 05 Karanggeneng, Boyolali, Jawa Tengan 57312 |
No. Telepon | : | 087719197179 |