Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak akibat permasalahan gizi kronik, adanya infeksi dalam jangka waktu yang lama dan identik anak pendek. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mengatasinya, namun masih saja menjadi isu yang tak kunjung usai. Hal ini disebabkan persepsi masyarakat yang dianggap hanya sebagai faktor keturunan saja. Dari persepsi tersebut, berdampak pada pola asuh yang tidak adekuat dan menyebabkan status gizi anak tidak optimal. Masyarakat perlu dilibatkan untuk mendukung upaya pemerintah, salah satunya adalah dengan inovasi KEMBANG BONSAY MINI. Inovasi ini dibidang kesehatan dengan pendekatan pemberdayaan, yaitu sebuah aksi penguatan ketahanan pangan masyarakat melalui budidaya lele, ayam, kebon sayur untuk mengatasi stunting di Indonesia. Inovasi merupakan inovasi pengembangan, namun lebih kompleks yang meliputi pemberdayaan masyarakat; pemanfaatan sampah organik sisa dapur menjadi kompos; pengolahan limbah diapers anak untuk dijadikan pupuk cair organik dan media tanam; hasil dari budidaya lele, ayam dan kebun sayur menjadi bahan baku makanan bergizi bagi anak-anak di desa lokus stunting. Inovasi berbasis masyarakat ini dilakukan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat khususnya protein hewani dan nabati dengan memanfaatkan lahan kosong. Dalam kegiatan berkebun sayur, masyarakat menggunakan bahan bekas untuk dijadikan pot dan dirawat dengan pemberian pupuk organik dari hasil sisa dapur maupun limbah diapers. Dengan adanya KEMBANG BONSAY MINI diharapkan dapat membantu meningkatkan gizi serta dapat membantu mengatasi stunting.
Desa Jarum merupakan salah satu desa lokus stunting, dengan jumlah 49 anak balita mengalami stunting. Berbagai upaya telah dilaksanakan di Desa tersebut, mulai dari program rutin kelas ibu hamil, kelas pelatihan pemberian makanan tambahan bagi ibu balita, Posyandu aktif, adanya Rumah Desa Sehat (RDS), adanya Bina Keluarga Balita (BKB), kunjungan rutin kepada kelompok bersiko, sampai dengan pemberian bantuan kepada balita berisiko stunting maupun balita stunting. Namun berdasarkan pengamatan inventor dalam kajian kualitati di Desa tersebut ternyata stunting masih kuatnya persepsi masyarakat bahwa stunting terjadi karena faktor genetik dan masyarakat Desa Jarum identik lebih pendek dibandingkan dengan masyarakat di Desa lainnya. Dari persepsi tersebut, akhirnya semakin memperkuat pola pikir masyarakat yang berdampak pada sikap maupun perilaku masyarakat yang cenderung abai terhadap stunting, dan dampaknya sangat jelas berpengaruh terhadap pola pengasuhan anak yang tidak adekuat. Sehingga upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini tidak membuahkan hasil, dan kasus stunting di Desa Jarum semakin bertambah. Perlu ada upaya yang melibatkan masyarakat secara penuh melalui penguatan pengetahuan masyarakat dan peran aktif masyarakat dalam pemberdayaan untuk mendukung percepatan stunting.
Melihat kondisi tersebut, inventor mencoba menggali lebih dalam untuk membantu masyarakat dalam mengatasi stunting di Desa Jarum, dan berbekal inovasi awal yaitu Pupuk Popok Pepak (pengolahan limbah diapers untuk dijadikan media tanam dan pupuk organik cair) yang telah mendapatkan kemenangan dalam ajang Krenova Kabupaten Klaten Tahun 2023, maka inventor mengembangkan inovasi tersebut dengan menggabungkan berbagai inovasi maupun potensi lokal yang ada. Inovasi yang diusung ini adalah KEMBANG BONSAY MINI yaitu ketahanan pangan masyarakat melalui budidaya lele, ayam dan kebon sayur untuk mengatasi stunting di Indonesia berbasis masyarakat. Melalui potensi yang ada didesa yaitu kearifan lokal yang kental dalam budaya gotong royong dan banyaknya lahan kosong yang tak terpakai, inventor menggagas konsep bersama kelompok masyarakat untuk membuka lahan kosong dengan dijadikan kebon sayur yang dilengkapi dengan kolam lele dan kandang ayam. Kebon ditanami sayuran dengan menggunakan media taman dari kompos maupun inovasi pupuk popok pepak yang diletakkan di bekas botol air mineral, dan secara rutin diberi pupuk cari pupuk popok pepak dan kompos dari sisa sampah dapur. Hasil dari budidaya lele, ayam (daging dan telur), maupun sayur nantinya dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan makanan bagi balita berisiko stunting dan balita yang telah mengalami stunting. Pembuatan makanan tersebut akan dilakukan bersama-sama di Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) oleh kader-kader pemberdayaan yang telah terlatih dlaam menyiapkan makanan sehat. Balita diberi makan secara bersama sama, dan keluarga balita diberikan edukasi mengenai kesehatan maupun pola pengasuhan anak serta dampak stunting dimasa yang akan datang. Program berkelanjutan dengan evaluasi tumbuh kembang anak. Inovasi KEMBANG BONSAY MINI ini kedepan diharapkan dapat berkelanjutan dan masyarakat mampu memiliki secara penuh dan rasa tanggung jawab utuh dalam mendukung pemerintah untuk aksi percepatan penurunan stunting, dan dapat berubah persepsi masyarakat terkait stunting. Inovasi berbasis masyarakat ini merupakan salah satu model keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting di lini paling bawah yaitu Desa.
Inovasi ini sangat kompleks karena dalam satu lahan terdiri dari kebun sayur, kolam lele, kandang ayam yang dirawat dengan penuh cinta dan kasih sayang demi mengatasi permasalahan stunting melalui keterlibatan masyarakat dalam bentuk pemberdayaan masyarakat. Masyarakat menanam sayur dengan media tanam dari inovasi inventor yang berhasil memenangkan karyanya di ajang krenova tingkat Kabupaten Klaten pada tahun 2023. Media tanam diletakkan pada botol-botol bekas minuman mineral dan diberi pupuk hasil dari inovasi pupuk popok pepak (limbah diapers) dan sisa dapur dari rumah tangga serta kotoran ayam. Sedangkan lele dan ayam dibudidaya untuk mendapatkan daging dan telur ayam yang kaya dengan protein. Semua kegiatan dalam budidaya sayur, lele dan ayam berbasis kearifan lokal dan potensi yang ada di sekitar masyarakat sehingga kegitan dalam inovasi ini secara penuh berbasis masyarakat. Hasil dari budidaya tersebut seperti sayuran, ayam, telur ayam maupun lele digunakan sebagai bahan baku untuk membuat makanan bagi balita dengan risiko stunting maupun yang telah mengalami stunting. Kegiatan pemberian makanan pada balita tersebut rencana akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2023, dengan kurun waktu 1-2 bulan dimana dalam proses memasak makanan tersebut juga melibatkan kader yang telah terlatih dalam program pelatihan pemberian makanan tambahan bagi balita. Selama program pemberian makanan secara serentak, keluarga balita berisiko diajak bersama-sama untuk belajar pentingnya membersamai anak dalam masa tumbuh kembang anak melalui edukasi kesehatan. Selama program, balita berisiko juga terus dipantau tumbuh kembangnya. Sehingga keunggulan dari inovasi ini adalah adanya penguatan ketahanan pangan masyarakat melalui upaya pemberdayaan untuk mengatasi stunting dengan konsep KEMBANG BONSAY MINI. Selain itu dari segi biaya, inovasi ini relatif murah, mudah dan berdampak besar yaitu rasa saling memilliki, rasa empati terhadap keluarga balita maupun masyarakat terdampak stunting serta mampu menguatkan komunikasi dan kerjasama antar masyarakat dan dapat mempertahankan kearifan lokal di daerah tersebut.
Nama | : | Ratna Trisilawati |
Alamat | : | Inventor : Tegal Malohan RT 2 RW 3 Buntalan Klaten Tengah Kabupaten Klaten ; Anggota : RT 001 /RW 006 Pendem Jarum Bayat Klaten |
No. Telepon | : | 08888233335 |