Wirus Tribio (Wirausaha Sosial Trilogi Biomassa) menggalang kegiatan wirausaha di lingkungan masyarakat terbatas, dengan mengubah pola pikir masyarakat tentang sampah; dari masalah yang mengganggu, menjadi potensi ekonomi dengan cara mengorganisasikan penanggulangan masalah sampah, mengolah sampah organik menjadi pupuk dan pembenah tanah, sehingga menjadi bentuk kegiatan dan produk terkait persampahan yang menghasilkan bisnis. Cara yang dilakukan dengan menggabungkan produksi komposit olahan sampah organik, alat persampahan, jasa kebersihan; dengan kegiatan edukasi, training, dan mentoring; baik secara online maupun offline di lapangan.
Keunggulan inovasi: (1) selain memecahkan masalah sampah, meningkatkan kerjasama dan kepedulian sosial, serta menghasilkan semangat kewirausahaan warga; (2) dengan kerangka berfikir Trilbio (Trilogi Biomassa), sampah organik dapat diolah habis menjadi pupuk dan pembenah tanah; keras berkayu dijadikan arang, mudah busuk dijadikan Pupuk Organik Cair, dan tipe lunak dijadikan Pupuk Organik Padat; (3) pendekatan Sawo (Sak Wontenipun) yang fleksibel dapat disesuaikan dengan kemampuan anggota, ketersediaan bahan baku, peralatan, minat dan pilihan masyarakat sendiri; (4) penumbuhan dan penguatan komunitas pengelola sampah, kelompok peduli lingkunghan, dan pegiat urban farming.
Ujicoba prototipe di Rumah Kompos BSM tahun 2021, diperoleh hasil: (1) neraca bahan baku; volume sampah tertangani 301,5 ton; yang diolah 271,5 ton (90%) menjadi bahan baku; produk komposit yang dihasilkan 62,4 m3; dan sisanya 10% dikirim ke TPS terdekat, (2) neraca keuangan; pendapatan usaha sebesar Rp.55.400.000; belanja usaha Rp.31.389.500; surplus usaha sebesar Rp.24.010.500; rasio Output/Input sebesar 1,76; dengan demikian wirausaha sosial pengolahan sampah organik dengan kerangka berfikir Trilogi Biomassa (Wirus Tribio) terbukti menghasilkan dana bergulir yang surplus untuk terus mengembangkan kegiatan lebih lanjut.
Wirus Tribio adalah wirausaha pengolahan sampah organik yang dilatarbelakangi oleh: (1) masalah timbulan sampah daun dan ranting; akibat guguran daun, pangkasan pohon, pohon roboh dan tebangan pohon di wilayah Cilacap kota; (2) adanya kebutuhan pupuk organik untuk budidaya pertanian pada umumnya, hobi berkebun, penghijauan rumah dan lingkungan wilayah perkotaan, dan (3) belum tertanganinya timbulan sampah organik baik oleh masyarakat, maupun jangkauan jasa pelayanan persampahan oleh dinas terkait.
Pembuatan purwarupa wirausaha sosial pengolahan sampah organik pertama kali dirintis dan dikembangkan di Rumah Kompos BSM Subur Cilacap Jl. Melon RT.07 RW.08 Kelurahan Tambakreja, yang dilatarbelakangi penanganan sampah hanya ditangani oleh dinas teknis urusan persampahan dari unsur pemerintah daerah. Oleh karena itu, perlu melibatkan berbagai komponen masyarakat dalam penanganan sampah.
Adapun cara yang ditempuh adalah: (1) melakukan edukasi atau transfer pengetahuan secara masif online dan offline memanfaatkan teknologi internet dan android untuk membangkitkan kesadaran penanganan sampah, minimal menempatkan sampah pada tempat yang telah tersedia; (2) training keterampilan dan mentoring untuk melatih skill pengomposan, sebagai bentuk kepedulian atau empati terhadap masalah lingkungan, dan sosial pendidikan.
Kemudahan yang ditawarkan dalam mengolah sampah organik (biomassa) mengacu pada gagasan Trilogi Biomassa. Trilogi biomassa menggolongkan biomassa menjadi tiga. Biomassa keras berkayu dijadikan arang, biomassa yang mudah busuk diambil lindinya denga teknik fermentasi, dan biomassa yang mudah hancur tetapi tidak mudah busuk dijadikan kompos. Ketiga hasil olahan bahan organik ini disatukan kembali menjadi komposit pupuk organik dan pembenah tanah.
Kelebihan inovasi Wirus Tribio (Wirausaha Sosial Trilogi Biomassa) adalah sebagai berikut.
Memecahkan masalah sampah sampah organik dengan cara mengolahnya menjadi komposit pupuk organik pembenah tanah yang akhirnya menyisakan sampah organik hingga 0% (terolah habis).
Meningkatkan kerjasama dan partisipasi antara masyarakat, pemerintah, dunia usaha, akademisi dan media dalam memberitakan best practices atau contoh baik di masyarakat dengan pendekatan pentahelix.
Penawaran solusi atas tiga masalah sekaligus dalam satu paket: (1) penanganan masalah sampah organik; (2) sumbangsih solusi kebutuhan pupuk organik, pembenahan lahan pertanian untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah; dan (3) melakukan edukasi massif dan pelatihan keterampilan mengolah sampah organik melalui berbagai media, sehingga tumbuh kesadaran bersama hubungan Trilogi masalah sampah organik, masalah kesuburan tanah, dan masalah kapasitas berfikir Sumber Daya Manusia yang simpul atau jembatannya ada pada cara mengolah pikiran, dan di zaman ini setiap orang bisa belajar memanfaatkan teknologi internet dan android.
Pada pengolahan sampah organik menjadi pupuk dan pembenah tanah, menggunakan pendekatan Sawo (Sak Wontenipun) yang fleksibel sesuai pilihan masyarakat, sumber bahan baku, dan teknologi yang dipilih dengan mengacu pada pembakuan sistem Wirus Tribio.
Nama | : | Arief Suharyo |
Alamat | : | Jl. Semangka RT.05 RW.08, Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan |
No. Telepon | : | 0881 6611 281 |