Nilai impor beras tercatat terus meningkat seiring dengan bertambahnya tahun. Diversifikasi pangan direncanakan pemerintah sebagai upaya mengurangi nilai impor beras. Jenis umbi yang berperan penting dalam program tersebut diantaranya adalah ubi jalar ungu yang kaya akan nutrisi makro dan mikro. BPS Pati mencatat bahwa produksi ubi jalar pada tahun 2019 mencapai 638,00 ton. Senyawa antosianin didalamnya dikenal memiliki beragam manfaat sebagai antioksidan, antimutagen, antikarsinogen. Umbi garut juga diperkenalkan pemerintah sebagai bahan baku dengan nilai ekonomi tinggi yang mampu mendukung ketahanan pangan. Tepung dari umbi garut dinilai lebih unggul dibanding tepung jenis lain disebabkan karena kandungan protein yang tinggi dan bebas gluten. Hal tersebut menyebabkan pati garut lebih aman dikonsumsi pada beberapa kondisi, seperti intoleransi gluten, diet, diabetes, hipertensi, ASD.
Keunggulan-keunggulan bahan pangan lokal yang tak dapat diabaikan tersebut mendorong munculnya inovasi dalam mendukung program diversifikasi pangan. Inovasi Sereal COOPRIT dilakukan guna meningkatkan daya guna ubi ungu dan pati garut. Untuk selanjutnya, sereal COOPRIT dapat dikonsumsi oleh orang-orang dengan kebutuhan tertentu seperti pengidap seliak, diabetes, hipertensi, ASD.
Sereal COOPRIT hadir dengan kombinasi tepung ubi ungu dan pati garut melalui beberapa proses pengolahan. Dimulai dengan pengeringan, pembuatan kepingan sereal, formulasi sereal dan susu rendah lemak, hingga pengemasan.
Sereal COOPRIT yang dihasilkan memiliki rasa dan aroma ubi ungu yang khas, penampilan menarik, serta tekstur yang renyah. Pengujian dilakukan sesuai standar mutu sereal SNI 01-4270-1996 dan menunjukkan hasil meliputi kadar air antara 2,52 – 2,91 %; kadar abu 2,46 – 2,81 %; dan pH sebesar 5,77.
Ubi jalar merupakan bahan pangan dengan kandungan karbohidrat terbesar keempat setelah padi, jagung, dan ubi kayu. Produktivitasnya yang tinggi memungkinkan ubi jalar dikonsumsi sebagai makanan pokok pengganti nasi. Menurut BPS Kabupaten Pati produksi ubi jalar telah mencapai 638,00 ton pada tahun 2019. Ubi jalar memiliki peran penting dalam program pemerintah untuk diversifikasi pangan sebagai upaya menurunkan angka impor beras dan mengimbangi kebutuhan pangan masyarakat. Salah satu jenis ubi jalar yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah ubi jalar ungu. Warna ungu pada ubi jalar disebabkan oleh adanya zat warna alami yang disebut antosianin. Senyawa antosianin dapat berperan antioksidan dan penangkap radikal bebas, sehingga bermanfaat untuk mencegah penuaan, kanker, dan penyakit degeneratif. Selain itu, antosianin juga memiliki kemampuan anti mutagenik, anti karsinogenik, mencegah gangguan fungsi hati, dan anti hipertensi (Jusuf dkk,2008). Keberadaan senyawa antosianin sebagai sumber antioksidan alami di dalam ubi jalar ungu cukup menarik mengingat banyaknya manfaat dari kandungan antosianin. Menurut Sutanto (2015) ubi jalar ungu memiliki indeks glikemik kategori sedang yaitu sebesar 62,56 sehingga dapat bermanfaat sebagai makanan untuk mencegah resiko diabetes. Indeks glikemik merupakan ukuran yang menyatakan kenaikan gula darah setelah seseorang mengkonsumsi makanan yang bersangkutan (Rakhmawati, 2014). Pengolahan ubi ungu menjadi tepung menjadi salah satu upaya pengawetan serta peningkatan daya guna ubi ungu sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan (Karleen, 2010).
Umbi garut (Maranta arundinaceae L.) merupakan salah satu varietas umbi-umbian lokal yang menjadi sumber utama produksi pati garut. Menurut BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian), pada tahun 2019 produktivitas umbi garut mencapai 7,5 – 37 ton/ha. Besarnya produktivitas umbi garut juga meningkatkan kesediaan pati garut. Besarnya pasokan pati garut dapat dimanfaatkan dalam kreasi produk pangan seperti kue, roti, mie, dan lain sebagainya. Kelebihan pati garut yang tidak mengandung gluten menyebabkan pati garut aman dikonsumsi bagi penderita seliak atau intoleran gluten. Gluten adalah istilah protein kompleks tidak larut air yang tidak cocok bagi orang-orang dengan masalah kesehatan seperti penderita seliak, pengidap diabetes, ASD (Autism Syndrome Disease), hipertensi, dll (Fitri, 2022; Mutia dkk., 2022). Selain itu, pati garut juga mengandung serat, vitamin, dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh. Menurut penelitian Utami (2018), umbi garut memiliki indeks glikemik rendah yaitu sebesar 32 dengan perbandingan respon glukosa umbi terhadap glukosa murni sehingga mampu mengontrol kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes. Pati garut yang aman dan mudah dicerna dapat dikombinasikan dalam pengolahan pangan yang ramah untuk semua kalangan usia.
Banyaknya keunggulan dari ubi ungu dan pati garut tersebut mendorong munculnya inovasi Sereal COOPRIT. Sereal adalah makanan kekinian yang dapat menjadi alternatif menu sarapan sebagai pengganti asupan karbohidrat pokok bagi masyarakat Indonesia (Putri, 2020). Kombinasi tepung ubi ungu dan pati garut dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan hadirnya makanan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh dengan tetap mempertahankan penampakan dan cita rasa yang menarik. Sereal COOPRIT berpotensi menjaga kesehatan pencernaan, mencegah sembelit, memberikan efek anti mutagenik, anti karsinogenik, mencegah gangguan fungsi hati, anti hipertensi, dan mengontrol kadar gula darah.
Keunggulan Sereal COOPRIT dibandingkan dengan sereal lain adalah
Nama | : | Ani Dwi Rahayu, S.Pd. |
Alamat | : | Desa Bulumanis Kidul RT 003 RW 002, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah |
No. Telepon | : | 081225305806 |