Kerupuk atau krupuk merupakan makanan ringan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.  Data yang dilansir dari berita online (jatim.tribunnews.com) mengatakan bahwa konsumsi kerupuk Indonesia pada tahun 2019 mencapai 200 ton/hari. Variasi kerupuk bermacam-macam ada kerupuk ikan, kerupuk udang, kerupuk opak dan sebagainya. Kebutuhan kerupuk terus meningkat sehingga para pengusaha kerupuk mulai meningkatkan produksinya. Industri kerupuk tersebar di berbagai kabupaten dan kota Indonesia.

Salah satunya pengusaha kerupuk Opak yang bernama “ Oemah Opak” . Oemah Opak yang didirikan oleh Solikhin berlokasi di Cilacap dengan produksi opak per bulan sebanyak 12.000 lembar opak. Proses pembuatan opak dimulai dari pencampuran adonan, pengukusan hingga pengeringan. Oemah Opak saat ini berkerjasama dengan tim kami mulai tahun 2019 tentang peningkatan produksi kerupak yang sebelumnya mengalami kendala. Kendala yang sering dihadapi oleh pengusaha kerupuk  ada 2 yaitu tahap pengukusan dan pengeringan.

Menurut penuturan Solikhin mengatakan bahwa pada proses pengukusan adonan menjadi kerupuk opak membutuhkan wadah yang besar untuk kapasitas hasil yang banyak. Selain itu, kematangan hasil pengukusan opak kadangkala tidak merata. Pada proses pengeringan kerupuk sebagian besar pengusaha kerupuk masih mengandalkan sinar matahari dan membutuhkan lahan yang luas sehingga hasil baik dan buruk sangat dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Pernah mitra mengalami kerugian sebanyak 25.000 lembar atau sebesar Rp. 2.000.000,00 karena gagal penyinaran selama 1 minggu. Hal ini berdampak pada penurunan produktivitas dan tingkat kepercayaan konsumen.

Dengan adanya STEADER OVEN ini dapat mengatasi masalah yang sering dihadapi oleh pelaku usaha olahan UMKM seperti kerupuk, roti dan hasil tani. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha UMKM dan memungkinkan menambah lapangan pekerjaan.