Limbah hasil pertanian yang tidak digunakan secara maksimal akan mengganggu lingkungan. Sehingga dibutuhkan suatu cara agar dapat memaksimalkan limbah pertanian tersebut. Berbagai limbah hasil pengolahan bahan-bahan pertanian memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif pengganti batubara dan bahan bakar minyak (BBM). Bahan bakar alternatif tersebut meliputi bioetanol, biodiesel, biogas, dan biobriket. Bahan bakar altenatif merupakan sumber energi terbarukan. Penggunaan bahan bakar alternatif ini akan menjadi penting di saat batubara dan bahan bakar minyak telah mengalami penurunan produksi. Solusi dari permasalahan limbah pertanian menjadi bahan bakar alternatif, contohnya Bricket dan Biochar. Dalam permasalahan ini, dibuatlah “BERISIK” Bricket dan Biochar Bersilika Tinggi Dari Ampas Tebu dan Daun Jati. Briket adalah arang yang dari serbuk arang yang ditambah larutan perekat, kemudian dipress, yang akhirnya mempunyai bentuk, ukuran dan kerapatan tertentu, sehingga menjadi produk yang efisien dalam penggunaan sebagai bahan bakar. Biochar merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan arang berpori yang terbuat dari sampah organik yang ditambahkan ke tanah untuk menjaga kesuburan tanah. BERISIK dibuat menjadi arang 2in1 yang dapat digunakan di bidang rumah tangga maupun bidang pertanian. Setiap kilogram ampas dengan kandungan gula sekitar 2,5% akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Nilai bakar tersebut akan meningkat dengan menurunnya kadar air dan gula dalam ampas. Kelebihan ampas tebu yaitu mudah terbakar karena didalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga bila tertumpuk akan terfermentasi dan melepaskan panas. Briket dari ampas tebu akan lebih terjamin sebab bersifat renewable atau mudah diperbaharui.
Kata Kunci : Ampas tebu, Biochar, Bricket, Limbah pertanian
Penggunaan bahan bakar fosil yang semakin meningkat menyebabkan cadangan bahan bakar semakin lama semakin menipis. Akibatnya, dapat mengganggu alam dan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Energi alternatif menjadi salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan ketergantungan masyarakat terhadap kayu bakar, gas elpiji, dan minyak tanah adalah dengan pemanfaatan briket. Bricket dan biochar. Bricket adalah bahan bakar padat yang diperoleh dari bahan organik, limbah industri yang diolah dengan proses karbonisasi, dan dicetak dengan tekanan tertentu. Keunggulan bricket antara lain lebih murah dan ekonomis, panas yang tinggi dan kontinu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama, ramah lingkungan karena diolah tanpa menggunakan bahan kimia. Selain itu penggunaan biochar/arang limbah pertanian sebagai bahan pembenah tanah alternatif. Biochar mampu bertahan lama di dalam tanah atau mempunyai efek yang relatif lama terhadap serangan mikroorganisme, sehingga proses dekomposisi berjalan lambat (Tang et al. 2013). Biochar merupakan bahan padatan kaya karbon yang terbentuk melalui proses pembakaran bahan organik atau biomasa tanpa atau dengan sedikit oksigen (pyrolisis) pada temperatur 250-500°C. Berbeda dengan bahan organik, biochar stabil selama ratusan hingga ribuan tahun bila dicampur ke dalam tanah dan mampu mensekuestrasi karbon dalam tanah (Lehmann 2007; Renner 2007; Fraser 2010;). Biochar terbukti efektif dalam menurunkan kemasaman tanah pada lahan kering masam yang banyak ditemui di Indonesia. Biochar juga mampu mengurangi pencucian pestisida dan unsur hara yang berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan. Sumber biochar terbaik adalah limbah organik khususnya limbah pertanian.
Limbah pertanian Bahan bakar alternatif merupakan bahan bakar yang dapat digunakan sebagai energi alternatif dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat di kehidupannya. Berbagai aktivitas masyarakat sebagian besar ditopang dari pemanfaatan minyak bumi sebagai sumber energi utama. Mulai dari rumah tangga sampai industri. Sebagian besar kendaraan roda dua atau roda empat memerlukan bensin sebagai bahan bakar, keperluan memasak di dapur memerlukan minyak tanah dan gas sebagai bahan bakar. Melalui sumber energi tersebut industri di dunia ini berkembang dan menopang segala sisi kehidupan (Mohanty dan Abdullahi, 2016).
Tanaman tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis termasuk Indonesia. Luas areal tanaman tebu di Indonesia mencapai 344.000 hektar dengan kontribusi utama adalah di Jawa Timur (43,29%), Jawa Tengah (10,07%), Jawa Barat (5,87%), dan Lampung (25,71%). Pada umumnya, tebu diolah menjadi gula di pabrik gula dan menghasilkan hasil samping yang berupa ampas tebu. Ampas tebu sering disebut dengan bagasse. Biasanya, ampas tebu sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan kompos serta sebagai bahan bakar ketel pada pabrik gula . Komposisi kimia ampas tebu meliputi air 48-52%; abu 3,82%; lignin 22,09%; selulosa 37,65%; pentosan 27,97%; silika 3,01%; dan gula pereduksi 3,3%. (Husada, T.I., 2008). Ampas tebu, selama ini hanya dianggap sebagai limbah, namun hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan, pemanfaatan ampas tebu dapat dijadikan bahan bakar
4
minyak (Husada, T.I., 2008) Potensi bahan baku biochar tergolong melimpah yaitu berupa limbah sisa pertanian, terutama yang sulit terdekomposisi atau dengan rasio C/N tinggi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan solusi berupa “BERISIK” Bricket dan Biochar Bersilika Tinggi Dari Ampas Tebu dan Daun Jati” dengan memanfaatkan limbah pertanian, seperti ampas tebu dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari bau yang tidak enak dan dapat meningkatkan hasil panen karena mengandung unsur hara esensial seperti pentosan.
Adapun keunggulan dari “BERISIK” adalah :
1. Lebih efektif karena mudah dibuat dan digunakan.
2. Menggunakan bahan-bahan yang mudah untuk didapatkan.
3. Mampu menjadi alternatif bahan bakar guna meminimalisir sumber energi tak terbarukan.
4. Nyala api yang lama.
5. BERISIK sebagai arang 2in1, yaitu dapat dibuat di kegiatan dapur sebagai alternatif bahan bakar gas, dan dapat digunakan di kegiatan pertanian untuk menetralkan pH tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.
Nama | : | Ahmad Edi Darmawan |
Alamat | : | l. AKBP Agil Kusumadya No.2, Cobowo, Ploso, Kec. Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59348 |
No. Telepon | : | 085700360607 |