Eceng gondok atau Eichornia crassipes merupakan tumbuhan air tawar yang dikenal sebagai hama dan dipandang rendah oleh masyarakat. Tanaman berumur perennial yang mengapung jika airnya dalam atau berakar jika airnya dangkal. Tanaman ini termasuk tanaman yang cepat berkembang biak karena 10 tanaman eceng gondok, dapat menjadi 600.000 tanaman baru dalam kurun waktu kurang dari 8 bulan saja.
Eceng gondok dapat menghalangi cahaya matahari dan oksigen sehingga makhkuk hidup yang ada dibawahnya bisa mati. Perairan bisa menjadi dangkal karena endapan yang disebabkan oleh eceng gondok. Nelayan juga terganggu oleh eceng gondok karena menghambat pekerjaannya saat mencari ikan.
Inovasi parfum eceng gondok dapat menjadi salah satu pengendalian hama eceng gondok. Penggunaan eceng gondok sebgai pengganti alkohol dalam bahan baku parfum. Yaitu dengan mengubahnya menjadi bioetanol melalui 5 proses. Pertama, pre-treatment (mencuci - mengeringkan eceng gondok). Kedua, hidrolisis (merendam eceng gondok dengan natrium hidroksida - HCl). Ketiga, fermentasi selama 7 hari. Keempat, destilasi (penyulingan) dan Langkah terakhir absorpsi (penyerapan).
Hasil dari inovasi ini adalah produk parfum dengan bahan baku dari eceng gondok yang ramah lingkungan. Parfum ini mengandung bioetanol dengan kadar alkohol 71,36% yang sudah bisa digunakan sebagai pelarut essence. Perbandingan bioetanol dan essence pada parfum adalah 40% banding 60%. Kami memilih perbandingan ini karena essence terlarut sempurna dalam bioetanol. Parfum kami memiliki bau yang kuat dengan daya tahan aroma selama 3- 5 jam. Inovasi ini, dapat menambah lapangan kerja bagi masyarakat, mengurangi hama eceng gondok serta melancarkan ekosistem di sekitar.
Keyword : Parfum, Eceng Gondok, Bioetanol, Destilasi
Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tumbuhan air yang tumbuh di rawa-rawa, danau, waduk dan sungai yang alirannya tenang. Penyebaran tumbuhan eceng gondok sangat cepat sehingga tumbuhan eceng gondok dianggap sebagai tumbuhan gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dikatakan sebagai gulma di air karena dapat menutupi permukaan air dan mengancam kehidupan yang ada di bawahnya, kemudian dapat menimbulkan masalah pada lingkungan. Eceng gondok adalah tumbuhan yang sangat kuat dan mampu beradaptasi di hampir semua lingkungan. Tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi air yang ekstrem. Mulai dari ketinggian air, kecepatan arus air, jumlah nutrisi di air, pH dan temperatur. Bahkan eceng gondok juga dapat bertahan dari berbagai jenis racun serta zat kimia berbahaya yang terkandung dalam air (pencemaran air). Selain merugikan karena cepat menutupi permukaan air, eceng gondok juga dapat bermanfaat sebagai salah satu tumbuhan air yang mampu menyerap zat organik, anorganik serta zat kimia lain yang terkandung dalam perairan. Tanaman eceng gondok belakangan dikategorikan sebagai hama karena dianggap mengancam ekosistem dengan menurunkan jumlah spesies asli dan menimbulkan dampak negatif pada aspek sosial ekonomi seperti pendangkalan perairan, rusaknya habitat perikanan serta menjadi salah satu faktor terjadinya banjir dengan peluapan air sungai. Eceng gondok merupakan tanaman yang tumbuh subur pada daerah perairan. Pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia (anthropogenic) seperti aktivitas pertanian dan peternakan maupun aktivitas rumah tangga. Pengayaan kandungan nitrat dan phospat pada perairan merupakan dampak meningkatnya pertumbuhan eceng gondok. Selain proses tumbuhnya yang begitu cepat, tumbuhan Eceng Gondok juga tahan terhadap perubahan air, baik itu arus air, temperatur, ketersediaan nutrien maupun pH dan bahkan racun-racun yang berada dalam air. Untuk itu tumbuhan ini sering kita temui di sungai, danau, tempat penampungan air baik itu yang dangkal dan lain sebagainya. Perlu diketahui salah satu faktor penyebab cepatnya pertumbuhan adalah air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama kaya akan potasium, fosfat dan nitrogen. Eceng gondok di anggap sebagai tanaman yang merugikan bagi nelayan dan petani, karena Eceng gondok menghalangi nelayan ketika mencari ikan, dan merugikan petani pada bidang pertanian karena kumpulan Eceng gondok yang tertiup angin di jadikan alat trasportasi bagi tikus sehingga menjadi hama ketika Eceng gondok yang berisi tikus tersebut berhenti di area persawahan petani, tertutupnya permukaan air oleh tanaman eceng gondok mengakibatkan aktivitas transportasi air seperti perahu nelayan dan penumpang terganggu. Tanaman eceng gondok dapat tersangkut pada baling-baling kapal ataupun dayung.Hasil dari inovasi ini adalah produk parfum dengan bahan baku dari eceng gondok yang ramah lingkungan. Parfum ini mengandung bioetanol dengan kadar alkohol 71,36% yang dimana sudah bisa digunakan sebagai pelarut essence.Perbandingan bioetanol dan essence pada parfum adalah 40% banding 60%. Kami memilih perbandingan ini karena essence terlarut sempurna dalam bioetanol. Parfum kami memiliki bau yang kuat dengan daya tahan aroma selama 3 sampai 5 jam. Dengan adanya inovasi ini diharapkan juga dapat berdampak baik bagi masyarakat dan lingkungan. Karena inovasi ini, dapat menambah lapangan kerja bagi masyarakat, memudahkan nelayan untuk mencari ikan, mengurangi hama eceng gondok serta melancarkan ekosistem di sekitar. Keyword : Parfum, Eceng Gondok, Bioetanol, Destilasi
Keunggulan inovasi dari pembaharuan baru yang kami tawarkan yaitu berupa produk parfum ramah lingkungan atau eco-friendly. Dengan menggunakan eceng gondok kami turut berupaya dalam mengurangi hama lingkungan, khususnya di daerah pesisir pantai Batang. Serta, dapat mengolahnya menjadi inovasi produk yang memiliki nilai jual. Kadar bioetanol yang dihasilkan oleh eceng gondok cukup tinggi, sehingga dapat menggantikan penggunaan alkohol kimia di dalam parfum. Penggunaan bioetanol merupakan sarana yang tepat untuk mengatasi penggunaan senyawa kimia khususnya alkohol dalam campuran parfum. Bioetanol digunakan sebagai bahan pelarut dan pengikat bahan esensial. Tujuannya adalah agar aroma parfum lebih tahan lama. Selain itu, pemanfaatan aroma esensial menggunakan bahan tumbuhan yang mudah dijumpai di daerah Batang. Seperti tanaman kakao, limbah melati, sereh, dan kayu manis. Bahan – bahan yang kami ambil merupakan pemanfaatan sumber daya alam di daerah Batang yang harga jualnya murah. Inovasi produk parfum dari eceng gondok jika dibandingkan dengan parfum kotoran sapi, memilki keunggulan pada pandangan masyarakat terhadap kesan pertama ketika hendak menggunakan parfum tersebut. Pada parfum yang berasal dari kotoran sapi,beberapa orang ada yang merasa ragu terhadap penggunaaannya terutama jika diaplikasikan pada kulit. Hal ini disebabkan bahan dasarnya berasal dari kotoran sapi yang tentunya memilki bau yang khas kotoran. Oleh karena itu, ada beberapa orang yang ragu menggunakannya meskipun sudah diolah. Berbeda dengan parfum dari eceng gondok yang kami produksi. Bahan dasar berasal dari tumbuhan yang tidak memiliki bau sehingga membuat masyarakat tidak ragu untuk menggunakan bahkan pada kulit.
Nama | : | Nabilla Prastika Ardiningrum |
Alamat | : | Jl. Ki Mangunsarkoro Kel No.8, Dracik Kembang, Proyonanggan Sel., Kec. Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah 51216 |
No. Telepon | : | 085229229063 |