Di era revolusi industri 4.0 ini, kebutuhan manusia semakin meningkat. Salah satu kebutuhan primer yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia adalah cahaya. Urgensi cahaya dalam kehidupan manusia, antara lain mempermudah interaksi antarmanusia maupun interaksi antara manusia dengan lingkungan, membantu mempersepsikan secara visual objek-objek yang ada di sekitar manusia, dan sebagai penerangan agar mempermudah manusia mengamati objek maupun fenomena yang ada. Sumber cahaya yang digunakan oleh sebagian besar manusia untuk memudahkan aktivitas, yaitu adalah lampu. Dewasa ini, selain digunakan sebagai sumber pencahayaan, lampu juga digunakan sebagai hiasan/pajangan.

Selaras dengan era revolusi industri 4.0, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencetuskan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) sebagai kesepakatan pembangunan global. SDGs merupakan pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. SDGs sendiri mencakup 3 pilar, yaitu pilar ekonomi, sosial, dan masyarakat. Terdapat 17 tujuan SDGs, salah satunya pada tujuan 13, yaitu mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. Sejalan dengan tujuan 13 tersebut, meningkatnya isu global warming juga mengharuskan seluruh manusia di dunia dapat menghemat energi, menggunakan energi dan produk yang ramah lingkungan, dan mampu mengurangi serta mendaur ulang berbagai limbah.

Akhir-akhir ini, peristiwa kebakaran sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Penyebab terjadinya kebakaran pun bervariasi, antara lain kebocoran gas dan hubungan arus pendek. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memperkirakan penyaluran gas melalui jaringan gas (jargas) di beberapa wilayah masih menunjukkan kebocoran (losses) hingga 10 persen. Kebocoran gas tersebut menyebabkan kebakaran yang merugikan, baik menimbulkan korban jiwa maupun kerugian secara finansial. Selama ini sekitar 40% penyebab kebakaran diakibatkan adanya hubungan arus pendek, tidak jauh berbeda dengan kebocoran gas, hubungan arus pendek juga menyebabkan kebakaran yang menimbulkan banyak kerugian, baik menimbulkan korban jiwa maupun kerugian secara finansial.

Berdasarkan uraian di atas, dibutuhkan inovasi sumber pencahayaan yang memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai sumber cahaya, hiasan/pajangan, alarm kebakaran serta pendeteksi gerakan. Oleh karena itu, inventor membuat inovasi "MODEL" yang portable, multifungsi, mudah digunakan dan ramah lingkungan.

Produk “MODEL” memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

1. Menggunakan sensor gas sehingga mampu mendeteksi kebocoran gas agar tidak terjadi kebakaran
2. Menggunakan sensor infrared, sehingga mampu mendeteksi berbagai pergerakan dengan jangkauan hingga 3 m
3. Menggunakan bahan ramah lingkungan sebagai bahan pembuatan packaging, yaitu stick es krim
4. Warna lampu bisa berubah-ubah menyesuaikan kondisi/suara
5. Menggunakan saklar sentuh, sehingga mode lampu bisa divariasikan sesuai keinginan
6. Terkoneksi melalui android, sehingga bisa diatur penggunaannya secara jarak jauh juga terdapat notifikasi ke android via telepon jika terdeteksi asap/kebocoran gas/pergerakan orang asing
7. Menggunakan sensor cahaya, sehingga bisa menyala otomatis ketika berada dalam keadaan gelap dan sebaliknya
8. Terdapat fitur pengaman listrik ketika terjadi kebakaran