Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata yang tinggi sepanjang tahun. Dengan keadaan tersebut Indonesia memiliki berbagai macam tumbuhan yang tersebar diseluruh pelosok negeri. Dengan banyaknya tanaman yang ada di Indonesia, tak semua masyarakat mengetahui nama dan manfaat dari tanaman tersebut.
Seluruh tanaman memiliki manfaat yang sebenarnya bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari baik untuk dimanfaatan untuk bidang kesehatan, bahan masakan maupun digunakan sebagai obat tradisional. Salah satunya yaitu bunga telang yang memiliki nama latin (Clitoria ternatea ). Banyak masyarakat yang hanya tau bahwa bunga telang atau yang biasa disebut dengan bunga biru digunakan untuk tanaman hias saja, namun pada faktanya bunga ini memiliki beberapa kandungan yang bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan.
Bunga telang (Clitoria ternatera ) masuk ke dalam keluarga Fabaceae atau polong polongan dan termasuk ke dalam divisi Spermatophyta yang berarti merupakan tumbuhan berbiji. Tanaman ini memiliki tinggi batang antara 20 – 90 cm dengan bunga disetiap tangkainya antara 1-2 katup.
Menurut Budiasih tahun 2017 Bunga telang mengandung beberapa senyawa fitokimia, antara lain yaitu tanin, flobatanin, karbohidrat, saponin, triterpenoid, fenolmfavanoid, flavanol glikosida, protein, alkaloid, antrakuinon, antisianin, stigmasit 4-ena-3,6 dion, minyak volatil dan steroid. Sedangkan untuk komposisi asam lemak meliputi asam palmitat, stearat, oleat lonoleat, dan linolenat. Biji bunga telang juga mengandung asam sinamat, finotin dan beta sitosterol.
Menurut Dalimartha pada tahun 2008 bunga telang memiliki beberapa nama yang berbeda disetiap daerahnya, seperti pada daerah Sumatera disebut bunga biru, bunga kelentit, bunga telang. Di Jawa disebut kembang teleng, menteleng. Di Sulawesi disebut bunga talang, bunga temen raleng, dan di Maluku disebut bisi, seyamagulele.
Bunga telang memiliki sejumlah manfaat yang bisa dimanfaatkan, salah satunya yaitu untuk mengatasi depresi atau sebagai anti depresan. Hal ini dikarenakan pada beberapa penelitian yang mengekstrak bunga telang dengan etanol menyatakan bahwa bunga telang mengandung senyawa asam linolenat dan palmiat. Dimana asam linolenat adalah lemak omega3 esensial yang bisa mengontrol kolesterol dalam darah dan berfungsi sebagai pelindung sistem saraf dari kerusakan. Sedangkan asam palmiat merupakan senyawa yang mirip dengan asam linolenat yang memiliki sifat antioksidan dan sudah terbukti memiliki sifat anti depresan.
Pada saat pandemi seperti ini banyak masyarakat yang mengalami beberapa permasalahan, hal ini disebabkan karena perubahan situasi atau kondisi yang terjadi secara mendadak. Dari masyarakat yang biasanya beraktivitas diluar ruangan dan dapat melakukan kegiatan sosial dengan bebas akan tetapi secara mendadak muncul wabah yang mengakibatkan segala kegiatan diluar ruagan harus diminimalisir dan dihentikan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
Dengan adanya pandemi seperti ini, masyarakat dituntut untuk tetap berada dirumah dan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh para pakar kesehatan, baik pakar kesehatan Internasional maupun pakar kesehatan Indonesia.
Menurut pernyataan Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa RSUD Banyumas pada 9 Oktober 2020 bahwa ada peningkatan kasus depresi, 57,6 persen di era pandemi ini. Hal ini disebabkan karena masyarakat kehilangan rasa senangnya. Dan masyarakat harus beradaptasi dengan suasana baru, akan tetapi tidak semua masyarakat dapat beradaptasi dengan suasana baru tersebut sehingga akhirnya mengalami depresi. Dan menurut salah satu dokter spesialis kejiwaan di RSUD Banyumas, dr Basiran mengatakan jika prevalensi untuk gangguan jiwa di masyarakat secara normal sebelum pandemi berkisar 11,6 %. Namun disaat pandemi, jumlahnya meningkat menjadi 57,6 %. Banyak sekali cara untuk mengatasi atau meringankan depresi, salah satunya yaitu yang dilansir dari dokter Ditta, Ciputra Medical Center, mengurangi depresi dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi permen. Terdapat banyak sekali jenis permen, salah satunya yaitu permen keras atau Hard Candy.
Permen keras atau yang bisa disebut juga sebagai Hard Candy merupakan salah satu permen non kristalin yang rnemiliki tekstur keras, penampakan mengkilat dan bening. Bahan utama dalam pembuatan perrnen jenis ini adalah sukrosa, air dan sirup glukosa. Sedangkan bahan tambahannya adalah flavor. pewarna, dan zat pengasam.
Menurut yang dilansir dari Halodoc bahwa makanan manis mampu membuat otak melepaskan hormon serotonin dan membantu menstabilkan suasana hati hingga mencegah depresi. Makanan manis juga bisa mengaktifkan pusat kesenangan di otak, meningkatkan produksi hormon dopamin, sehingga dapat membuat seseorang merasa bahagia setelah mengonsumsinya.
Terkait masalah tersebut maka peneliti mencoba untuk membuat permen keras atau hard candy dari bunga telang yang bermanfaat sebagai anti depresan. Hal ini didasari oleh terkandungnya senyawam asam linolenat dan asam palmiat dalam bunga telang yang terbukti dapat bermanfaat sebagai anti depresan. Dan permen sendiri dapat meningkatkan mood serta mengurangi depresi.
Oleh karena itu peneliti dalam penelitian ini bertujuan agar dapat mengurangi dan meminimalisir depresi disaat pandemi. Keberadaan bunga telang pun mudah dijumpai karena tanaman ini merupakan tanaman tropis yang dapat hidup dimanapun dan cara pembudidayaannya pun mudah. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini pun praktis dan mudah dibawa kemanapun. Sediaan bunga telang dalam bentuk permen ini merupakan cara inovasi baru karena belum ada produk sejenis.
Nama | : | Syifa Alya Syaharani |
Alamat | : | Jl. Kajar Utr Lap. Tulis 15, RT 01 RW 02 Ds. Selopuro Kec. Lasem Kab. Rembang |
No. Telepon | : | 082184811386 |